bc

Terikat Janji

book_age16+
32
IKUTI
1K
BACA
love after marriage
arranged marriage
goodgirl
sweet
bxg
icy
realistic earth
spiritual
wife
husband
like
intro-logo
Uraian

Rayya Sakinah, seorang anak yatim piatu berumur sepuluh tahun yang diadopsi oleh keluarga Fahreza. Hidupnya menjadi lebih baik setelah tinggal bersama keluarga tersebut. Tidak ada perbedaan perlakuan yang diterimanya dari keluarga Fahreza. Ayah dan ibu angkatnya begitu menyayanginya, begitu pula dengan kakak perempuan satu-satunya, Naima. Dia begitu sangat menyayangi Rayya.

Perbedaan umur sepuluh tahun tak membuat hubungan keduanya menjadi jauh. Sebaliknya, Naima begitu menyayangi Rayya seperti adiknya sendiri. Semula hidupnya berjalan dengan lancar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi oleh seorang Rayya. Pendidikannya terjamin, begitu juga dengan hidupnya.

Sampai suatu hari, Naima datang menangis-nangis meminta pertolongannya. Dia ingin Rayya menjadi madunya, membuat Rayya dan keluarga terkejut bukan main. Naima di vonis dokter tidak akan bisa memiliki keturunan setelah kurang lebih dua tahun menunggu kehadiran seorang anak di keluarga kecilnya. Naima menagih janji Rayya yang akan selalu memenuhi permintaannya.

Demi membahagiakan, Gifari, suaminya, Naima rela untuk laki-laki itu menikah kembali. Namun Gifari menolak keras. Dia sangat mencintai Naima. Tidak mengapa jika mereka tidak memiliki anak. Berbanding terbalik dengan keluarga Gifari, sang mertua perempuan selalu menekan Naima untuk segera memiliki keturunan. Apalagi Gifari adalah anak lelaki satu-satunya di keluarga Azhari.

Akankah Rayya menerima permintaan Naima untuk menjadi istri kedua ? atau menolak permintaan Naima dan mengingkari janjinya pada Naima?

chap-preview
Pratinjau gratis
Rayya Sakinah
“Jadi minggu besok Fika mau pergi dari panti asuhan ini?” tanya seorang anak kecil berumur sembilan tahun yang menatap Fika dengan penuh kagum, namanya Vivi. Panti Asuhan tempat mereka tinggal bernama Panti Asuhan Baiti Jannati, yang artinya rumahku surgaku. Namun menurutnya, panti asuhan ini seperti neraka. Dia harus berbagi dengan semua penghuni panti lainnya. Mulai dari makanan dan juga pakaian. Vivi merasa sangat cemburu setiap kali ada anak yang diadopsi di panti tersebut. Dia juga ingin merasakan memiliki keluarga yang utuh. Namun sampai saat ini, tidak ada yang berniat untuk mengadopsinya. Seorang anak berumur sepuluh tahun yang duduk di sudut kamar hanya menatap diam interaksi kedua temannya. Dia memeluk boneka beruang berwarna abu-abu, peninggalan orang tuanya saat dirinya ditinggal begitu saja di depan panti asuhan. Nama anak perempuan itu adalah Rayya, yang artinya cahaya. Karena menurut kepala panti, Bunda Ema, Rayya ditemukan saat cahaya matahari bersinar dengan indahnya di pagi hari. Rayya tidak menangis. Untuk ukuran bayi berumur enam bulan, Rayya termasuk anak yang tenang. Tidak seperti para penghuni panti yang lainnya. Rayya tidak ingin pergi dari sini. Dia berharap orang tuanya akan menjemputnya dari tempat ini. Tak mengapa Rayya harus menunggu lama. Dia rela selama orang tua atau keluarganya yang menjemputnya untuk pulang ke rumah mereka. Seperti yang dialami oleh salah satu temannya, Chika dua bulan yang lalu. Anak itu dijemput oleh keluarga ibunya dari pihak neneknya. Keluarga Chika ternyata adalah keluarga kaya karena neneknya menjemput Chika menggunakan mobil yang bagus. Chika dibuang oleh ayahnya sendiri karena dia tidak menginginkan anak perempuan. Sungguh ayah yang sangat jahat. Semoga saja ayahnya tidak seperti ayah Chika. Minggu besok. Fika juga akan meninggalkan panti seperti Chika. Sebuah keluarga berada mengadopsinya karena mereka belum dikarunia seorang anak setelah selama sepuluh tahun menikah. Sebenarnya pasangan perempuan itu ingin sekali mengadopsi Rayya. Saat melihat fotonya yang ada di data Panti Asuhan, keluarga tersebut sudah jatuh hati pada Rayya. Namun rupanya Rayya lebih dulu mengetahuinya. Dia pun membuat rencana untuk menggagalkan upaya tersebut. Rayya berulah dengan membuat kenakalan. Dia membuat teman-temannya menangis dan mulai mengacak-acak ruang tamu dan pot bunga di teras depan. Melihat hal tersebut, sepasang suami istri itu pun mengurungkan niatnya untuk mengadopsi Rayya. Mereka tidak ingin memiliki anak yang nakal dan susah diatur. Pilihannya kemudian jatuh kepada Fika. Hal itu membuat Fika sangat senang luar biasa. Dia akhirnya bisa pergi dari panti asuhan ini. “Kamu kenapa bikin masalah lagi? Bukannya seharusnya kamu yang dipilih keluarga Arif ?”tanya Lulu, teman terdekatnya di panti asuhan. Lulu sudah seperti saudara untuknya. “Aku nggak mau. Aku masih berharap keluargaku yang jemput aku,” sahut Rayya masih menatap Fika yang mulai sombong di depan anak-anak yang lain. Sejak dulu Rayya tidak suka dengan anak itu. Fika selalu merasa dirinya adalah seorang putri kaya raya. Anak itu tidak mau mengikuti peraturan yang ada di panti. Jadwal piket yang sudah ditentukan, tidak pernah dikerjakan. Rayya yang berada satu jadwal dengannya pun merasa sangat kesal. Namun dia tidak bisa berbuat banyak. Anak itu pintar berakting dan memutar balikkan fakta. Sementara dia terkenal sebagai anak pembuat onar. Padahal Rayya melakukan hal itu agar dia tidak diadopsi oleh keluarga yang ingin mengadopsinya. Dan Lulu tau semua yang dilakukan Rayya. “Tapi kalo nggak ada yang jemput gimana? Kan kamu masih bisa mencari keluarga kamu kalo nanti suatu saat kamu diadopsi orang kaya. Kamu punya uang banyak yang bisa kamu gunakan untuk mencari mereka,” ucap Lulu membuat Rayya terdiam sejenak. Dia mencerna setiap kalimat yang diucapkan sahabatnya. Benar. Lulu benar sekali. Dia masih bisa mencari keluarganya dengan uang yang dimilikinya nanti. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. “Tapi...kalo mereka melarang untuk mencari keluarga aku, gimana?” tanya Rayya setelah menyadari tidak semua keluarga yang mengadopsi membolehkan mereka mengorek masa lalu mereka. Semua itu dilakukan demi melindungi diri anak tersebut agar kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka tidak akan mempengaruhi hidup mereka kelak. “Kan kamu tinggal kasih syarat aja, Ya. Boleh nggak kalo nanti kamu dewasa, kamu mau cari kedua orang tua kamu. begitu,” ucap Lulu menjelaskan. Memang untuk anak umur sepuluh tahun, Lulu termasuk anak yang cerdas. Di sekolahnya Lulu selalu mendapat beasiswa yang membuat pengurus panti bangga. Banyak piala yang berjejer di ruang kantor Panti, dan beberapa merupakan sumbangan dari kepintaran Lulu. Namun seperti kata pepatah, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Secara rohani, Lulu tidak cacat, tapi secara fisik, anak itu memiliki cacat mata yang membuatnya buta sebelah. Untuk kembali normal, Lulu harus dioperasi. Namun semuanya tidak mudah, harus ada donatur kornea mata yang mau menyumbangkan matanya untuk Lulu. Apalagi biaya operasi yang tidak murah. Jadi sampai saat ini, belum ada sama sekali keluarga yang berniat untuk mengadopsinya. Lulu tau akan hal itu. Dan dia tidak memusingkannya. Dia sudah terbiasa diabaikan. Jadi diabaikan kembali oleh para keluarga yang mengadopsinya, dia tak mengapa. Walaupun terkadang terselip rasa iri saat salah satu temannya pergi meninggalkan panti, Lulu hanya bisa berdoa semoga ada keluarga yang benar-benar menerima kekurangannya dan mau mengadopsinya. “Memang nggak apa-apa bilang begitu ? Nanti bunda Ema kasih aku hukuman lagi. Aku capek nyapu halaman belakang yang isinya sampah daun semua. Sudah disapu, eh daunnya jatuh lagi ngotorin tanah. Kan capek,” gerutu Rayya mengingat hukuman yang selalu diberikan Bunda Ema jika dia membuat kenakalan. “Hahaha...sudah tau capek. Tapi kamu selalu buat ulah setiap kali ada yang mau adopsi kamu,” komentar Lulu tertawa geli. “Itu terpaksa. Cuma itu satu-satunya cara biar aku nggak jadi diadopsi,” sahut Rayya menjelaskan. “Kenapa kalian berdua berisik banget di pojokan. Pasti lagi ngomongin aku , yah? Kalian berdua iri kan karena nggak ada keluarga yang mau adopsi kalian,” ucap Fika mengibaskan rambut keritingnya. Mulai memasang wajah sombong. Rayya memutar bola matanya. Malas sekali meladeni anak sombong seperti Fika. Beruntungnya Rayya dan Lulu sudah terbiasa dengan sikap menjengkelkan anak itu. Jika saja Fika tau kenyataan bahwa dia adalah opsi kedua dari keluarga yang ingin mengadopsinya. Mungkin anak itu akan menangis keras karena malu. “Iri ? Sama kamu?” tanya Rayya ikut mengibaskan rambut hitamnya yang panjang dan lebat. “Aku lebih cantik dari kamu. Ngapain iri,” sahut Rayya ikut sombong membuat Lulu tertawa keras dibuatnya. “Hahaha...” tawa Lulu keras. Fika menatap kesal keduanya. Dia sangat benci sekali dengan dua anak di depannya ini. Pertama karena dia kalah cantik dari Rayya. Dan kedua karena dia kalah pintar dari Lulu. “Heh buta! Jangan ketawa! Nggak ada yang lucu!” teriak Fika menghina Lulu. Mendengar hal itu Rayya naik pitam. Dia sangat benci jika ada penghuni panti yang menghina fisik Lulu. Seketika Rayya langsung mendorong tubuh Fika hingga anak itu jatuh terduduk di tempat tidurnya. Semua anak-anak panti yang menyaksikan berseru terkejut. Rayya tidak pernah bermain Fisik. Walaupun usil dia tidak pernah menyakiti fisik temannya. Oleh karena itu, teman-teman sekamarnya semua terkejut, begitu juga dengan Lulu. Anak itu dengan cepat menarik tangan Rayya agar tidak menjambak rambut Fika yang keriting. “Maksud kamu apa bilang gitu? Kamu merasa sempurna karena kamu nggak cacat? Mau aku buat cacat juga supaya kamu bisa ngerasain apa yang Lulu rasain kalo kamu menghina dia,” teriak Rayya marah. Bahkan tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Dia sangat membenci orang yang menghina fisik orang yang tidak sempurna seperti Lulu. Fika terdiam. Dia gemetar ketakutan karena Rayya yang memelototinya. Dia tak menduga Rayya akan semarah ini padanya. Karena biasanya Rayya akan menanggapi hinaannya dengan balik menghinanya. Namun kali ini berbeda. Rayya marah dan mendorongnya. Beruntung di belakangnya adalah kasur tempat tidurnya. Jika di sana adalah ruang kosong, pasti pantatnya yang akan jadi korban. Fika tiba-tiba menangis keras. Memulai akting yang selalu dilakukannya demi mendapatkan perlindungan. Tak lama Bunda Wika, salah satu pengurus panti masuk ke dalam kamar. “Ada apa ini?” tanya Bunda Wika pada anak-anak. “Hikz...Bunda...Rayya...hikz. Rayya dorong Fika sampai jatuh,” adu Fika dengan air mata yang membasahi pipinya. Rayya mencibir dalam hati.’Dasar munafik. Masih kecil saja sudah pintar drama.’ “Benar, Ya? Kamu yang dorong Fika?” tanya Bunda Wika memastikan. Rayya mengangguk. Mengakui kesalahannya. “Kenapa? Kamu tentunya punya alasan kenapa harus berbuat kasar seperti itu, kan?” Bunda Wika berusaha mencari jawaban akan tindakan yang dilakukan oleh Rayya. Dia sangat mengenal Rayya. Sebenarnya Rayya adalah anak yang baik dan penyayang. Hanya terkadang sifat usilnya yang membuatnya sering terkena hukuman. “Dia menghina Lulu, Bun. Rayya nggak suka sahabat Rayya dihina-hina,” jawab Rayya menatap tajam Fika. Bunda Wika menoleh pada Fika.”Benar, Fika? Kamu menghina Lulu?” “Benar kamu menghina Lulu, Fi?” “Lulu kan memang buta, Bun. Fika nggak menghi- kyaa” Rayya hampir saja menarik rambut Fika jika saja Bunda Wika tidak menahannya. “Rayya berhenti! Jangan main kekerasan!” seru Bunda Wika membuat Rayya melengos dan memilih duduk di sudut tempat tidurnya. Padahal dia sangat ingin menarik rambut keriting itu. “Kamu jangan bar-bar, Ya. Nanti kamu kena hukum lagi. Aku nggak apa-apa, kok,” bisik Lulu menenangkan Rayya. Dia merasa terharu bahwa Rayya membela dirinya. Tapi dia juga tidak ingin jika Rayya dihukum kepala pengurus karena membelanya. “Dan kamu, Fika. Kamu nggak seharusnya berbicara kasar seperti itu pada temanmu. Ingat , semua makhluk ciptaan Allah itu sama. Yang membedakan hanya akhlak dan amalan yang kalian lakukan. Kalian berdua ikut bunda ke ruang kantor kepala. Kalian harus mendapat hukuman karena membuat kegaduhan,” ucap Bunda Wika menggandeng tangan Fika di sebelah kiri, dan tangan Rayya di sebelah kanan menuju kantor kepala panti asuhan. -TBC-

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Siap, Mas Bos!

read
14.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
191.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
207.9K
bc

My Secret Little Wife

read
100.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook