Bukan Cemburu

1880 Kata
Bella berada di ruang BEM bersama dengan anggota lainnya. Wildan adalah ketua BEM ia berdiri di depan bersama Bella disampingnya. Sementara anggota lainnya duduk dengan latar U. Mendengar baik-baik ucapan Wildan dan Bella. "Seperti tahun sebelumnya, kita akan mengadakan study tour namun tahun ini kita mempunyai satu opsi yang bisa kalian pilih antara study tour atau camping. Opsi mana yang menurut kalian menarik?" ujar Wildan dengan tenang serta suara khasnya yang tegas. Matanya mengarah pada seluruh anggotanya. Anggota yang lain mulai berbisik satu sama lain. Memikirkan pilihan mana yang bagus. "Bell, lo pilih mana?" tanya Wildan pada Bella yang diam sambil mengecek daftar tugasnya pada tahun ini. "Kalo menurut gue sih camping ya kan kalo study tour udah sering kita adain, kak. Tapi tergantung anak-anak juga sih, kak," jawab Bella sambil menatap wajah ramah dari Wildan. Wildan mengangguk tampak setuju dengan perkataan Bella. Lalu mata Wildan kembali mengarah pada anggotanya. "Jadi apa pilihan kalian?" tanya Wildan dengan tegas. "Camping deh Wil kek nya lebih seru!" jawab Mike, pria dengan watak hampir sama dengan Wildan, ramah. "Ya kan guys?" lanjutnya sambil meminta pendapat teman-teman yang lain. "Setuju sama Mike!" seru semua anggota lain. "Apalagi ada Bella kan pasti seru sambil denger suara merdunya!" tambah Mike seraya mengedipkan mata sebelahnya pada Bella. "Awas Mike, dijotos sama Wildan!" Rama, pria yang duduk disebelah Mike ikut berbicara. Mata Mike langsung menatap Wildan. Dan benar, mata Wildan menyorotkan peringatan pada Mike. Sementara Bella, ia diam tidak menanggapi. "Gak deh Wil, bercanda doang," keluh Mike, ia tidak ingin habis ditangan Wildan gara-gara merebut pilihan hati Wildan. Wildan kembali bersikap semula. Tegas dan berwibawa. "Oke, kita pilih camping!" putus Wildan. "Dan acarakan masih satu minggu lagi, saya harapkan para anggota mulai memberikan pengumuman kepada mahasiswa lainnya." Setelah rapat selesai semua anggota bubar keluar dari ruangan lalu menyisakan Wildan dan Bella saja. Wildan yang sibuk mencuri pandang pada Bella, sementara Bella gadis itu berjalan sambil mencari kursi dan duduk melihat laporan kerjanya. "Masih mau disini, Bell?" tanya Wildan mendekat pada Bella. "Iya kak, gue masih cek ini," jawab Bella tanpa mengalihkan tatapannya dari kertas putih ditangannya. "Gue temenin, ya," tawar Wildan sambil duduk dikursi sebelah Bella. Kini Bella merasakan ada getaran notifikasi masuk di ponselnya. Tanpa menjawab perkataan Wildan, Bella lebih memilih mengambil ponsel di saku belakang celana jeansnya. Syauqi Ardavan Atmaja Jangan berduaan entar yang ketiga setan! Mata Bella langsung membulat sempurna membaca pesan suaminya. Kenapa Syauqi bisa tahu bahwa dirinya sedang berdua bersama Wildan? "Udah selesai?" tanya Wildan saat matanya melihat Bella menutup laporannya dan berdiri sembari memasukkan kembali ponsel disaku celananya. "Udah, kak. Kalo gitu gue duluan ya kak," balas Bella dan segera berlalu dari ruangan meninggalkan Wildan yang menatap nanar kepergian Bella. Bella melirik kekiri dan kekanan koridor mencari keberadaan suaminya, namun tidak ditemukan. Bella tahu betul, Syauqi tidak mungkin berkeliaran di kampus mengingat jika pria itu tidak mengikuti organisasi apapun karena yang ada diotak Syauqi adalah belajar dan belajar agar menambah kepintaran otaknya meski otak Syauqi sudah sangat pintar. Menghembus napas kesal, Bella memilih berjalan menuju perpustakaan kampus untuk mengembalikan buku yang sempat Bella pinjam. "Woi putkam!" Teriakan itu berasal dari belakang Bella, membuat Bella langsung memutar badannya dan mendapati empat temannya. Putkam adalah kepanjangan dari Putri kampus. "Mau kemana lo?" tanya Alika sambil merangkul pundak Bella. "Perpuslah, gue mau baca buku biar pintar gak kayak lo semua!" sarkas Bella angkuh seperti biasa. Ketiga teman Bella menggeleng pelan sudah biasa dengan tingkah laku Bella. "Lo kata kita semua ogeb?" seru Arifa dengan berkacak pinggang menatap jengkel pada Bella. "Gue gak bilang sih, kalian yang ngomong!" "Ni anak mulutnya makin hari makin nyablak!" tukas Maisya tajam. "Mending ke kantin yuk, ngeliat cogan anak teknik!" ajak Dila yang sangat semangat jika sudah berurusan dengan cogan. "Duluan, gue mau kembaliin buku dulu!" kata Bella sambil menunjuk buku ditangan kanannya. "Yaudah lo bertiga ke kantin aja, gue nemenin Bella dulu." balas Alika tersenyum lebar pada Bella. "Oke deh!" seru Maisya dan mereka segera berbalik arah menuju kantin. *** "SERIUSAN KALIAN UDAH NIKAH?" Galang masih dengan rasa tidak percaya pada Syauqi saat mendengar langsung cerita dari mulut Syauqi tentang bagaimana dirinya bisa menikah bersama Bella. Syauqi mengangguk pelan, perpustakaan siang ini sepi. Mereka hanya berdua menunggu kedatangan Maira dan Dela untuk mendiskusikan kerja kelompok. "Diem aja, jangan sampe Lano sama Jeki tahu!" ucap Syauqi pelan dan Galang mengangguk mengiyakan. "Btw, enak gak sama Bella?" tanya Galang terdengar menggoda. Sorot mata Syauqi tajam, tertuju pada Galang didepannya. "Kalian udah lakuin apa aja?" tanya Galang lagi. Syauqi menghela napas berat, kembali fokus pada buku yang tengah dibaca. "Dia m***m!" cicit Syauqi hampir tidak terdengar. Namun perpustakaan yang sepi membuat Galang bisa mendengarnya. Pria itu reflek tertawa renyah. "Seriusan m***m? Dari tampangnya tu anak songong banget, angkuh lagi, bar-bar juga gak gampanglah buat deketin dia!" ujar Galang. Ia sedikit tahu tentang Bella karena saat awal masuk perkuliahan ia pernah mempunyai rasa kagum pada Bella. Sayangnya tidak bertahan lama. Syauqi mengangguk lagi, setuju dengan perkataan Galang. "Assalamualaikum, maaf ya kita telat." Maira datang dengan berbagai macam buku ditangannya dan ada Dela disampingnya. "Waalaikumsalam." "Gapapa kok, Mai," kata Galang tersenyum manis pada Maira. Maira mengambil alih duduk disebelah Syauqi dengan jarak satu langkah. Sementara Dela duduk disebelah Galang. Mereka satu kelompok pada mata kuliah manajemen keuangan I. "Jadi kita bagi tugas aja ya, aku sama Syauqi cari bahan kalian ngetik. Oke?" ucap Maira menatap wajah Dela, Galang lalu pada Syauqi disampingnya. "Oke!" Syauqi yang merasa ditatap, mengangguk paham dan mulai mencatat bahan-bahan yang akan dicari lalu berbagai lagi dengan Maira. Sedangkan Dela dan Galang mereka mulai menghidupkan laptop masing-masing. "Lo cari ini Mai, selebihnya gue," kata Syauqi terdengar dingin sambil menyodorkan kertas yang sudah bertuliskan beberapa sub pembahasan. "Iya, Qi." "ANJIR!! DOI GUE DI EMBAT!" itu suara Alika saat sadar bahwa Galang tengah duduk bersebelahan dengan Dela. "Lo suka sama Galang?" tanya Bella. Gadis itu juga menatap tajam pada satu meja disudut dekat dengan jendela dimana disana ada Syauqi dan musuhnya! "Suka dong!" seru Alika semangat. Pantas Syauqi bisa mengirimnya pesan seperti itu, karena arah menuju perpustakaan melewati ruang BEM dan pasti Syauqi melihatnya. "Si Maira juga ganjen ngapain duduknya deket sama Syauqi! Sok alim tu cewek!" ketus Alika sambil bersedekap d**a. Bella mengangguk setuju. Hatinya mendadak nyeri saat melihat Maira berbicara pada Syauqi dan tak segan-segan Maira memberikan Syauqi senyuman. "WOI BELLA BUKU KOK LO REMAS-REMAS SIH! KASIAN BUKUNYA! REMASNYA YANG KENYAL DIKIT DONG" teriak Alika histeris saat matanya melihat Bella meremas kuat buku yang Bella ambil dari di rak. "Ada golok gak?" tanya Bella dengan napas naik turun sehabis meremas kuat buku bersampul putih tersebut. "Buat apa?" "BUAT PERANG!" Suara keributan yang ditimbulkan oleh Bella dan Alika membuat perhatian Maira, Dela, Galang dan Syauqi langsung menoleh pada keduanya yang berada di rak buku sastra. "Gak usah berisik, ini perpus bukan hutan!" sambar Dela kuat. Mata Bella bertemu langsung dengan mata Syauqi. Ada rasa tidak suka yang tersirat di mata Bella dan Syauqi bisa menangkapnya. Gadis itu seperti mencebik sebal menurut Syauqi. "CABUT LIK! ADA REMAHAN MICIN! GAK LEVEL GUE!" "Hai Galang, saranghaeyo." sapa Alika semanis mungkin pada Galang sebelum tangannya benar-benar ditarik keluar oleh Bella. Pria bernama Galang hanya tersenyum tipis pada Alika. "Dih genit!" ketus Dela. Kaki Galang terus menendang ujung sepatu Syauqi dibawah meja. Berniat untuk menggoda Syauqi. Maira disana hanya diam dengan wajah kalemnya. *** Syauqi Ardavan Atmaja Ke mushola kampus sekarang! Sholat zuhur! Bella menyeruput creamy latenya dengan cepat sambil membaca pesan dari suaminya. Berharap dinginnya minuman es tersebut bisa mencairkan kembali hatinya yang panas akibat kejadian di perpustakaan tadi. "Dela tuh emang berubah banget ya sama kita! Terutama sama Bella!" ucap Alika memulai pembicaraan. "Tu anak keknya masih dendam sama Bella gara-gara masalah satu tahun yang lalu." timpal Arifa seraya menuangkan saos pada baksonya. "Seandainya aja tuh Wildan gak putusin Dela dan gak milih Bella pasti deh kita bakal sahabatan berenam!" ucap Dila berharap mereka akan kembali seperti dulu. "Iya nih, mana dia temenan sama Maira lagi! Kembaran nama gue, sial!" Tambah Maisya kesal. Bella Syerilia Regan Sholat aja sendiri, aku males! Syauqi Ardavan Atmaja Satu kali kamu tinggal sholat, pintu neraka terbuka buat kamu! Bella Syerilia Regan Iya aku sholat! Tapi cium kamu dulu! Syauqi Ardavan Atmaja Iya, nanti di apartemen Bella menyunggingkan senyuman tanpa sadar saat membayangkan dirinya yang bisa mencium Syauqi. Rasanya ia sudah tidak sabar untuk pulang. Tanpa menunggu lama Bella berdiri membuat yang lain menatap pada Bella. "Mau kemana lo?" tanya Maisya, ngegas seperti biasa. Bella menatap satu persatu wajah temannya, lalu meghela napas. "Ke mushola, mau sholat!" jawab Bella sambil bersiap menyandang ranselnya. Dan perkataan Bella barusan membuat Maisya yang menyeruput jus jeruknya mendadak batuk, Arifa yang memakan bakso membuat baksonya tertelan begitu saja, Dila yang lagi meneliti cogan di kantin ikut membulatkan matanya. Dan Alika berdiri dari duduknya, punggung tangannya langsung menempel di dahi Bella. "Lo gak sakitkan?" tanya Alika dengan lipatan kecil didahinya. "Kesambet apaan?" "Mimpi apa lo?" "Habis di rukiyah?" "Jangan-jangan ada rohnya Maira lagi ditubuh Bella!" Bella memutar matanya jengah. Wajar jika temannya begitu. Karena selama ini Bella mana pernah melaksanakan shalat lantaran sudah menikah bersama Syauqi saja ia mau shalat. "Kuy shalat, dosa kalian pada numpuk tuh kayak gunung di d**a kalian!" Bella memang begitu, kalau berbicara tidak disaring dulu. "Ngomong tuh disaring ogeb!" kata Alika sambil menyentil dahi Bella membuat gadis itu meringis. "Yaudah bye gue duluan!" kata Bella sambil melambaikan tangannya pada keempat temannya yang masih cengo melihat Bella mendadak ingin shalat. "Lagi dapet hidayah, keknya!" *** Tentu saja semua mata menatap pada Bella. Ini pemandangan yang langka menurut penghuni kampus. Bella seorang Putri kampus yang terkenal dengan kecantikan dan keangkuhannya kini mendadak berdiri didalam mushola sambil mengenakan mukena putih bersih setelah mengambil wudhu. Bahkan sisa air wudhu diwajahnya masih ada. Banyak yang mengira jika Bella bukan gadis beragam islam mengingat jika wajah gadis itu seperti bule dengan rambut berwarna coklat gelap. "Hai Bella, kamu sholat juga?" ucap Maira, gadis itu baru masuk dan langsung berdiri disebelah Bella. Bella melihatnya dengan tatapan jijik. "Gue gak sholat, gue lagi nyembah dukun!" tukas Bella. "Alhamdulillah aku seneng, liat kamu shalat Bella, apalagi pake mukena kelihatan cantik banget!" puji Maira lagi sambil merapikan mukena hitam bermotif bunga miliknya. "Gue emamg cantik, gak kayak lo sok cantik!" Bella selalu kasar dan ngegas. Mungkin hanya dengan Syauqi ia bisa berbicara lembut dan manja. "Iya Bell, kamu cantik." Bella diam, ia kembali menatap Maira dengan tajam. "Jauh-jauh lo, entar gue ketularan virus!" kata Bella tajam, ia langsung menuju barisan belakang sedikit berjauhan dengan Maira didepan. Maira yang mendapatkan perlakuan itu hanya tersenyum tipis hatinya mendadak bahagia melihat Bella melakukan shalat untuk pertama kalinya di kampus. "Yang jadi Imam kali ini, kak Syauqi loh!" "Seriusan? Kakak yang ganteng itu?" "Iya, idaman banget deh, mana katanya dia selalu dapet IPK 4 lagi tiap semesternya." "Beruntung banget yang dapetin kak Syauqi. Paket lengkap!" "Makin suka deh sama kak Syauqi! Apalagi suaranya merdu minta ampun!" Bella mulai panas pada bagian telinganya mendengar pujian yang terlontarkan untuk suaminya dari mahasiswa semester 1. Bahkan mereka menyukai Syauqi. Bella menyesal memilih shalat dibarisan belakang! Tahu gini ia tidak akan shalat atau berbohong saja pada Syauqi. "Semoga tu kakak jodoh gue!" Ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin dan memberitahu pada seluruh rakyat yang ada di kampus ini bahwa.. "ITU SUAMI GUE!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN