"Mau disengaja atau nggak, kalo kita bertemu lebih dari 3 kali, berarti kamu adalah orang yang ditakdirkan untukku."
[ Tsani Moreno Aprilian ]
?
•Lo Lagi?!•
Setelah pulang sekolah, kelima gadis itu sudah berjanji akan pergi ke Mall bersama. Berencana akan membeli baju couple untuk acara liburan sekolah minggu depan.
"Nanti pake mobil gue ya, gue jemput satu-satu," ujar Vania pada keempat sahabatnya.
"Oke!" Seru keempat gadis itu.
Karena jalan menuju rumah yang berbeda arah, kelima gadis itu berpisah digerbang sekolah. Nara pulang bersama Rikka, dan Vania bersama kedua sahabatnya lagi.
"Bye!" kelima gadis itu saling melambaikan tangan.
***
Kini Rikka tengah menunggu keempat sahabatnya menjemputnya. Gadis itu sudah siap dengan setelah Kaos oversize berwarna putih polos dan celana kodok jeans pendek selutut, serta sepatu kets berwarna putih dan sling bag berwarna silver.
Gadis itu membuka ponselnya, melihat grup chat sahabatnya.
_
________________________________________
♡Five Princess♡
Vania kang jamu
Hey ladies! Udah pada siap? Gue mau otw jemput kalian neh.
Nara waria:v
Udah nih, gue nunggu dirumah Rikka aja ya.
Tiara dalam lumpur○_○
Tungguin gue pake makeup dulu!
Vania kang jamu
Aelah lama banget?
Nara waria:v
Yaudah cepet2 pake makeup nya_-
Tiara dalam lumpur○_○
Iyaa:(
Rachel sihemat suara
Gue ga ikut ya, mau jenguk nenek gue dikampung, lagi sakit.
Nara waria:v
Oh.. yaudah Ra gapapa, salam dari gue buat nenek lo ya, semoga cepet sembuh^^.
Vania kang jamu
Semoga nenek lo cepet sembuh Ra:)
Tiara dalam lumpur○_○
GWS buat nenek lo Ra^^
Doa terbaik buat kesembuhan nenek lo Ra^^
15.30✓✓
Rachel sihemat suara
Iya, thanks
_________________________________________
"Rikka!" Panggil Nara lalu berlari kecil ke arah gadis itu.
Rikka tersenyum menerima kedatangan Nara, gadis itu menyuruh Nara duduk disampingnya.
"Aish gaya lo kek bocil aja Rik." Celetuk Nara yang melihat Rikka mengenakan celana kodok.
"Hilih, bomat ah, yang penting gue suka," cetus Rikka.
"Hehe iya deh serah," kekeh Nara.
Tin! Tin!
Setelah Nara tertawa, sebuah mobil Lamborghini Aventador SVJ Roadster Grigio Telesto berwarna kuning berhenti didepan kedua gadis itu.
Nara dan Rikka langsung berlari kecil menuju mobil itu, masuk kedalam mobil tanpa menunggu perintah dari sang pemilik.
"Masyaallah holang kayah." Ujar Nara saat sudah duduk didalam mobil milik Vania.
"Hilih, permisi kek biar sopan!" cetus sang pemilik mobil.
"Cepetan otw bisa ga?" timpal Rikka yang sudah tak sabar ingin menginjakkan kaki ke tempat tujuan.
"Oke lah," sahut Vania.
Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah Rikka, menuju Mall terbesar di Jakarta, tempat terbaik untuk refreshing bagi gadis-gadis yang maniac fashion itu.
Keempat gadis itu bernyanyi ria didalam mobil yang tengah melaju dengan santainya membelah jalanan malam Jakarta.
....
uli jinjja byeolnadae
geunyang naega neomu joh-ahae
neon geugeol neomu jal algo
nal jwilagpyeolaghae
nado machangajiingeol
ulin cham byeolnago isanghan saiya
seololeul buseojige
(buseojige)
geuligon tto kkyeoan-a
(geuligon tto kkyeoan-a)
You got me feeling like a
psycho psycho~
ulil bogo malhae jakku jakku
dasi an bol deus ssaudagado
but-eo danini mal-ya
ihaega an gandae
usgijido anhdae
....
Bertepatan dengan detik berakhirnya lagu itu, kini mereka telah sampai ditempat tujuan.
"Oke girls, cukup nyanyinya, kita udah sampe nih," tutur Vania sambil mematikan mesin mobilnya.
"Akhirnya nyampe juga," sahut Rikka sambil meregangkan tubuhnya, melepas pegal terlalu lama duduk.
Setelah keempat gadis itu keluar, mereka memasuki Mall bersama. Berkeliling, berfoto sana sini, dan melakukan hal lainnya selama berjalan didalam Mall itu.
"Mau langsung belanja terus pulang atau makan dulu?" tanya Nara yang pandangannya masih fokus mengotak ngatik ponselnya.
"Makan dulu yu, tuh disana ada restoran makanan khas Korea dan Jepang, gue pengen beli kimbab sama Ramen." Sahut Vania sambil menunjuk sebuah restoran yang diatas pintunya tertulis rangkaian huruf hangul dan kanji.
"Gas!" timpal Rikka dan Tiara.
Keempat gadis itu langsung mempercepat langkah menuju restoran itu. Tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri tadi. Tinggal beberapa langkah lagi.
"Ah.. wangi ramen~" ucap Vania yang sedang fokus mengendus aroma yang dikeluarkan oleh resto itu.
Keempat gadis itu langsung masuk. Yang paling cepat adalah Vania. Mereka duduk didekat Jendela guna melihat pemandangan sambil makan.
Seorang waitress menghampiri keempat gadis itu.
"Mau pesan apa mbak?" tanya waitress itu, ramah.
"Kimbab tapi jangan ada isi cumi-nya, sama Ramen jangan pake telur, minumnya choco-matcha jangan pake whip cream." Sahut Vania.
"Kimchi sujebi (sup pangsit), tokebi (hot dong kentang), sama es teh manis." Timpal Rikka.
"Tempura, sukiyaki, sama choco-banana." Tambah Nara.
Waitress itu sudah menulis pesanan ketiga gadis dihadapannya, tinggal satu gadis lagi yang masih belum memesan.
"Dan.. nona?" tanya waitress itu sambil menunjuk Tiara dengan ujung kepala pulpennya.
"Ada seblak ga?"
Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Tiara membuat waitress itu terdiam. Begitu juga ketiga sahabatnya.
"Tiara bege! Mana ada seblak disini woi!" batin Nara.
"Bukan temen gue plis!" batin Rikka.
"Tolong siapapun bawa gue pergi, malu banget ih!" batin Vania.
"Em.. seblak itu apa?" tanya waitress itu.
Ketiga sahabat Tiara langsung memalingkan wajahnya ke sembarang arah, pura-pura tidak tahu dengan situasi.
"Nggak jadi mbak, nasi padang aja ada gak?" tutur Tiara. Hal itu membuat malu ketiga sahabatnya lagi.
"Nasi.. padang?" tanya waitress itu.
*plis Tiara! Ini restoran makanan jepang sama korea, bukan warteg!
"Nggak jadi mbak, saya mau kimchi sujebi, kimbab, sama matcha-latte aja." Akhirnya ucapan memalukan Tiara sudah berakhir.
Setelah waitress itu pergi, baru-lah ketiga sahabat Tiara bisa bernafas lega.
"Fyuh, Tiara! Lu bege banget sih! Disini mana ada seblak sama nasi padang!" cecar Nara. Dirinya seperti ingin menghilang saja tadi.
"Hehehe," Tiara terkekeh.
"Gue jitak lo lama-lama." Cibir Rikka.
Beberapa menit setelah mengomeli Tiara, pesanan keempat gadis itu datang.
"Ittadakimasu!" ucap keempat gadis itu bersamaan. Lalu melahap makanannya pelan-pelan.
"Wibu," ucap seseorang disamping Rikka. Ucapan itu membuat Rikka hampir tersedak.
"Heh! Uhuk! Uhuk! Si-sialan! Gue jadi kese..." omelan Rikka terhenti saat dia menoleh ke asal suara.
Orang itu menaikkan sebelah alisnya 'apa?'.
Ketiga sahabat Rikka yang ikut menoleh-pun dibuat tercengang.
"L-LO!?"
"Hm?"
"Lo kok bisa tau kita disini?" tanya Nara.
"Lo ngikutin kita ya!?" tuduh Tiara sambil menatap tajam orang itu.
"Nggak," sahut orang itu.
"Cuma kebetulan beli makanan aja terus liat calon istri jadi mampir deh." Lanjutnya, menjelaskan.
"Hah? Calon istri?" Tanya Nara, Tiara, dan Vania bersamaan.
"Iya'kan Rikka?" Tutur orang itu.
"Hah? Jan ngadi-ngadi lu! Ogah banget idih." Cetus Rikka.
"Ayo cabut! Gue udah males makan."
Keempat gadis itu langsung melangkah pergi meninggalkan restoran, meninggalkan laki-laki itu seorang diri.
***