Awas Nanti Jatuh Cinta

1873 Kata
Seperti biasa, Bella memarkirkan mobilnya ditepi jalan yang agak jauh dari perempatan. Gadis itu memakai hoodie berwarna putih lalu topi hitam bertengger manis dikepalanya. Tak lupa ia juga mengambil gitar kesayangannya di jok mobil belakang. Kakinya mulai mengayun menuju halte, senyumannya mengembangkan kala mendapati segerombolan anak-anak jalanan yang tengah menunggunya. "Maaf ya aku baru dateng. Aku baru aja selesai kuliah," kata Bella ramah kepada 6 anak jalanan yang memakai baju lusuh. 3 perempuan dan 3 laki-laki. "Gapapa, kak. Kakak dateng aja kita udah seneng," sahut anak laki-laki yang memakai baju bergambar spongebob, membuat yang lainnya mengangguk setuju. "Ayo ikut aku, lampu merahnya mau nyala!" kata Bella lagi sambil mengajak mereka untuk mulai berjalan. Beberapa anak itu mengikuti langkah kaki Bella menuju jalan dan berhenti tepat di sebelah mobil hitam kilat. Mereka berdiri tepat ditengah-tengah. Semakin lama semakin banyak mobil dan motor yang berhenti menatap Bella yang mulai memetik alunan senar gitar ditangannya. Begitu lagu selesai Bella dengan cepat melepaskan topinya lalu berjalan mendekati para pengendara yang memberinya uang. Bukan uang receh melainkan uang kertas rata-rata diatas 10 ribu dan itu membuat Bella mengucapkan terimakasih tiada henti. "Thankyou!" seru Bella sambil membungkukkan badannya tanda sopan dan terimakasih. Ia kembali menuntun ke enam anak jalanan itu menuju halte yang berada tidak jauh dari lampu merah. Bella duduk dibatu bukan dibangku halte dan anak-anak kecil bersamanya juga ikut duduk. Membentuk lingkaran kecil. Bella mengeluarkan semua uang yang didapat dari dalam topi. Lalu mulai menghitungnya. Ada 9 lembar uang 10.000, 6  lembar uang 20.000, dan 3 lembar uang 100.000. Mata Bella bersinar melihat uang merah itu, setiap ia mengamen akan ada 3 lembar uang 100.000 dari orang yang sama. Seorang pria memakai mobil hitam dan Bella tidak bisa melihat wajahnya karena tertutupi oleh hoodie hitam milik pria itu. "Wahh hari ini dapet banyak!" seru Bella semangat sambil menatap ke enam teman jalanannya itu. "Asikk, bisa makan enak lagi dong!" balas anak kecil perempuan yang rambutnya digerai, terlihat kusut. "Pasti!" "Yaudah, ini uangnya kalian bagi rata ya, aku harus pulang soalnya." kata Bella bersiap-siap hendak berdiri setelah menyerahkan seluruh uang yang didapat pada anak laki-laki berwajah pucat dengan senyuman getirnya akibat ada penyakit asma yang diderita. "Makasih ya kak." seru mereka semua, ikut berdiri seperti Bella. "Iya sama-sama. Besok pulang kuliah aku kesini lagi, oke?" "Oke kak Bella." "Jangan lupa separuh uangnya di tabung ya, biar kalian bisa sekolah." ucap Bella. Mengingat mereka seperti biasa. "Iya kak!" Senyuman anak-anak jalanan itu merekah, melihat gadis seperti Bella mau membantu mereka. Sudah sejak bangku SMP Bella membantu anak-anak jalanan, tanpa rasa lelah tanpa malu, tanpa gengsi dan tanpa meminta balasan apapun. Bella pernah mengatakan, "waktu kecil Mommy aku gadis jalanan. Ia dulu sama kayak kalian ngamen buat dapetin uang biar bisa biayain sekolah. Sampe pada akhir Mommy aku ketemu sama Daddy, waktu itu Daddy sering bantu Mommy ngamen. Pas mereka berumur 18 tahun mereka pisah, Daddy yang harus kembali ke Amerika dan Mommy yang harus melanjutkan pendidikannya di pesantren. Terus setelah Daddy selesai kuliah dia balik ke Indonesia buat ketemu sama Mommy. Mereka waktu itu ketemunya dipinggir jalan, Mommy yang lagi bagi-bagi kotak makanan gratis sama orang-orang gak mampu sementara Daddy, udah gak sabar buat jadi mualaf biar bisa nikah sama Mommy aku. Dan mimpi Daddy terwujud, dia bisa nikah sama perempuan yang dicintai sejak dulu gak peduli gimana latar belakang Mommy. Dan sampai dimana Mommy aku meninggal karena melahirkan aku. Sebab itu aku mau ngerasain apa yang Mommy aku rasain. Aku tulus bantu kalian. Aku mau kalian bisa sekolah bisa kejar cita-cita kalian. Begitu kata Daddy aku!" Bella berjalan gamang menuju mobilnya sambil membawa gitar ditangannya. Ia selalu bahagia ketika mengamen karena hal itu akan membuat Bella mengingat Aisyah-Ibunya. Tanpa Aisyah, Bella tidak akan pernah ada didunia ini. "Suatu saat aku bakal nyusul Mommy!" Bella menyeka airmatanya. Hidupnya hampa tanpa seorang Ibu selama ini. Gerald? Pria itu sibuk dengan rumah sakit miliknya di Amerika apalagi Gerald adalah seorang dokter disana. "Syauqi!" Mengingat nama itu membuat Bella berjalan cepat menuju mobilnya. Sebentar lagi azand maghrib akan berkumandang dan Bella ingin shalat berjamaah bersama Syauqi. "Bella!" Panggilan itu membuat  Bella berhenti berjalan dan langsung menoleh ke belakang. Mata Bella membulat sempurna saat melihat sosok yang ada dihadapan Bella. Jantungnya berdegup kencang. "Ciko?" *** "Syauqi, kamu udah makan?" "Syauqi, kamu kenapa belajar terus? Kan kamu udah pintar!" "Syauqi, aku beli mi ayamnya dua bungkus, kamu mau gak satunya?" Bella terus mengoceh dari duduknya dekat meja bar. Suaranya lembut dan manja. Bella memang begitu, suka berubah. Ada dua mangkok mi ayam yang tadi Bella pesan dari aplikasi gofood di depannya. Gadis itu memutar kursinya agar bisa memandang Syauqi di sofa yang tengah menatap layar laptop di depannya. Banyak tumpukan buku di sisi kanan dan kiri Syauqi. Pria itu duduk dilantai. "Syauqi, tadi aku sholat terus inget semua bacaannya. Itu artinya shalat aku sah kan, ya?" tanya Bella tak gentar meski hatinya sudah kesal melihat Syauqi yang mengabaikannya. "Syauqi, kamu puasa ngomong ya?" Melihat tidak ada balasan dari Syauqi, Bella menghela napas panjang. Pria itu tetap fokus pada laptop dan buku-buku tebalnya. Bella merasa tidak dianggap disini. Kursi Bella berputar menghadap dua mangkok mi ayamnya. Perlahan tangannya memegang sumpit. Ia makan sendirian tanpa Syauqi. "Udah baca doa makan?" Bella memutar langsung kepalanya 90 derajat ke kanan, dan melihat Syauqi sudah duduk disampingnya dan Bella menatap dalam mata Syauqi, terpesona dengan wajah tampan pria itu. Baju kaos putih polos dan jakun yang menonjol serta rahang yang tegas, membuat Bella meneguk ludahnya susah payah. Sejak kapan Syauqi bisa berpindah secepat itu? "Jangan tatap gue kayak gitu, nanti jatuh cinta!" Mata Bella langsung mengerjap dua kali saat ia sadar telah menatap Syauqi dalam-dalam. Bagaimana Bella tidak sering menatap Syauqi? Pria itu sangat tampan dengan wajah dinginnya. "Gak! Gue gak jatuh cinta sama lo!" sela Bella, langsung memalingkan wajahnya ke mi ayam, tangannya lekas mengaduk asal. "Eh kok lo gue sih? Aku kamu!" tukas Bella lagi. "Awas nanti jatuh cinta!" ucap Syauqi ada senyuman tipis di bibir Syauqi dan Bella suka melihat itu. "Gak akan!" "Yaudah makan, baca doanya dulu." Bella mengangguk mengikuti gerakan Syauqi yang berdoa. Sekaligus menormalkan detak jantung Bella saat Syauqi mengatakan 'awas nanti jatuh cinta'. Jatuh cinta? Benarkah Bella menyukai Syauqi? Tapi perasaannya selalu aneh kala bersama Syauqi. Ia suka bermanja dengan pria itu meski Syauqi sering kali menolak, tidak tahu untuk alasan apa. "Aku boleh nanya sama kamu?" kata Bella ketika aksi makam mereka selesai. Syauqi yang meneguk segelas air putih, menatap Bella dengan satu alis terangkat. "Apa?" "Kamu gak suka sama aku?" tanya Bella hati-hati dengan menggigit bibir bawahnya. Entah kemana diri Bella yang selalu galak dan ngegas. Ia akan lemah jika berhadapan dengan Syauqi. "Kenapa nanya itu?" kini Syauqi yang berbalik bertanya. Ia membenarkan duduknya agar sempurna menghadap Bella di sampingnya. Kedua tangannya terletak di atas paha. Bella yang ditatap sedemikian, segera menyelipkan anak rambutnya dibelakang telinga. Berusaha mencari jawaban untuk pertanyaan Syauqi. "Nanya aja sih," balas Bella pelan. "Udah malem, tidur gih. Besok masuk pagi kan?" Syauqi selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Bella bertanya seperti itu. Bella mengangguk layaknya anak kecil. Kakinya hampir menyentuh lantai, namun matanya dengan cepat menatap Syauqi kembali. "Kamu ikut camping ya," ucap Bella terdengar berharap. "Acara camping?" tanya Syauqi. "Iya, study tournya diganti sama camping. Kamu ikut ya, ya ya ya?" kata Bella lagi dengan menujukkan puppy eyes nya di depan Syauqi. Syauqi menghela napas, tingkah gemas Bella membuat Syauqi suka melihatnya. Gadis itu benar-benar suka berubah. Saat luar beda dan saat bersamanya juga beda. "Iya aku ikut, tapi tiap subuh kamu harus ngaji!" Mendengar itu mendadak bahu Bella turun seperti orang lemas. Syauqi selalu punya cara untuk membimbingnya. Subuh itu waktu yang membuat Bella susah sekali bangun, hawa dingin di subuh hari itu memang cocok untuk berselubung dengan selimut. "Kenapa? Gak mau?" tanya Syauqi dengan wajah yang terus menatap Bella, membuat gadis itu langsung mendongak. "Iya aku mau!" sahut Bella terdengar pasrah. Syauqi tersenyum lagi hanya senyuman tipis dan itu membuat Bella suka melihatnya. "Udah sana, tidur!" itu perintah dari Syauqi. "Kamu gak tidur?" "Aku masih ada tugas," jawab Syauqi tenang sambil menunjuk tumpukan buku di meja ruang tamu menggunakan dagunya. "Aku temenin kamu, ya," tawar Bella. "Boleh." *** Kepala Bella bersandar di bahu Syauqi matanya hanya fokus pada layar ponsel ditangan. Sementara suaminya sibuk menekan tombol keyboard. Sudah hampir satu jam Bella menemani Syauqi. Namun, pria itu tak kunjung selesai. Tugasnya terlalu banyak. "Kalo ngantuk tidur aja dulu," ucap Syauqi tetap fokus pada layar laptopnya. Jemari tangannya sangat lincah. Suara dari ketikan pun mendominasi suasana kali ini. Bella mendongak menatap Syauqi dari samping. "Tunggu kamu aja, biar bisa tidur bareng." Fokus Syauqi tiba-tiba menghilang begitu saja saat mendengar ucapan Bella barusan. Efek Bella berbicara lembut dan manja membuat jantungnya tidak beres. Jemarinya tidak lagi menekan keyboard laptop. Kepalanya perlahan menoleh pada Bella yang menatapnya. Rahang Syauqi hampir menyentuh pipi Bella saking dekatnya gadis itu padanya. "Kenapa? Kamu suka ya sama aku?" ucap Bella menyeringai menggoda. Matanya menyipit mencari kebenaran di mata Syauqi. "Awas nanti jatuh cinta!" kata Bella lagi. Mengikuti kata-kata Syauqi yadi. Syauqi langsung terkesiap mendengar itu, kepalanya kembali menghadap ke laptop, jemarinya mulai mengetik setelah melihat buku yang terbuka disisi kanan laptop. "Gak akan!" balas Syauqi, nada bicaranya mengikuti Bella. Wajahnya juga datar seperti mengelak sesuatu. Bella terkekeh geli mendengar itu. Ia tahu bahwa pria itu sulit untuk ditaklukan.Namun, sesusah apapun Syauqi, Bella akan menaklukkan hati pria itu. Membuat Syauqi jatuh cinta padanya. "Syauqi.." lirih Bella dengan suara manjanya. "Hm?" "Mau cium, boleh?" tanya Bella was-was. Kepalanya terus mendongak menatap wajah Syauqi. Syauqi menghela napas, kembali memutar kepalanya, menatap Bella. Dan sangat jelas sekali bahwa wajah Bella sungguh menggemaskan kala Bella meminta hal semacam itu dan Syauqi tidak tahan. Pria itu sedikit merunduk pada wajah Bella. Dengan cepat Bella memejamkan matanya saat bibir Syauqi menempel dipermukaan bibirnya. Manis, lembut, dan hangat itu menjadi satu yang dirasakan oleh Bella. "Jangan ngoceh, gue gak konsen buat ngerjain tugasnya!" ucap Syauqi setelah kecupannya terlepas. Matanya memang fokus pada layar laptop, namun hatinya mendadak hangat, ada ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya. Ia mencium Bella terlebih dahulu dan ini sudah yang ketiga kalinya. Pasti ada yang salah dalam diri Syauqi! Tapi Syauqi menyukai sifat Bella yang manja. Ia tidak tahu apa tujuan lain selain membimbing Bella ke jalan yang benar. Ia menikah hanya untuk merubah gadis itu. Syauqi tidak mencintainya! Bella langsung membuka matanya. Ia tersenyum menatap Syauqi. "Biasain ya pake aku kamu." kata Bella lembut dan Syauqi mengangguk. Syauqi sulit untuk merubah bicaranya, berbeda dengan Bella. Gadis itu bisa berubah dalam waktu cepat. Dan cara bicaranya juga berubah hanya untuk orang-orang tertentu saja. Bella berdehem kecil. Entah kenapa ia suka sekali menganggu Syauqi. Sambil menatap layar ponselnya Bella perlahan membuka suara lagi. "Awas nanti jatuh cinta, Cinta kepada diriku. Jangan-jangan ku jodohmu. Kamu...  Terlalu membenci Membenci diriku ini Awas nanti jatuh cinta... Padaku." (Armada - Awas Nanti Jatuh Cinta) Suara merdu Bella memang membuat Syauqi tidak fokus langsung. Bahkan Syauqi malah mengetik lirik lagu yang Bella nyanyi di laporannya. Sungguh efek yang sangat luar biasa. Gadis itu menyanyi seolah tidak ada yang terganggu. "Bella, bisa diem?" tanya Syauqi dingin. Menatap tajam pada Bella disampingnya saat Bella berhenti bernyanyi. "Bisa, tapi ada syaratnya," ucap Bella sambil menyeringai jahil. "Apa?" "Mau cium lagi!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN