Aku baru saja sampai ke tempat di mana Eomma dan aku akan bertemu dengan keluarga Hyun Soo secara lengkap. Gedung ini memiliki lantai di mana ada sebuah private pool dengan berbagai kolam dan berbagai wahana yang lengkap. Aku bahkan baru tau jika Korea memiliki fasilitas seperti ini untuk kaum orang kaya. Aku sengaja untuk tidak menggunakan bikini, melainkan baju renang yang sedikit lebih tertutup. Aku tidak ingin jika Hyun Soo harus tau bentuk tubuhku sebelum dia berhak untuk menerimanya.
Eomma membawaku untuk mendekati keluarga Hyun Soo. Aku bisa lihat binar bahagia dari Bibi Min Rin kala melihat kami. Aku juga melihat ayah Hyun Soo yang terlihat masih muda dan cukup tampan di usianya yang sudah senja. Sedangkan seorang gadis cantik berdiri di samping Hyun Soo sembari menatap kami dengan malas. Membuatku menyimpulkan jika mungkin dia sama sepertiku yang tidak menyukai ide berenang seperti ini.
"Hai," sapa Bibi Min Rin lalu memeluk Eomma lalu memelukku. Aku juga berkenalan dengan Paman Jong Pal dan juga Seo Rin. Keluarga Hyun Soo orang yang hangat kecuali Seo Rin. Kini aku berpikir jika ekspresinya kali ini mungkin saja bukan hanya karena dia tidak menyukai ide berenang ini, tetapi sepertinya dia juga tidak menyukaiku.
Hyun Soo akan menggandengku untuk mengajakku ke salah satu kolam tetapi Seo Rin mencekal lengannya.
"Oppa mau ke mana?" tanya Seo Rin dengan cemberut.
"Oppa ingin bersama dengan Eonni Rachel. Kamu bersama Eommoni saja," jawab Hyun Soo.
"Aku mau bersama kalian!" jawab Seo Rin dengan ketus.
"Sayang, kamu bersama dengan Abeoji saja," timpal Paman Jong Pal.
"Aku mau bersama Oppa," jawab Seo Rin tak mau kalah. Kini aku paham arti kata manja yang kemarin Hyun Soo ceritakan. Karena di mataku Seo Rin lebih dari kata manja, aku rasa dia berlebihan. Di usianya yang ke 25 tahun, dia bukan lagi bocah yang tak paham jika Hyun Soo sedang mendekati seorang wanita atau bahkan acara keluarga ini jelas untuk mendekatkan kedua keluarga. Aku berpikir apakah dia terlalu bodoh atau terlalu tidak menyukaiku?
Aku melepaskan cekalan Hyun Soo di pergelangan tanganku. "Ayo kita sama-sama ke sana," ucapku sembari menunjuk salah satu kolam yang memiliki 2 seluncuran di kedua sisi bagian kolam. Karena tidak ada yang menjawab, aku lebih memilih berjalan terlebih dahulu. Drama tidak penting seperti tadi aku tidak ingin memperpanjangnya. Sudah cukup aku tau jika Seo Rin adalah gadis yang manja dan juga enggan jauh dari Hyun Soo, selebihnya aku tidak ingin mengetahui fakta yang lain lagi.
Ketika aku sampai di kolam yang ku maksud, aku menoleh dan melihat Hyun Soo dan Seo Rin yang mengikutiku. Sedangkan di kolam utama aku melihat Eomma, Bibi Min Rin dan Paman Jong Pal yang sudah berenang di kolam itu.
"Kamu bisa berenang?" tanya Hyun Soo.
"Bisa, tetapi tidak jago," jawabklu dengan acuh. Moodku sedikit buruk setelah bertemu dengan Seo Rin.
"Ayo kita balapan!" timpal Seo Rin dengan semangat.
"Tidak, aku di sini bukan untuk berlomba," jawabku dengan santai lalu duduk di tepi kolam.
"Aku akan berenang terlebih dahulu," ucap Hyun Soo. Aku hanya menoleh ke arahnya sekilas lalu mengangguk. Aku memang menyetujui untuk ke mari, tapi aku tidak pernah bilang jika aku bersedia untuk berenang, bukan?
Saat aku melihat Hyun Soo menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dia ternyata melepaskan kaosnya. Aku bahkan membeku sejenak melihat kelihaian Hyun Soo berenang dengan tanpa menggunakan atasan.
"Kenapa kamu tidak berenang?" Aku mendengar suara Seo Rin, tapi aku memilih mengabaikannya. Dia gadis muda yang tidak sopan, jadi untuk apa aku meladeninya.
"Hei! Aku berbicara denganmu!" Aku masih mengabaikannya dan tetap fokus melihat Hyun Soo berenang.
"Jadi kamu tuli!" Aku masih tetap diam. Lalu Hyun Soo berenang ke arahku dan kepalanya menyembul dari air tepat di depan lututku. Aku bahkan tidak menyadari kapan Hyun Soo melepaskan kaosnya, memakai topi dan kaca mata berenang. Kini dia menaikkan kaca mata renangnya di atas kepala lalu tersenyum ke arahku. "Kenapa tidak berenang?" tanya Hyun Soo sembari mengusap tetesan air di wajahnya.
"Aku tidak terlalu suka," jawabku dengan tersenyum.
"Oppa lihat! Tadi dia tidak mau menjawab ketika aku bertanya, tapi saat Oppa bertanya dia menjawab. Dia pintar mencari muka!" adu Seo Rin dengan berapi-api. Hyun Soo menatap adiknya lalu beralih menatap ke arahku. Aku menoleh ke arah Seo Rin lalu menatapnya dengan datar.
"Usia 25 tahun seharusnya kamu paham apa arti sopan santun untuk berbicara pada orang yang lebih tua." Aku melihat Seo Rin yang menatapku dengan tajam, tapi aku tidak peduli.
"Sebaikanya kamu bergabung dengan Eommoni dan Abeoji," tambah Hyun Soo dengan suara lembut pada adiknya.
"Lalu membiarkan Oppa bersama dengannya di sini? Tidak! Aku mau di sini!" Ingin rasanya aku memukul kepala bocah tidak tau diri ini dengan keras.
"Berhenti mengganggu Eonni Rachel, Seo Rin. Jika ingin di sini, maka berenang saja bersama Oppa, jangan mencari keributan." Hyun Soo menggeser tubuhnya berada di tepi kolam yang berada di hadapan Seo Rin lalu menjulurkan kedua tangannya, isyarat untuk Seo Rin menggapai tangan Hyun Soo untuk masuk ke dalam air. Sedangkan aku yang melihatnya hanya bisa memutar bola mataku malas, bahkan untuk berenang saja harus di jemput seperti ini? Aku jadi berpikir apakah Seo Rin itu memiliki keterbelakangan mental yang menganggap jika dia gadis berusia 5 tahun? Yang benar saja, benar-benar merepotkan!
Kedua kakak beradik itu akhirnya berenang bersama, beberapa kali mereka terlihat berlomba dengan Hyun Soo yang selalu memenangkan pertandingan. Sedangkan aku? Aku lebih memilih bermain air menggunakan kakiku di tepi kolam renang. Aku enggan untuk lelah. Aku sudah cukup lelah dengan segudang aktivitasku, maka aku tidak ingin menambahnya di hari liburku. Aku bukan tidak pernah berolah raga, nyatanya aku melakukan cardio setiap pagi, tapi untuk berenang aku memang tidak terlalu menyukainya.
Aku sedikit melamun hingga menjadi tidak fokus dan terkejut ketika kedua kakiku di tarik dari dalam air yang membuatku masuk ke dalam kolam renang tanpa persiapan. Aku lalu berusaha untuk naik ke atas dengan nafas yang terengah-engah dan terbatuk. Aku yang tidak memiliki kesiapan apa pun menyebabkan air masuk ke dalam hidungku. Hyun Soo seketika memeluk pinggangku dan mengusap tengkukku dengan lembut. "Apa sudah baik-baik saja?" Aku mengabaikan ucapan Hyun Soo tetapi langsung menatap Seo Rin yang tengah tersenyum penuh kemenangan ke arahku.
"Apa yang kamu lakukan, Seo Rin!" ucap Hyun Soo dengan tajam. Meskipun Hyun Soo tidak membentaknya, tetapi dari nada suaranya sudah terlihat jika dia tengah marah.
"Aku hanya ingin mengajak dia berenang. Aku melihatnya sedang melamun, lalu aku mengerjainya," jelas Seo Rin dengan eskpresi takut. Aku tidak tau apakah dia sedang berakting atau tidak. Karena yang aku lihat tadi dia tengah menyeringai kemenangan ke arahku, tetapi sekarang dia justru terlihat seperti seekor kucing yang tengah ketakutan. Jika dia sedang berakting, maka aku akui jika kemampuannya sangat menjiwai.
"Bukan seperti itu caranya, bagaimana jika terjadi sesuatu yang membahayakan pada Eonni Rachel?!" tanay Hyun Soo dengan menatap Seo Rin tajam.
"Maaf, Oppa." Seo Rin terlihat menunduk takut. Jadi dia takut pada Hyun Soo?
"Minta maaf bukan padaku, tapi pada Eonni Rachel," ucap Hyun Soo. Aku menoleh lalu menatap Hyun Soo dari samping. Aku baru menyadari jika jarak kami sedekat ini karena Hyun Soo masih memeluk pinggangku hingga sekarang. Bahkan aku sampai tidak sadar jika tubuh kami saling menempel karena Hyun Soo yang memelukku dengan erat.
"Apa kamu memaafkanya?" Pandangan kami seketika bertemu saat Hyun Soo tiba-tiba menoleh dan bertanya padaku.
"Apa?" tanyaku yang menjadi gugup seketika.
"Seo Rin meminta maaf padamu. Apa kamu mau memaafkannya?" Aku menoleh kembali ke arah Seo Rin dan gadis ini tampak sedang bersedih.
"Iya," jawabku singkat. Seo Rin lalu mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar. Entah ke arahku atau Hyun Soo.
"Jangan ulangi lagi, Seo Rin. Kamu tidak boleh selalu menjahili orang seperti itu."
"Iya, Oppa." Bocah itu dapat merubah ekspresinya hanya dalam hitungan detik. Jika dia tadi nampak seperti kucing kecil yang menyedihkan, sekarang dia sudah seperti singa yang siap menerkam mangsanya.
"Lanjutkan berenangmu." Dengan santainya Seo Rin benar-benar kembali berenang seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kamu mau naik? Aku akan membantumu," ucap Hyun Soo.
"Tidak, aku sudah terlanjur basah. Aku ingin berenang sekalian," jawabku sembari tersenyum. "Bisa kamu lepaskan tanganmu?" lanjutku. Hyun Soo lalu melirik ke arah tangannya yang masih berada di bawah air lalu tertawa, tapi sialannya dia tidak juga melepaskan pelukannya.
"Aku nyaman berada di posisi ini," ujar Hyun Soo sembari tersenyum. Aku akan memukulnya tetapi dia sudah lebih dulu kabur dengan berenang menajauhiku.
Setelah melakukan 3x putaran aku sudah merasa sangat lelah lalu memilih menepi. Ketika aku akan naik, seseorang sudah mengangkatku dari bawah yang ternyata adalah Hyun Soo.
"Jangan mencari kesempatan!" ketusku pada Hyun Soo yang sedang bersandar di tepi kolam renang.
"Apa yang aku lakukan?" tanya Hyun Soo sembari tertawa.
"Kamu sengaja mengangkatku untuk menyentuh pantatku!" ujarku dengan kesal.
"Astaga, mengapa pikiranmu kotor sekali," jawab Hyun Soo dengan ekspresi yang di buat-buat. Aku memutar bola mataku lalu berdiri dan berjalan menuju kursi untuk mengambil minumanku. "Boleh aku minta?" Aku terkejut dengan suara Hyun Soo yang tiba-tiba sudah berada di belakangku hingga aku hampir tersedak. Hyun Soo dengan santainya mengambil botol minumanku yang masih aku pegang lalu meminumnya begitu saja.
"Oppa, aku bawa minum," ujar Seo Rin yang terlihat tak suka jika Hyun Soo mengambil minumanku.
"Buatmu saja, Oppa lebih suka berbagi dengan Eonni Rachel," jawab Hyun Soo sembari tersenyum ke arahku.
"Oppa, setelah ini ayo mencoba itu." Aku menoleh ke arah Seo Rin yang menunjuk salah satu perosotan. Memang tidak tinggi, tapi berkelok-kelok layaknya tubuh ular.
"Boleh, ayo kamu juga ikut," ucap Hyun Soo sembari menoleh ke arahku.
"Tidak, kalian saja," tolakku dengan halus.
"Cobalah, aku yakin kamu akan ketagihan," timpal Seo Rin. Lagi-lagi aku harus mengalah setelah mengalami pemaksaan dari kakak beradik itu.
Seo Rin sudah lebih dulu meluncur, kini tinggal aku dan Hyun Soo. Sebenarnya aku menolak bukan hanya karena malas, tapi aku juga phobia ketinggian. Seperti yang aku bilang jika perosotan ini memanglah tidak terlalu tinggi, tapi aku sudah membayangkan jika sampai perosotan ini sangat licin lalu aku terjungkal dan tidak jatuh ke dalam air melainkan ke daratan hal itu juga bisa berakibat fatal. Aku sungguh ingin memprotes pengelola mengapa harus menyediakan perosotan seperti ini di dalam indoor private pool. Terjatuh di ketinggian 4 meter tidak lucu sekali.
"Jangan takut, ada aku," bisik Hyun Soo di telingaku.
"Aku tidak takut!" jawabku tidak terima.
"Baiklah, kita meluncur bersama-sama saja." Hyun Soo mengarahkanku untuk duduk terlebih dahulu lalu dia duduk di belakangku. Hyun Soo dengan santainya langsung memeluk perutku yang membuatku protes.
"Apa yang kamu lakukan! Kenapa selalu mencari-cari kesempatan!" omelku sembari berusaha melepaskan lilitan tangan Hyun Soo di perutku, tapi dia justru memeluk lebih erat.
"Oppa! Kenapa lama sekali!" Suara teriakan Seo Rin terdengar sangat kencang di bawah sana. Membuatku ingin sekali memukul kepala bocah itu dengan keras. Bagaima jika sampai Eomma dengar dan berpikir macam-macam tentang kami. "Sudah tidak ada waktu," bisik Hyun Soo tepat di belakang telingaku sampai membuatku bergidik geli. Belum sempat memakinya, tubuh kami sudah melesat dengan cepat di seluncuran itu hingga hanya beberapa detik saja kami sudah terjatuh di kolam renang. Aku seketika memeluk tubuh Hyun Soo karena terkejut. Lagi-lagi aku bernafas dengan terengah-engah.
"Tidak apa-apa, Rachel," ucap Hyun Soo sembari merapikan anak rambut yang menutupi wajahku.
"Kenapa tidak bilang dulu!" omelku setelah berhasil mengatur nafas.
"Kenapa kalian lama sekali? Apa yang kalian lakukan di atas!" omel Seo Rin dengan ekspresi menyelidik. Kini aku paham ucapan Hyun Soo yang mengatakan tidak ada waktu lagi.
"Kamu tidak perlu tau apa yang sudah kami lakukan," jawabku dengan santai.
"Jangan peluk-peluk!" Seo Rin mendekatiku lalu melepaskan pelukan tanganku di leher Hyun Soo. Sialan! Aku malu sekali. Karena terlalu nyaman sampai aku lupa melepaskan tanganku.
"Ayo lagi, Oppa," ajak Seo Rin sembari menarik tangan Hyun Soo.
"Aku juga mau ikut," timpalku membuat Seo Rin menoleh ke arahku dengan tajam. Aku mengabaikanya lalu tetap mengikuti mereka naik ke atas perosotan.
"Oppa dulu," ucap Seo Rin.
"Kenapa tidak kamu dulu?" tanya Hyun Soo tidak terima.
"Nanti kalian mencari kesempatan di sini lagi. Jadi Oppa turun lebih dulu lalu aku dan dia yang terakhir," ucap Seo Rin sembari menunjuk ke arahku.
"Tapi Eonni Rachel takut," jawab Hyun Soo. Haruskah Hyun Soo membuka aibku di depan adiknya yang seperti Lucifer ini?
"Dia bahkan ingin ikut lagi, apa benar dia takut? Atau jangan-jangan dia cuma mau cari kesempatan pada Oppa saja?" Ingin sekali aku mencubit mulut Seo Rin dengan keras hingga dia kesakitan, bagaimana bisa mulut gadis muda ini begitu buruk.
"Sebaiknya kamu cepat turun sebelum perdebatan ini selesai satu jam kemudian." Aku menatap Hyun Soo dengan datar. Semoga saja dia paham jika aku merasa bad mood sekali dengan adiknya.
"Baiklah, aku duluan." Setelah Hyun Soo berseluncur, kini Seo Rin menatapku dengan tajam. "Aku tidak akan membiarkanmu mencari kesempatan pada Hyun Soo Oppa, camkan itu!" Seo Rin lalu berseluncur dan meninggalkanku sendirian. Yang benar saja, yang ada Hyun Soo yang mencari kesempatan padaku bukannya sebaliknya! Dasar bocah!
Aku memejamkan mata sejenak, meyakinkan diriku jika aku akan mendarat dengan sempurna dan tak mungkin terpental dengan keluar dari jalur. Perosotan ini sudah di design dengan sempurna, semoga tidak ada kecelakaan yang terjadi padaku. Setelahnya aku baru berani berseluncur dengan kecepatan seperti sebelumnya, karena seluncuran ini dialiri air secara otomatis maka menjadikannya sangat licin ketika bersentuhan dengan pakaian. Saat aku sudah hampir sampai di ujung, aku terkejut dengan Hyun Soo yang berada di depan _perosotan dengan kedua tangannya yang terlentang. Aku lalu jatuh ke dalam air dengan menabrak tubuh Hyun Soo terlebih dahulu. Hingga tanpa perhitungan yang tepat dan posisi yang tidak kami perkirakan sebelumnya, ketika aku secara reflek memeluk tubuh Hyun Soo, bibir kami juga bertabrakan tanpa kami rencanakan sebelumnya. Tubuhku setika membeku saat aku memeluk leher Hyun Soo, lalu Hyun Soo memeluk pinggangku dengan erat dan bibir kami yang saling menempel. Dunia seolah berhenti, padahal ini bukanlah sebuah ciuman atau kecupan, bibir kami hanya saling menempel tapi entah mengapa desiran darahku seolah mengalir dengan keras ke kepala.
Sebelum aku bisa menguasai keadaan, bibir Hyun Soo perlahan terbuka dan melumat bibirku dari luar lalu mengecupnya sekilas.
"Apa yang kalian lakukan!" Teriakan Seo Rin berhasil menyadarkanku, aku lalu mendorong d**a Hyun Soo lalu menutup mulutku yang tadi di lumatnya tanpa permisi. Aku menatap Hyun Soo dengan tajam tetapi pria itu justru tersenyum manis ke arahku. Hyun Soo akan berjalan mendekat ke arahku tapi aku memukul percikan air ke arahnya supaya dia tidak mendekat.
"Stop!" ucapku dengan sedikit keras.
"Oppa! Apa yang dia lakukan padamu?" Aku melihat Seo Rin yang berjalan ke arah Hyun Soo dan mengecek tubuh kakaknya. Apakah dia pikir aku memakan kakaknya hingga takut jika ada bagaian tubuhnya yang hilang?
Aku memilih mengabaikan mereka lalu berjalan ke arah tepi kolam renang, tapi saat aku mendongak. Di sana aku melihat 3 orang yang sudah lanjut usia itu menatap ke arahku dengan ekspresi yang sangat sulit aku jelaskan. Antara senang, merasa lucu dan berusaha menahan tawa. Aku lalu menoleh ke arah Hyun Soo dan menatapnya dengan tajam, dia sudah berhasil mempermalukanku! Ingin sekali aku memukul kepala Hyun Soo dengan keras karena sudah berani mempermalukanku di depan Eomma. Terlebih di depan orang tuanya sendiri. Jika sudah begini bagaimana caranya aku menghadapi mereka? Eottoke!