My Crazy Wife

1943 Kata
Jari telunjuk Bella menelusuri garis tegas rahang Syauqi dengan gerakan pelan, matanya terlihat bahagia serta senyumannya juga ikut terbit. Menatap suaminya yang sedang tertidur pulas membuat Bella tidak sanggup untuk membangunkannya. Sesekali Syauqi menggeliat merasakan kenyamanan saat ada yang membelai wajahnya. Mata laki-laki itu terpejam rapat saat rambutnya di elus pelan. Bella sangat tahu bagaimana membuat pria merasakan kenyamanan saat ia sentuh. "Erhh.." erang Syauqi saat merasakan hangatnya hembusan napas Bella di lehernya. Gadis itu tengah menggelamkan sebelah kepalanya dileher Syauqi. "Kamu bakal suka sama aku, nantinya," bisik Bella pelan tepat disebelah telinga Syauqi lalu menggigit kecil daun telinga Syauqi. Masih dalam keadaan setengah sadar. Syauqi perlahan membuka matanya. Ia bisa merasakan ada tangan yang melingkar di dadanya. Kepalanya langsung menoleh kesamping. Lima detik berikutnya, Syauqi baru sadar. "Bella, ngapain?" tanya Syauqi dengan suara paraunya seraya memperjelas matanya dengan cahaya lampu yang menyala. "Bangunin kamu, sayang," balas Bella lembut. Tangannya mengusap pelan perut Syauqi. "Jam berapa?" Syauqi langsung merubah posisinya jadi menghadap Bella. "Masih jam empat pagi," jawab Bella. Bella dapat melihat bahwa mata Syauqi ingin terpejam lagi. "Bentar lagi subuh, katanya mau ngajarin aku ngaji," ujar Bella dengan suara manjanya. Syauqi masih diam. Dengan mata yang setengah terbuka. Ia tahu istrinya ini akan selalu menggodanya. Lihatlah Syauqi bisa merasakan tangan Bella perlahan berpindah untuk menyentuh rahangnya kembali. Dan kenapa Bella bisa bangun sepagi ini? "Bella, jangan gitu," gumam Syauqi. Tangannya langsung mengambil jemari Bella agar tidak membelai rahangnya. "Kenapa, sayang?" tanya Bella pelan. Syauqi tidak menyahut, bibirnya terkatup rapat dan matanya setia menatap mata indah Bella. Istrinya benar-benar cantik dan menggoda imannya. Apalagi saat Bella memanggilnya dengan sebutan sayang dibumbui nada s*****l pula. Dengan cepat Syauqi mengangkat kepalanya lalu tangannya sebagai penyangga bagian kepala sampingnya. Matanya menatap Bella dengan dalam yang sedang berada dibawahnya. "Kamu cantik, Bella. Tapi iman aku masih kuat!" Setelah mengucapkan itu Syauqi langusng bangun dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Meninggalkan Bella yang terdiam membisu. Ia pikir Syauqi akan melakukan sesuatu padanya setelah digoda. Ternyata ia salah besar, pria itu tetap menolaknya. "Sabar, Bella!" "Sedikit lagi dia bakal luluh sama kamu!" "Dia cowok yang sangat menantang!" "LO PASTI BISA!" *** "Alif, ba, ta, tsa, jim, kha, kho..." Telunjuk Bella terus berjalan mengarah pada huruf-huruf hijaiyah di buku iqro di depannya. Disamping kanannya ada Syauqi yang tengah mengamati bacaan Bella. Pria berbaju koko putih itu tersenyum tipis melihat bacaan Bella benar dalam penyebutannya. Tadi Syauqi sudah menanyakan bahwa Bella tidak bisa mengaji. Maka dari itu Syauqi akan mengajarkan dari awal yaitu mengenal huruf-huruf arab terlebih dahulu. Sebenarnya gadis itu bisa menjadi seorang gadis yang sangat sholehah. Bahkan bisa menjadi seorang penghafal al-qur'an. Namun, akibat kurang diperhatikan Bella menjadi seperti itu. "Ciee merhatiin aku, ya?" goda Bella. Telunjuknya tepat mengarah di depan wajah Syauqi. Mata Syauqi langsung mengerjap. Menatap Bella dengan jengkel, namun jauh di dalam hatinya Bella sangat cantik saat mengenakan mukena putih. Seandainya Bella adalah gadis yang sangat sholehah sudah dipastikan Syauqi akan sangat jatuh cinta padanya. "Tu kan, kamu suka ya sama aku?" kata Bella lagi dengan wajah gemasnya. Sedikit memajukan wajahnya di depan Syauqi. "Gak jelas!" ketus Syauqi sambil mendorong dahi Bella dengan telunjuknya. "Jadi gimana bacaan aku?" tanya Bella. "Bagus." "Yey, terus aku dapat apa?" "Permen!" Bibir Bella mengerucut sebal, hatinya begitu dongkol. Dan itu membuat Syauqi menahan senyumannya. Sedikit menyukai ketika melihat gadis itu kesal. "Baca shadaqallahuladzim dulu," titah Syauqi. "Shadaqallahuladzim." Dengan setengah hati kesal, Bella menutup buku iqra. Lalu berdiri meletakkan kembali buku tersebut pada tempat semula. "Kamu mau apa?" akhirnya Syauqi bertanya dan itu membuat Bella yang melepas mukenanya mendadak memutar badan menatap Syauqi. "Mau jalan sama kamu hari sabtu, ke pantai. Mau kan?" Bella bertanya dengan raut wajah penuh pengharapan. Gadis itu akan meminta langsung tanpa basa basi. Syauqi yang meletakkan baju kokonya digantungan balik pintu melirik sekilas pada Bella lalu menganggukkan kepalanya dua kali, membuat Bella tersenyum lebar. "Makasih sayang!" *** "Syauqi stop dulu!!" Bella menghadang motor Syauqi yang ingin keluar dari parkiran apartemen. Kedua tangannya terentang, matanya menyorot pada mata Syauqi dibalik helm fullface milik pria itu. "Mobil aku mogok. Aku ke kampusnya bareng kamu, ya?" kata Bella terdengar memelas sambil menunjuk mobil merahnya di sudut apartemen. Syauqi yang dihadang seperti itu sontak langsung mematikan motornya. Menatap datar pada Bella seraya menghela napas panjang. Bisa mati dirinya jika ke kampus bersama Bella. "Boleh, ya?" lagi, Bella tetap merayu. "Gak!" Satu kata itu membuat Bella mendengus kesal sekaligus bahunya turun. Matanya kembali melihat Syauqi yang  mengeluarkan ponsel dari saku celana jeansnya. "Syauqi, aku bareng kamu ya naik motor ke kampus," ucap Bella lagi, gadis itu beralih untuk berdiri disebelah Syauqi. Syauqi membuka helmnya, menoleh pada Bella disampingnya. Ia tahu bahwa Bella akan merayunya. "Minta jemput temen kamu, bisakan?" balas Syauqi. "Sama kamu aja ya, aku mau sama kamu!" kata Bella lagi tetap bersikeras untuk nebeng pada Syauqi. Ada helaan napas kesal dari mulut Syauqi. "Kalo aku sama kamu ke kampus, semua orang bisa curiga, Bella! Kamu gak lupa sama peraturan pernikahan kita kan?" Bella menggeleng kecil. Mana mungkin ia bisa lupa dengan peraturan itu. Sebenarnya Bella hanya ingin orang-orang di kampus bisa melihatnya bersama Syauqi. Menunjukkan bahwa Bella bisa membuat iri satu kampus, karena kedatanganya bersama Syauqi. "Mobil kamu beneran mogok?" tanya Syauqi sedikit curiga pada Bella. "Iya, kalo gak percaya sana idupin!" ketus Bella. Lagi, Syauqi menghela napas. Ia turun dari motornya sambil mengecek ponsel di tangannya. "Kamu ngapain sih?" tanya Bella penasaran melihat gestur Syauqi yang tampak menunggu seseorang. Bukannya menjawab, Syauqi malah diam dengan wajah datarnya. Dan itu membuat Bella kesal. Suaminya sangat pelit berbicara. "Mas Syauqi, ya?" tanya seorang tukang ojek online yang baru saja tiba. "Iya." Hati Bella mendadak panas. Bisa-bisanya Syauqi memesan ojek online untuk dirinya. Padahalkan Bella ingin bersama Syauqi. Suami macam apa itu? "Naik ojek aja!" kata Syauqi pada Bella. "Suami durhaka!" bentak Bella sambil menatap jengkel, ingin rasanya mencakar habis wajah tampan Syauqi. Syauqi diam, ia mengedikkan bahunya pada Bella sambil berbicara lewat mata untuk segera naik ke motor tukang ojek. Namun, Bella tetap bergeming ditempat, membuat Syauqi menghela napas. "Tunggu apa lagi?" tanya Syauqi dingin seraya memasukkan ponsel disaku celananya. "Ih.. Ih kesel kesel kesel!!" Bella menujukkan kekesalannya dengan menghentakkan kakinya di depan Syauqi saat berjalan menuju motor tukang ojek. Belum sempat Bella naik, gadis itu berbalik badan menatap Syauqi yang masih menatapnya dengan kedua tangan yang menyilang. "Pulangnya sama kamu, ya?" ucap Bella gemas sambil menangkupkan tangannya di depan wajah. "Ya ya ya pulangnya sama kamu, ya?" rayu Bella menatap melas pada Syauqi. Ada guratan tidak suka pada wajah Syauqi. Namun, pria itu tetap menganggukkan kepalanya. Bagi Syauqi tidak masalah, hanya pulang bersama. "Yey, makasih suami!" seru Bella riang berjalan cepat menuju Syauqi yang hanya beberapa langkah darinya. Bella mengambil tangan Syauqi, lalu mencium lembut punggung tangan suaminya. Meski Bella tahu bahwa Syauqi sedang menahan ribuan kekesalan di dalam hati, terlihat dari wajahnya. "Cium keningnya, mana?" tanya Bella menatap Syauqi. Tidak ada yang bisa di lakukan Syauqi selain menatap jengkel pada istrinya. Meskipun begitu, Syauqi tetap menarik kepala Bella lalu mencium lembut kening istrinya. Dan mungkin hal semacam itu akan menjadi kebiasan Bella dan Syauqi. "Makasih, baby. Muachh!" Syauqi membeku ditempatnya saat Bella dengan santai mencium pipi kanannya. Sungguh gadis itu tidak tahu tempat. Apa dia tidak sadar, jika tukang ojek itu ada disini? Masih dengan suasana kesal hati Syauqi, ia menatap Bella dengan tajam, seolah meminta Bella untuk segera pergi. Syauqi begitu karena menormalkan detak jantungnya yang berdebar kala bersama Bella. Gadis itu berbahaya untuk jantung Syauqi! "Syauqi mundur dikit dong!" seru Bella saat dirinya sudah berdiri disebelah motor tukang ojek. Pria itu menaikkan sebelah alisnya, menatap bingung pada istri mesumnya. "Kenapa?" "Ganteng kamu kelewatan!" "YAAA....!!" itu teriakan Bella bersama tukang ojek. Ternyata tukang ojeknya gaul juga. Masih dengan gelak tawa Bella dan senyumannya pun ikut melebar. Ia tidak berbohong jika Syauqi sangat tampan menggunakan kemeja hitam dengan lengan yang digulung sampai siku dan celana jeans berwarna senada serta sepatu vans, membuat Syauqi sangat tampan. Melihat itu Syauqi hanya memutar bola matanya malas. Hari ini Bella berhasil membuatnya kesal sekaligus membuat jantungnya berdebar. "Pak, hati-hati bawa motornya ini istri saya!" "Tenang mas, istrinya bakal selamat bin aman!" Bella yang mendengar itu mendadak terkekeh kecil menahan bahagia yang datang saat mendengar perkataan Syauqi barusan. "Pak Pak tunggu bentar!" sahut Bella, gadis itu berlari mendekati motor Syauqi membuat Syauqi mengernyit bingung melihat kelakuan istrinya. Tangan Bella langsung menepuk motor Syauqi bagian depan, sedikit merunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan motor. "Eh motor KLX item, kamu hati-hati ya bawa Syauqinya, dia suami saya!" celetuk Bella dengan ekpresi bodohnya karena berbicara pada benda mati. Baik Syauqi maupun tukang ojek sama-sama mengedik ngeri melihat perbuatan Bella. Gadis itu sudah gila. "Bella, lo gila ya?" sentak Syauqi sambil menarik lengan Bella untuk menghadapnya. "Gak gila kok, tapi kalo sama kamu aku jadi gila. Gak tau kenapa," balas Bella dengan sikap acuh tak acuhnya. Menatap Syauqi dengan lembut. "Gak waras lo!" lagi, Syauqi kembali menyergahnya. "Hust!" reflek Bella langsung menempelkan telunjuk Bella di bibir Syauqi, membuat bibir Syauqi langsung terkatup bak daun putri malu yang disentuh. "Jangan pake lo gue! Pake aku.kamu!" ucap Bella sambil menekan kalimat terakhirnya. "Kalo pake lo gue lagi, kamu aku cium! Gak aku kasi lepas! Gak aku kasi napas! Plus bikin kamu puas! Hehe." Jantung Syauqi langsung berdetak tak karuan saat mendengar ucapan Bella dengan raut wajah kaget luar biasa. Gadis itu benar-benar aneh tingkat dewa. Bella menurunkan telunjuknya, masih dengan wajah menggodanya dan senyuman manis miliknya. Ia menatap Syauqi yang masih terdiam membisu. Dan itu membuat Bella suka melihatnya. "Kurangin gilanya!" setelah mengatakan itu Syauqi langsung meraih helmnya dan melekat pada kepala, kemudian naik ke atas motornya dan mengabaikan Bella yang masih terkekeh bak orang gila. "Aku gini cuma sama kamu kok, Qi!" *** Sesuai janjinya bersama Syauqi tadi, Bella akan menunggu di halte kampus. Mengingat jika Syauqi masih ada kelas sore dan mungkin 10 menit lagi Syauqi akan tiba. Gadis dengan rambut di gulung satu ke atas itu duduk manis di halte sendirian sambil bermain ponselnya, menunggu Syauqi membalas pesannya. Masih dengan menunggu Syauqi. Bella melirik ke kiri dan kanan berharap ada Syauqi di antara pengendara lainnya. Namun, saat matanya mengarah ke timur di mana gerbang kampusnya terlihat, saat itu pula Bella melihat Syauqi keluar dari gerbang dengan motor hitam milik pria itu. Pria itu tidak sendiri! Ada seorang perempuan berhijab yang duduk dijok belakang motor Syauqi. Dan itu Maira! Bella langsung berdiri dari duduknya. Tangannya terkepal kuat saat melihat Syauqi berlalu saja bersama Maira. Hatinya mendadak perih. Pemandangan apa ini? Kenapa hatinya sangat nyeri? Syauqi melupakan janjinya! Dan Bella tidak suka itu! "Berengsek!" umpat Bella. Dengan hati yang panas dan nyeri Bella kembali duduk untuk sekedar menenangkan emosinya yang naik. Syauqi telah membuatnya marah untuk kedua kalinya! "Gue bakal ngancurin lo, Mai!" gumam Bella dengan napas yang menggebu-gebu. Hatinya benar-benar terasa sakit. Kenapa hanya melihat Syauqi bersama orang lain, membuat Bella sakit hati? Apa dia benar-benar sudah jatuh cinta pada Syauqi? "Bella kok disini?" Seorang pria datang dengan mobil BMW putih yang berhenti tepat di depan Bella. Kaca mobil terbuka, sehingga memperlihatkan wajah Ciko dikursi pengemudi. "Ciko?" "Why?" tanya Ciko saat pria itu sudah turun dari mobilnya dan berjalan mendekati Bella. "Nothing!" jawab Bella singkat. "Nunggu siapa?" tanya Ciko seraya duduk di sebelah Bella. Sementara Bella masih meremas kuat ponselnya yang menampilkan chatnya bersama Syauqi. "Gak ada!" masih dengan jawaban singkat dari Bella. "Ikut aku mau? Ke kafe sekaligus ke club? Aku tahu kamu kayak lagi ada masalah, dan club adalah tempat kamu kan?" entah itu ajakan baik atau buruk Bella tidak tahu yang jelas Bella butuh penenang untuk hatinya yang masih nyeri kala mengingat Syauqi bersama Maira. "Ayo, aku mau!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN