Satu persatu Bella merapikan barang-barangnya. Mulai dari membersihkan pecahan gelas, memasukkan semua makanannya ke dalam kulkas, meletakkan sepatunya di rak, lalu memasukkan baju-baju mahalnya ke lemari yang masih kosong, memungut sampah cemilan, mengembalikan bantal sofa pada tempat semula, dan berakhir dengan Bella yang menyapu dan mengepel lantai apartemen serta mengisi air hangat di bathtub untuk mandi bersama dengan Syauqi.
Helaan napas kelegaan terdengar begitu nyaring, keringatnya bercucuran diwajah dan dibadannya.
"Huft! You are clever cleaning up, Bella!" gumam Bella, ia berdiri dengan bangga menatap setiap sudut ruangan yang sudah rapi dari butiran debu.
Bella melirik pada jam yang ada di dinding ruang tamu. Lima belas menit lagi suaminya akan pulang dan Bella akan menunggunya sembari duduk disofa bersama ponsel mahalnya.
10 menit berlalu!
20 menit berlalu!
30 menit berlalu!
Hingga azand maghrib berkumandang pun Syauqi juga belum pulang, membuat Bella mendengus kesal. Sudah hampir satu jam ia menunggu. Tidak ada notifikasi apapun dari ponsel Bella dari Syauqi. Jika Syauqi ada, sudah dipastikan ia akan shalat berjamaan bersama.
20 menit berlalu!
"Begini ya, rasanya nungguin suami pulang?"
Bella meringis dalam hati, tatapan nanar dilayang pada pintu utama, berharap ada Syauqi yang pulang. Hingga suara cacing diperut Bella berteriak kencang untuk dimintai asupan makanan yang lezat-lezat.
Tanpa memikirkan apapun lagi, Bella segera menyambar slingbag dan kunci mobilnya, lalu berjalan keluar apartemen menuju mobilnya yang terparkir. Ia tidak mau mati kelaparan akibat menunggu suami durhakanya yang tak kunjung pulang.
Mobil kilat merah menyala itu melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang, bergabung dengan pengendara lainnya. Hingga mobil merah dengan harga ratusan juta itu berhenti disebuah kafe tempat biasa Bella nongkrong bersama teman-temannya.
***
Ting!
Suara lonceng berbunyi nyaring, tanda seseorang baru saja memasuki kafe. Celana pendek di atas lutut itu membuat kaki mulus Bella terekspos begitu saja saat ia melangkah kakinya menuju meja pesanan.
"Pesanan takeaway, Mbak?" tanya pegawai kafe tersebut.
"Iya," jawab Bella singkat.
Sambil menunggu, Bella duduk dikursi pemesanan takeaway. Seperti biasa, kafe ini selalu ramai akan pengunjung, terlihat dengan setiap meja selalu penuh. Hingga mata Bella kian menyipit saat melihat musuhnya diantara pengunjung lainnya. Maira, Dela dan seseorang laki-laki yang tidak asing menurut Bella, ia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena posisinya memunggungi Bella. Namun, dari baju dan bentuk tubuh laki-laki itu membuat Bella tahu siapa dia.
Bella tersenyum sinis sambil menggeleng kepalanya. Ternyata suaminya malah asik nongkrong bersama musuhnya! Sementara dirinya bersusah payah membereskan apartemen dan membuang waktu untuk menunggu Syauqi!
"Damn!!" Bella mengumpat dalam hatinya.
Pemadangan itu membuat hati Bella panas! Demi langit ketujuh, Bella tidak cemburu, ia hanya kesal dengan Syauqi yang tidak bisa menepatkan omongan kosong laki-laki itu.
Setelah pesanannya selesai dan membayarnya, Bella segera berlalu dari kafe, karena ia tidak ingin membuat hatinya bertambah panas!
***
Bella memakan spaghettinya dengan lahap bak orang yang tidak makan selama seminggu! Pikirannya melayang kembali dengan Syauqi bersama Maira! Dan itu membuat Bella kesal setengah mati!
Sepertinya Bella akan mencari tahu, apakah Maira menyukai Syauqi atau tidak dan jika Maira menyukai Syauqi maka ia akan membuat Maira hancur secara perlahan. Bukan hidup Maira yang akan hancur tapi hatinya! Bella menyeringai jahat.
Ia meneguk segelas air putih dengan rakus, lalu mengusap bibirnya secara kasar. Kakinya mengayun menuju kamar. Badannya lengket akibat keringat yang terus mengalir. Bella ingin merendam tubuhnya di bathtub untuk menghilangkan kelelahan dan kekesalah dihatinya.
Gadis dengan rambut digulung satu ke atas itu melepaskan baju kaosnya lalu membuang ke sembarangan arah, tubuhnya hanya terbalut tanktop dan celana pendek. Perlahan tubuh Bella masuk ke dalam bathtub, busa-busa putih dan wangi semerbak itu menyambut tubuh Bella.
Kenikmatan saat merendam tubuhnya mulai Bella rasakan, air hangat itu menyerang kulitnya. Kepalanya bersandar disisi bathtub dengan mata yang menatap langit-langit kamar mandi. Perlahan mata indah dengan bulu mata lebat itu terpejam, membuat kelelahan dan kekesalannya menghilang secara perlahan.
***
"Assalamualaikum,"
Pintu apartemen terbuka menampilkan Syauqi yang baru saja pulang. Hal pertama yang Syauqi lihat adalah apartemennya yang sudah rapi dan kinclong. Dan senyumannya terbit kala ia tahu pasti Bella yang merapikan.
Dengan hati yang senang dan akan mengabulkan permintaan Bella, kakinya mengayun menuju kamar, merasa jika apartemennya sepi dan gadis itu tidak menyahut salamnya.
Kening Syauqi berkerut, matanya mencari sosok gadis yang menjabat sebagai istrinya. Namun, keberadaan istrinya tidak ditemukan di kamar.
"Bella," panggilnya.
"Bella lo di kamar mandi?” katanya lagi dengan langkah yang mendekat pada pintu kamar mandi yang tertutup.
Syauqi menghembus napas pelan, hatinya mulai bimbang kala tidak menemukan Bella.
Perlahan knop pintu kamar mandi Syauqi putar berharap ada Bella di dalam sana. Dan benar, mata Syauqi membulat sempurna saat melihat Bella di bathtub dengan mata yang terpejam rapat. Tidak menunggu lama Syauqi berlari lalu berjongkok disebelah bathtub dimana kepala Bella berada.
"Bella!"
Syauqi menangkup wajah Bella dengan kedua tangannya, menepuk pelan pipi Bella. Ia hanya berharap bahwa gadis itu tidak mati karena bunuh diri.
Helaan napas lega keluar dari mulutnya saat melihat Bella perlahan membuka matanya, lalu menoleh ke arahnya.
"Lo bikin gue jantungan!" ucap Syauqi dingin.
Bella diam, hatinya masih kesal dengan kejadian tadi. Hingga suaranya mucul pada detik berikutnya. "Baru pulang lo?"
Syauqi mengangguk pelan.
"Gimana nongkrong di kafenya, seru?"
"Kok tau?" tanya Syauqi dengan sedikit rasa terkejut.
Bella tersenyum sinis, sambil membenarkan posisinya menghadap Syauqi.
"Gue nungguin lo pulang! Lo bilang satu setengah jam lagi, tapi kenyataannya lo malah asik di kafe sama cewek lagi!" ada nada tersirat akan kepedihan di ucapan Bella.
Syauqi menghela napas, lalu menatap Bella di depannya. "Gue gak nongkrong, gue kerjain tugas kelompok!"
"Lo gak taukan? Gue capek beres-beres, biar bisa lo kabulin permintaan gue! Gue siapin air hangat buat kita mandi bareng, tapi nyatanya gue mandi sendiri! Dan itu permintaan gue sama lo!"
Ada debaran hebat didada Syauqi saat Bella mengatakan bahwa gadis itu telah menyiapkan air hangat untuk mandi bersama.
"Sorry," kata Syauqi pelan, dengan tatapan lembut kepada Bella karena sudah membuat gadis itu kesal.
Bella tidak menyahut ia langsung berdiri lalu keluar dari bathtub, tangannya mengambil handuk yang melekat di gantungan. Mengabaikan Syauqi yang masih jongkok disebelah bathtub.
"Keluar lo, gue mau ganti baju!" sergah Bella tajam.
Entah kenapa Syauqi merasakan nyeri dihatinya saat melihat Bella marah padanya. Seakan ada sesuatu yang tidak menerima saat diperlakukan seperti ini.
"Gue minta maaf, gue salah!" ujar Syauqi lagi sambil berdiri dan menatap kearah Bella yang masih memegang handuk.
"Gue gak butuh maaf! Keluar gue bilang!"
"Bell..." lirih Syauqi sambil meraih pergelangan tangan Bella.
Bella membuang muka sekaligus menepis tangan Syauqi. Percayalah hatinya masih kesal.
"Lo tahu? Allah itu maha pemaaf, sebesar apapun kesalahan yang dibuat oleh umatnya tetep Allah akan memaafkan. Lo yang cuman ciptaannya, masa gak mau memaafkan? Memaafkan itu artinya lo berbesar hati, Bell."
Bella terdiam sejenak, mencerna baik-baik perkataan Syauqi.
"Gue mau kabarin lo tadinya, tapi hp gue mati. Gue gak ada niat bikin lo marah atau nungguin gue," kata Syauqi lagi dengan nada pelan. Berharap Bella akan memaafkannya.
Gadis itu menghela napas, lalu kembali menatap Syauqi disampingnya. "Gue maafin lo."
Senyuman Syauqi terbit saat melihat raut wajah Bella sudah kembali seperti biasa. Wajah m***m dan tatapan yang menggoda.
"Mandi barengnya masih berlaku?"
Pertanyaan itu lolos saja dari mulut Syauqi membuat Bella menatap Syauqi dengan binar kebahagiaan detik berikutnya Bella mengangguk mengiyakan.
Syauqi tidak tahu pasti apa yang dilakukannya, yang jelas Syauqi hanya ingin membuat Bella berubah jika dengan cara kelembutan.
Perlahan tangan Bella disana membuka kancing kemeja Syauqi dengan slow-motion. Matanya hanya tertuju pada iris coklat milik suaminya.
"Syauqi, nikmat mana lagi yang kau dustai?"
Syauqi merasa debaran aneh, sesuatu asing telah masuk ditubuhnya lalu menjalar ke segala arah saat Bella menyandarkan kepalanya didadanya yang sudah tidak terbalut sehelai benang pun. Tangan Bella melingkar kuat di pinggangnya.
"Untung udah halal!"
"Bell," panggil Syauqi saat Bella hendak melangkah membuat Bella menaikkan satu alisnya. "Di atas nakas ada buku tuntunan shalat, lo baca dan hapalin." lanjutnya, mengingat Syauqi tadi membelikan buku tuntunan shalat.
Bella tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang rapi dah putih.
"Kalo gue hapal dapet apa?"
Laki-laki itu terkekeh pelan sambil mengusap wajahnya yang basah dibawah shower.
"Apa aja, gue bakal kabulin."