Part 4

1099 Kata
Author pov Sore yang sejuk karena masih ditetesi oleh bekasan -bekasan air hujan, Fani, Silvi, Randy, Charly, Dhika sekarang berada dirumah Ola tepatnya di pendopo halaman rumah Ola yang luas sambil melihat tetesan air hujan yang masih menuruni tanah. Ola dan kawanya sedang membuat naskah drama untuk tugas bahasa Indonesianya. Pendopo ini yang sudah lengkap dengan mejanya terlihat berantakan karena makanan yang berserakan. Silvi yang kesal berteriak "Oi,,ayo kita mulai diskusinya sekarang, jangan pada sibuk sendiri dong"  "Iya, ayo nanti kesorean terus ga selesai deh ini naskah nya"ucap ola sambil membereskan makanan yang berserakan Randy melempar bukunya diatas meja "Yaudah, ayo gue udah cari refrensi judulnya nihh tinggal pilih aja". Sore ini Ola dkk benar-benar disibukan dengan membuat naskah drama yang berjudul sahabat terbaik. dan akhirnya mereka memilih judul ini untuk naskahnya. mereka pun berdiskusi untuk membuat dialog nya. dan tidak terasa kerjaan mereka sudah selesai Fani menghela nafas akhirnya kelar juga nih tugas . 3 jam waktu yang mereka habiskan untuk mengerjakan tugas ini sekarang sudah mau magrib dan mereka semua bersiap untuk solat, dan tidak lupa membereskan buku dan sampah bekas makanan lalu melaksanakan solat magrib dirumah Ola. Wanita paruh baya dengan dress birunya dan hijabnya menghampiri mereka semua dengan senyumannya. "Ayo anak-anak sekarang siap-siap dulu untuk solat magrib" semuanya hanya mengangguk dan menuruti wanita paruh baya itu yang tidak lain adalah ibu Ola. Dimushola yang tidak terlalu besar ini tapi cukup untuk ditempati kurang lebih 10 orang mereka semua melakukan solat berjamaah. tidak lama setelah solat berjamaah, mereka semua Ola dkk juga mama dan papa ola serta Tiara adik Ola berkumpul diruang keluarga, karena diluar hujan turun lagi dan mereka semua tidak bisa pulang. "Oiya,mah,pah ini kenalin sahabat-sahabatnya Ola" Ola memperkenalkan satu-persatu sahabatnya kecuali Fani karena orang tua ola sudah kenal dengan Fani dari mereka sd. Ola memperkenalkan sahabatnya ke mama dan papa nya karena selama ini Ola tidak pernah membawa sahabatnya kerumah. Sambil menunggu hujan reda mereka mengobrol bersama dan bercanda ria. Ola sempat melirik ke randy, dan Ola melihat Randy yang terlihat selalu memperhatikan Tiara. Tiara yang sedang asyik dengan Fani tersadar bahwa Randy diam diam melihatinya. Tiara yang risih akan dilihatinya pun izin kekamar untuk meninggalkan mereka dengan alasan ingin belajar. Ola pov Aku senang melihat canda tawa mereka, lalu aku tak sengaja melirik Randy yang sepertinya sedang memperhatikan Tiara. hem, kenapa aku terfikir lagi dengan hal itu, aku kuatir randy akan mendekati Tiara dan melakukan .., astghfirullah aku ga boleh suudzon sama Randy. Aku yang melihat Tiara sudah naik tangga lalu memerhatikan Randy yang melihatinya tanpa berkedip aku pun mengagetkan Randy. "Randy" ujarku sambil memberi buku yang kupinjam "Eh iya la kenapa?" ucap Randy kaget "Ini aku mau balikin bukumu yang tadi aku pinjam buat nyatet naskah tadi, makasih" ucapku singkat Randy hanya mengangguk "Oiya tinggal diketik yaa La, ini tugas lu ya Sil?" ucap Randy beralih ke Silvi . Silvi yang merasa namanya dipanggil pun menengok ke arah Randy "iya ini tugas aku tinggal ketik, print aja kan oke sini bukunyan rand" Silvi mengambil buku yang ada ditangan Randy. Karena hujan sudah berhenti dan jam sudah menunjukan pukul 20.00 mereka semua pamit untuk pulang kerumah masing-masing. Aku yang masih disibukan dengan membersihkan piring dan gelas bekas cemilan tadi tiba-tiba dikagetkan Tiara karena aku melamun. "dooor.. si kaka malah ngelamun, sini aku bantuin" ucap Tiara sambil merebut lap yang ada ditanganku. "Ra" "Iya ka knp" "Hemm gpp hehehe" "Ih apa sih ka ga jelas deh" ucap Tiara tertawa. Mama dan papa sedang mengbrol di ruang tamu berdua. Mereka terlihat seperti mengobrolkan sesuatu yang serius. Aku hanya bisa memerhatikannya dari dapur lalu aku beralih untuk kekamarku untuk beristirahat lagian tidak sopan jika aku mendengarkan obrolan papa dan mama. "Mah, tadi tau kan temennya Ola yang kurus tinggi itu?" ucap Rahman papa Ola kepada istrinya Gita. "Iya tau pah, itu anak sopan sekali ya pah, ga nakal (dalam artian nakal disini ga berisik, diam dan gak banyak tingkah) gitu gak kaya yang lainnya" ucap Gita yang sedang membaca majalahnya. Rahman membetulkan duduknya dan bangun dari sandaran istrinya "Iya, tadi namannya kalo ga salah Randy Agratama ya mah?" Gita yang melihat suaminya duduk dengan serius pun menatap suaminya dan bertanya heran "Iya pah, emangnya kenapa pah?" Rahman menatap Gita istrinya "Itu mirip seperti anak sahabat kita mah pak Andhika Agratama, yang mau kita jodohkan dengan anak kita mah, mama inget kan 16 tahun yang lalu?" Gita yang mendengarkan berusaha mengingatnya Flashback on Gita pov Aku, Rahman, Andhika dan istrinya Rahma Bella sedang berjalan-berjalan mengitari taman komplek di pagi hari, menemani para istri yang sedang hamil tua. disana kami menemukan tempat yang bagus dan indah, kami berempat pun beristirahat di sebuah pendopo di taman itu. "Jeng Gita gimana kehamilan kamu? anaknya perempuan atau laki-laki?" tanya perempuan yang berperut buncit sama sepertiku. "Alhamdullillah sehat jeng tinggal menunggu kelahirannya saja yang tinggal beberapa hari lagi , kalau soal jenis kelaminnya kami masih merahasiakannya jeng, biar suprise gitu, hehehe" jawabku tersenyum. "Ohhh gitu jeng, aku juga sebentar lagi melahirkan bayi laki-laki yang ga lama juga akan lahir"ucap Rahma sambil mengelus perutnya. Rahman dan Andhika saling menatap "oh,iya Rahman bagaimana kalau kita menjodohkan anak kita jika mereka sudah besar nanti jika anakmu perempuan, man.. biar sepasang dengan anakku man " ucap laki-laki disebelah Rahma yang tidak lain suaminya Rahma, Andhika . Mas Rahman mengangguk kecil lalu melirikku tanda menanyakan hal itu aku pun menjawabnya dengan anggukan "itu ide yang bagus Dhik, aku setuju kalau anakku perempuan nanti kita akan jodohkan dengan putra mu Dhik" "Bagaimana, dengan kalian para ibu?" kata Andhika menatap aku dan jeng Rahma "Kami setuju saja tapi, perjodahan itu dilakukan saat anak kita berumur 17 tahun bagaimana?"ucap Rahma sambil mengelus perutnya, Aku pun menjawabnya sambil tertawa "Iya jeng, mudah-mudahan sih kita bisa lahiran bareng ditanggal yang sama" Andhika dan Rahman mengucapkan "Alhamdulillah" kami pun tertawa bahagia karena kami bisa menjadi keluarga nantinya. Perbincangan kami soal menjodohkan anak kami terus berlangsung hingga anak kami sudah tk. tetapi seiring berjalannya waktu keluarga Andhika Agratama ada urusan keluar negeri untuk mengurusi perusahaan disana, mereka sekeluarga harus pindah kesana dan kami pun berpisah. 5 tahun setelah kepindahan mereka, kami bertemu kembali dan membicarakan tentang perjodohan itu tetapi kami belum mempertemukan anak-anak kami, sebelum mereka berumur 17 tahun. Flashback off "Oh iya ya pah, mama hampir saja lupa kalo gak papa ingetin hehehe" ucap Gita tertawa "Iya sayang, nanti papa akan bertemu pak Andhika untuk menanyakan hal itu kembali, mama mau ikut kan" ucap Rahman yang merangkul istrinya dan hendak mencium istrinya. "Iya pah, mama ikut, jeng Rahma juga ikut kan? mama udah kangen banget sama dia." ucap Gita lalu memeluk suaminya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN