***
Bi Maryn pergi ke rumah sakit tempat Mr. Abraham dirawat. Ia membuka pintu kamar rumah sakit dan melihat tuannya sedang berbaring lemah diranjang dengan alat pendeteksi jantung di dadanya. Ryan yang merupakan asisten Mr. Abraham memberikan handphone Mr. Abraham kepada bi Maryn. Ia mengatakan jika Mr. Abraham terkena serangan jantung di kantor. Mr. Abraham di pecat dengan tidak hormat oleh presdir karena terbukti melakukan penggelapan dana perusahaan yang bernilai ratusan juta dollar. Ryan jugalah yang membawa tuannya ke rumah sakit dan mengangkat panggilan dari bi Maryn siang tadi.
Bi Maryn mengucapkan terima kasih pada Ryan dan ia pun pamit untuk pergi.
Bi Maryn melihat dengan tatapan iba pada Mr. Abraham yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia tidak menyangka, jika selama ini tuannya berbuat seperti itu. Apakah demi Shania, tuannya berani mengambil uang perusahaan.
Bi Maryn menghela napas dan berjalan mendekati kursi di dekat jendela kamar pasien. Semua maid yang bekerja dengan tuannya telah pergi untuk mencari pekerjaan lain. Hanya ia yang masih melayani tuan dan putrinya Shania sampai saat ini. Ia tampak berpikir, apa yang harus ia lakukan setelah kejadian ini ?
***
Shania memberontak ketika pria tampan didepannya ini membopongnya seperti karung beras.
" Apa yang kau lakukan pria m***m ?" cepat turunkan aku !". teriak Shania yang memekakkan telinga.
Shania memukul punggung pria itu dengan kuat dan juga menendang-nendang perut Alan.
Alan sempat limbung ketika menggendong Shania karena ia bergerak seperti belut licin yang susah untuk didiamkan.
" Hei diam kau gadis kecil atau ku lempar kau sekarang juga " geram Alan sambil berjalan menuju mobil mewahnya diikuti oleh 2 bodyguardnya.
" Lemparkan saja aku sekarang, karena aku tidak sudi di pegang-pegang olehmu dasar kau pria sinting " teriak Shania yang berhasil menjambak rambut Alan.
Alan merasakan perih di kepalanya tapi ia abaikan. Alan memegang kaki Shania kuat dan memukul b****g Shania karena geram aksi gadis kecil itu berani menjambak rambutnya.
Salah satu bodyguard Alan membuka pintu dan dengan cepat Alan melempar Shania ke dalam mobilnya. Shania meringis sakit pada bokongnya ketika ia dilempar oleh pria tampan ini.
Pria itu juga masuk ke dalam dan duduk disamping Shania. Ketika pintu mobil hendak ditutup, Shania langsung bergerak untuk kabur dari mobil. Tapi dengan sigap Alan menangkap tubuh Shania yang hendak melarikan diri.
" Lepaskan aku! kau pria tampan tapi sinting dan aku tidak sudi di sentuh olehmu " teriak Shania garang. Shania terus memberontak dari pegangan Alan. Memukul dan menendang jadi satu aksi dari pemberontakan Shania terhadap Alan.
" DIAMM, !"
"atau kupatahkan kakimu sekarang juga " ancam Alan yang mulai frustasi karena gadis kecil disebelahnya ini tak kunjung berhenti memberontak dan jangan lupakan, suara cempreng Shania yang dari tadi berteriak dan memaki membuat kepalanya berdenyut.
Alan masih memegang tubuh Shania kuat.
Kedua bodyguard Alan melihat dari kaca spion kelakuan tidak biasa dari bos nya.
Bos nya itu terlihat memeluk gadis bersuara cempreng itu dengan erat. Walaupun pada kenyataannya, mungkin bos mereka tidak menyadari akan sikapnya pada gadis itu.
" CEPAT JALAN, APA YANG KALIAN LIHAT HAA" !! Bentak Alan pada kedua anak buahnya.
Dengan cepat salah satu bodyguard Alan langsung menghidupkan mesin dan melajukan mobil mewah bos mereka dengan kecepatan tinggi.
Shania sedikit terkejut akan bentakan pria yang sedang memeluknya ini.
"Hai bodoh, jangan berteriak di dekat telinga ku !"ucap Shania dengan nada kesalnya. Shania menatap tajam pada pria yang masih memeluknya erat. Kedua tangan Alan melingkar pada tubuh Shania.
" Jika kau masih mengeluarkan suara cemprengmu itu, aku akan lagsung membungkam mulutmu itu dengan mulutku" kata Alan santai sambil menatap gadis kecil dalam pelukannya saat ini.
Sontak wajah Shania memerah mendengar ucapan pria tampan yang sedang memeluknya ini.
Kedua bodyguard itu sungguh ketakutan melihat kemarahan Bos Mafia berdarah dingin ini.
Bos mereka tidak akan segan-segan untuk langsung menghabisi musuh-musuhnya. Ia juga turun tangan untuk bertindak bahkan berkelahi dengan lawannya.
Alan ahli dalam bela diri dan ia penembak jitu baik jarak dekat maupun jarak jauh. Walaupun Alan mampu menjaga dirinya sendiri tapi jika ia bepergian selalu membawa anak buahnya. Baginya seluruh anak buahnya di bayar untuk bekerja dan tidak ingin mereka hanya makan gaji buta. Begitupun seluruh pegawainya di kantor, ia mempunyai cara tersendiri untuk mendisiplinkan ribuan pegawai yang bekerja padanya. Apabila kinerja tidak sesuai dengan yang diharapkan maka tak tanggung-tanggung, ia akan langsung memecat pegawainya tanpa hormat. Seperti yang ia lakukan pada daddy Shania Mr.Abraham.
****
Shania duduk tenang dalam pelukan Alan. Posisi Alan dibelakang Shania membuat Shania merasa nyaman dan mengantuk di d**a Alan. Tanpa terasa Shania tertidur dalam pelukan Alan.
Alan melihat pucuk kepala Shania yang mulai bergerak tenang dan sedikit menyandar di dadanya menyadari jika gadis kecil ini sedang tidur. Mungkin kelelahan sedari tadi berteriak dan memberontak.
"Gadis kecil ini tertidur" batin Alan yang membenarkan posisi tidur Shania agar ia dapat merasa nyaman.
Alan mengelus puncak kepala Shania dan mengamati wajah Shania.
" Cantik " Alan membatin lagi.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, mobil Alan berhenti di depan mansion mewah Eropa bergaya Victorian. Mansion dengan nuansa megah ini terletak cukup jauh dari NY City. Alan memilih suasana alam yang tenang dan nyaman.
Mansion yang desainnya rumit dan terkadang asimetris menjadi ciri khas dari mansion ini. Desain Victoria ini dipilih Alan untuk huniannya dikarenakan kakek dan neneknya berasal dari negara Inggris. Desain ini berkembang pada masa kekuasaan Ratu Victoria atau lebih dikenal sebagai era Victorian.
Berdiri di lahan yang luas menambah kesan mewah hunian ini.
Salah satu bodyguard Alan membuka pintu mobil. Tak lama kemudian Alan keluar dari mobil dengan menggendong Shania ala brydal style. Alan melangkah cepat ke dalam mansion karena rintik-rintik hujan telah turun. Seakan Alan takut jika rintik-rintik hujan tersebut mengenai tubuh gadis kecil yang sedang terlelap.
Beberapa maid menyambut kedatangan tuan mereka. Sebagian maid terlihat kaget tuan mereka membawa seorang gadis ke mansion. Padahal sebelumnya belum pernah terlihat tuan mereka membawa seorang wanita ke mansion ini.
Alan meletakan Shania di kasur king size miliknya. Ia menyelimuti tubuh Shania dengan selimutnya. Setelah itu, Alan menatap lekat Shania dan menyentuh bibir mungilnya yang terlihat menggoda. Alan menyeringai dan meninggalkan Shania. Alan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan untuknya.