Setelah mengantarkan Bella ke apartemen. Syauqi lekas pergi ke kampus, mengingat jika sore ini ada presentasi kelompoknya. Dan kali ini Syauqi tidak menggunakan mobil Bella, melainkan motornya sendiri. Jika ia memakai mobil Bella, yang ada satu kampus akan membuat gosip tentangnya.
Seperti biasa, Syauqi menemui teman-temannya di kantin saat ia menerima pesan dari Lano bahwa mereka semua ada di kantin.
Saat matanya menemukan Lano dan yang lainnya, kakinya bergegas menuju meja Lano. Tak lupa disambut dengan suara riuh penghuni kantin yang sama menikmati waktu kosong dikantin sebelum dosen masuk.
"Assalamualaikum," sapa Syauqi seraya menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Jeki, dan meja sebagai perantara di depannya.
"Waalaikumsalam," jawab semuanya.
"Qi, kemaren malem kita ke apartemen lo, kok lo gak ada? Di chat juga gak dibales," tanya Lano sembari menyeruput es kopinya.
"Iya Qi, lo pulkam?" kali ini Galang bertanya. Laki-laki dengan keahlian dalam bermain rubik itu menunggu jawaban Syauqi.
"Jangan-jangan lo nikah ya," sambar Jeki dengan tatapan menggoda.
Tubuh Syauqi langsung tersentak saat mendengar kalimat Jeki. Matanya jelas menatap Jeki dengan jengkel. Bagaimana bisa, laki-laki itu berpikiran bahwa Syauqi menikah?
"Seriusan nikah?" kali ini Lano menatap Syauqi dengan lekat.
Syauqi mengusap wajahnya satu tangan. Bisa-bisanya tiga temannya itu mempunyai tebakan yang benar.
"Iya gue pulkam!"
Oh tidak!
Syauqi lupa!
Tanpa menunggu lama atau tidak ingin kelihatan oleh teman-temannya, Syauqi langsung meletakkan kedua tangannya di atas paha, lalu melepaskan cincin pernikahan yang melekat dijari manisnya dengan hati-hati dan tatapan yang mengarah pada temannya agar mereka tidak menaruh curiga.
"Pikiran lo semua tentang nikah mulu!" kata Syauqi jengah seraya memasukkan cincin ke dalam saku celana jeansnya.
"Mana tau aja lo pulkam terus langsung nikah!"
"Apaan sih gaje!!"
Ketiga teman Syauqi terkekeh geli, dan Syauqi menghela napas lega saat cincinnya sudah terlepas.
"Makalahnya lo bawakan Qi? Gue mau liat dong, mau gue baca," ucap Lano dan Syauqi mengangguk mengiyakan.
Tangan Syauqi segera membuka ransel, matanya mencari dimana letak keberadaan makalahnya. Namun tidak ditemukan.
"Kenapa gak bawa?" tanya Lano, saat melihat raut wajah Syauqi resah.
Syauqi menepuk jidatnya saat sadar bahwa makalahnya ketinggalan di sofa. Ia lupa membawanya karena harus berdebat dulu dengan Bella hanya karena Bella yang selalu menunda sholat.
"Makalahnya ketinggalan Lan."
"Jemput dulu lah makalahnya," saran Galang.
"Inget Pak Agung itu killer, bro!" tambah Jeki.
"Iya Qi, masih ada 30 menit lagi lah Pak Agung masuk," timpal Lano.
Syauqi mengangguk mengiyakan, setelah menyandang tasnya, Syauqi lekas berdiri dan berlalu dari sana setelah pamit pada ketiga temannya.
***
"Ayo Bella sedikit lagi!"
"Semangat!"
"Lo gadis kuat! Istrinya Syauqi!"
Bella terus berteriak, menyemangati dirinya sendiri yang sedang mengangkat kotak makanan dan minuman dari apartemennya ke apartemen Syauqi.
Sudah sedari tadi Bella memindahkan semua barangnya ke apartemen Syauqi, tanpa sepengetahuan suaminya terlebih dahulu, dan Bella tidak butuh izin dari Syauqi, karena Bella adalah istrinya dan Bella berhak untuk tinggal bersama di apartemen Syauqi.
"Oh Tuhan, akhirnya selesaikan juga!"
Bella menghela napas lega, seraya menghempas tubuhnya di sofa. Matanya menjelajah setiap inci sudut ruangan apartemen suaminya yang sangat elegan dengan warna putih dan hitam. Semuanya terpajang dan tersusun dengan rapi, satu set full furniture di ruang tamu. Serta ada banyak lukisan yang menempel di dinding. Tidak ada meja makan, melainkan ada meja bar serta dua kursi putar.
Namun, setelah Bella memindahkan semua barangnya, apartemen Syauqi tidak lagi rapi. Lihatlah, kaleng minuman serta makanan ringan masih belum Bella pindahkan ke dalam kulkas, baju-bajunya yang belum di masukkan ke dalam lemari Syauqi. Sepatu-sepatunya juga ikut berserakan dilantai. Tidak hanya itu ada sampah cemilan Bella di ruang tamu, bantal sofa yang beterbangan dan Bella tidak sengaja memecah gelas di dapur hingga pecahan gelas belum ia bersihkan.
Percayalah Bella sama sekali tidak peduli jika apartemen suaminya seperti kapal pecah!
Tangan Bella menari indah dilayar ponselnya, jempolnya terus bergerak kesana kemari. Matanya fokus menatap satu makhluk di layar ponselnya. Hingga suara decitan pintu apartemen yang terbuka pun Bella tetap tidak mengalihkan pandangannya.
"ASTAGFIRULLAH, BELLA!"
Bella tidak terperanjat atau menoleh saat suara itu menggelegar ditelinganya karena ia sudah tahu itu suara suaminya.
Laki-laki itu menggeleng frustasi saat melihat apartemennya hancur akibat ulah istrinya. Matanya terus menjelajah setiap sudut ruangan yang berserakan. Lalu menatap tajam pada Bella yang seolah-olah tidak peduli.
"Lo apain apartemen gue?" tanya Syauqi dengan nada suara yang tinggi. Kakinya terus berjalan mendekati Bella.
Bella diam, matanya tetap fokus pada game di ponselnya. Mengabaikan Syauqi yang menurutnya pulang cepat.
"Ya Allah Bella!! Lo beresin sekarang juga!" tekan Syauqi, ia benar-benar emosi saat harus berhadapan dengan Bella. "Apartemen gue pecah gini!"
Lagi, Bella diam. Padahal telinga Bella panas mendengar ocehan Syauqi yang receh.
"Bella! Beresin barang lo! Letak pada tempatnya! Kalo lo mau tinggal disini!!" teriak Syauqi, matanya menyiratkan sejuta kekesalan pada Bella.
"Diem deh! Game nya seru nih! Makin besar makin kuat kita menjeritnya!! AAA... Argh... Uh..." Bella menghela napas lega, deru napasnya memburu. "Untung gak mati!" lanjutnya saat cacing tersebut selamat dari maut.
Mendengar itu Syauqi melongo, menatap Bella dengan tajam. Apa yang barusan Bella katakan?
"Sini hp lo!" bersamaan dengan itu Syauqi lekas mengambil ponsel Bella, membuat gadis itu langsung berdiri dengan berkacak pinggang , matanya menyipit tajam pada Syauqi di depannya.
"Balikin hp gue! Itu cacingnya mati!" ucap Bella seraya merampas ponselnya, namun dengan cepat Syauqi mengangkat ponselnya ke udara, hingga Bella tidak bisa menggapainya.
"Beresin semuanya dulu, baru gue balikin!!" tekan Syauqi lagi.
"Gue gak mau! Lo aja yang beresin! Lo kan laki!" balas Bella angkuh dengan wajah terangkat.
"Itu tugas cewek, Bella!"
"Bodo! Sini balikin!" lagi, Bella ingin merampas ponselnya ditangan Syauqi, dan selalu gagal kali ini Syauqi mengangkatnya lebih tinggi.
"Nih ambil kalo bisa!" tantang Syauqi sembari berjalan menghindari Bella yang sudah berapi-api.
"Ck! Lo ngeselin banget sih, jadi suami!!" Bella langsung berlari menuju Syauqi, demi game cacing Bella akan mengambil ponselnya!
Bella tidak habis pikir, kenapa suaminya selalu membuatnya kesal! Dan satu lagi, Syauqi cerewet menurut Bella! Teman-temannya di kampus selalu memuji suaminya yang kalem, dingin dan cuek. Cih! Bella tidak mengakui jika Syauqi kalem, dan cuek hanya wajah Syauqi saja yang selalu datar dan dingin.
Melihat Bella mengejarnya, Syauqi lekas berlari menuju kamar.
"Syauqi, jangan lari lo! Gue kejer sampe lubang cacing!"
Syauqi terlambat mengunci pintunya hingga Bella bisa masuk di dalam kamar. Senyuman miring tercetak jelas diwajah Syauqi saat melihat Bella menatapnya dengan tatapan orang kesetanan.
"Balikin gak!" tekan Bella berjalan mendekati Syauqi yang melangkah mudur.
"Beresin dulu apartemen gue!" seru Syauqi, masih dengan mengangkat ponsel Bella ke udara.
"NO!"
Bella mengambil ancang-ancang secara diam, dan ketika merasa ancang-ancangnya sudah mantap, ia langsung berlari saat jaraknya dengan Syauqi hanya beberapa langkah.
Tangan Bella reflek mengalung dileher Syauqi saat ingin mengambil ponselnya, namun Syauqi membawa kebelakang, membuat tubuh mereka menempel satu sama lain.
Keduanya terdiam dengan posisi intim seperti itu. Mata mereka terkunci dan Syauqi masih dengan memegang ponsel Bella sementara tangan Bella masih melingkar dilehernya.
Saat Syauqi ingin melangkah mundur akibat tidak kuat menahan tubuh Bella, betisnya bertubrukan langsung dengan ranjang dan membuat keduanya jatuh dalam waktu bersamaan, dengan Bella yang ada diatas Syauqi.
Hanya keheningan yang terjadi, bola mata mereka berdua menjelajah setiap inci wajah masing-masing. Hembusan napas bisa terdengar bagi keduanya. Ada suara keramaian yang terjadi di keheningan ini, suara jantung yang bergemuruh, mendebarkan satu sama lain.
Hingga senyuman kemenangan tercetak jelas diraut wajahnya. Persetan jika cacingnya mati, karena berada diposisi seperti ini lebih seru menurut Bella.
"Gue cantik ya, sampe lo gak kedip gitu?" tanya Bella santai seraya menyelipkan anak rambutnya dibelakang telinga lalu memindahkan tangannya ke d**a Syauqi.
Detik berikutnya Syauqi langsung mengerjapkan matanya beberapa kali. Wajahnya benar-benar datar saat Bella berkata benar, jika Bella sangat cantik. Dan Syauqi akui itu.
"Pede tingkat RT lo!" tandas Syauqi tanpa niat untuk mendorong Bella menjauh dari tubuhnya.
"Masa sih? Kata cowok diluar sana, gue itu cantik pake banget lagi! Mata lo belek ya sampe gak liat kalo gue cantik gini?"
Tangan Bella beralih memegang pipi Syauqi, matanya meneliti mata Syauqi mungkin ada kotoran yang lupa Syauqi bersihkan.
Sementara Syauqi, jantungnya berdetak lebih cepat, hidungnya menghirup dalam-dalam aroma bayi ditubuh Bella yang sangat memanjakan penciumannya. Dan lagi, tubuhnya selalu bereaksi saat harus ada dalam posisi ini.
"Gue harus bisa nahan!"
"Harus!!"
Bella tersenyum lagi menatap Syauqi. Wajahnya benar-benar ada didepan Syauqi. Hembusan napasnya membelai lembut dipipi Syauqi.
"Lo ganteng!" celetuk Bella tanpa berbohong.
"Hm!" Syauqi hanya berdehem pelan, sejujurnya ia tidak bisa melontarkan kalimat karena tertahan melihat Bella sedekat ini.
Tangan putih dan mulus itu terlipat diatas d**a Syauqi, kemudian Bella meletakkan dagu diatas punggung tangannya. Matanya menatap lekat pada Syauqi dan senyuman terbaiknya ia berikan pada Syauqi.
"Gue suka liat lo!" ucap Bella spontan.
Syauqi memejamkan mata sejenak saat ucapan itu lolos dari mulut Bella. Dan Syauqi benci, saat hatinya tidak bisa menolak untuk mendorong Bella. Entah dorongan dari mana tangan Syauqi yang tadinya hanya diam, kini beralih melingkar di pinggang Bella. Bukan kehendak Syauqi, melainkan ada hatinya yang menyuruh.
Bella mempunyai efek yang besar terhadap dirinya. Sampai tidak sadar bahwa tangannya melingkar erat di pinggang Bella.
Syauqi membalas senyuman Bella. Dengan cara kasar Bella tidak bisa berubah dan mungkin Syauqi harus menggunakan cara lembut!
"Gue punya tantangan buat lo," gumam Syauqi pelan.
Bella menaikkan dua alisnya, menatap sengit pada Syauqi.
"Apa?"
"Kalo lo bisa beresin apartemen gue sebelum gue pulang nanti, gue bakal kabulin satu permintaan lo!" ujar Syauqi.
Percayalah, kepala Bella langsung tegak dan menatap binar pada Syauqi. Suaminya akan mengabulkan satu permintaannya jika berhasil merapikan kembali apartemen.
"Satu permintaan apa aja? Apapun itu?" tanya Bella memastikan.
Syauqi tersenyum tipis lalu mengangguk mengiyakan.
"Oke sayang! Muah!"
Tubuh Syauqi menegang kala Bella berhasil mencium bibirnya sekilas. Perasaan hebat yang mengguncang dirinya datang menyerang. Matanya menatap Bella dengan terkejut namun detik berikutnya Syauqi kembali bisa merubah mimik wajah dan menormalkan detak jantungnya.
Syauqi benci jika ada badai ditubuhnya. Ia merasa menginginkan lebih dari sekedar kecupan.
Oh Syauqi mulai gila!
Gila akibat perbuatan Bella!
"Demi apa Ya Allah, hambamu ini dapat istri kayak gini?"
Bella belum ingin beranjak dari tubuh Syauqi, karena ia merasakan Syauqi memeluk pinggangnya lebih erat. Bahkan dari mata Syauqi, Bella bisa menangkap jelas bahwa Syauqi mulai luluh dengannya.
"Mau lagi, sayang?" goda Bella dengan tangan yang membelai lembut rahang Syauqi.
Mendengar itu Syauqi langsung menggulingkan Bella hingga kini Syauqi yang berada di atas Bella. Senyuman kemenangan terpancar diwajah Bella.
"Otak lo selalu m***m!" tukas Syauqi dan langsung menarik tubuhnya dari tubuh Bella.
Syauqi harus bisa menahannya, sebelum semuanya terlewat batas. Ia tidak ingin mengorbankan masa depan Bella hanya karena kebutuhan dirinya.
Bella ikut bangun dan berdiri disamping Syauqi yang sedang membenarkan kemejanya yang terlihat berantakan akibat ulah Bella.
"Lo gak suka ya sama gue?" pertanyaan itu sontak langsung keluar dari mulut Bella saat melihat Syauqi yang selalu menolaknya.
Apa dirinya kotor?
Hembusan napas terdengar dari mulut Syauqi, kepala laki-laki itu menoleh menatap Bella yang wajah mesumnya sudah berubah dengan tatapan kekecewaan.
Syauqi memilih untuk tidak menjawab, dan mengulurkan tangannya pada Bella dengan wajah dingin seperti biasa.
Melihat itu Bella langsung mengambil tangan Syauqi dan mencium lembut punggung tangan suaminya.
Cup!
"Beresin yang bener, satu permintaan bakal gue kabulin apapun itu! Dan gue bakal pulang satu setengah jam lagi!"
Apa yang Syauqi lakukan?
Dan kenapa Bella merasa ada perasaan bahagia menyeruak dihatinya saat Syauqi mencium lembut keningnya? Sekujur tubuhnya memanas, tepatnya dipipi Bella.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam." jawab Bella masih dengan keterkejutannya. Sampai tidak sadar bahwa Syauqi sudah menghilang dibalik pintu.
Tiga detik berikutnya gadis itu tersenyum lalu melompat-lompat kegirangan dengan tawanya yang lepas bak orang yang terbebas dari jeruji besi.
"Syauqi, kiss me first!"
"Gue bahagia!"
"Gue happy!"
Setelahnya Bella langsung berlari keluar kamar. Ia harus bisa membersihkan dan merapikan kembali apartemen Syauqi, agar ia bisa mendapatkan satu permintaan itu.
"Dan gue tahu apa permintaan gue!"
"TAKING A BATH TOGETHER!"