bc

Bos MAFIA DAN AKU

book_age18+
1
IKUTI
1K
BACA
mafia
drama
like
intro-logo
Uraian

Hujan malam itu turun seperti sedang mencuci bersih kota Meikarta dari segala rahasia. Di sebuah kafe kecil dekat kampus, Siena-mahasiswi semester lima dengan wajah cantik dan tatapan penuh keberanian-sedang sibuk mengetik tugas skripsinya. Dia tidak sadar, seorang pria berjas hitam dengan aura dingin dan tatapan tajam baru saja masuk, membawa hawa bahaya bersamanya.Pria itu adalah Bastian Salvatore, pengusaha muda yang dikenal sukses... di mata publik. Di balik layar, ia adalah bos besar jaringan mafia yang mengendalikan bisnis gelap di beberapa kota. Malam itu, Bastian tidak sengaja masuk ke kafe untuk menghindari kejaran lawan yang ingin menyingkirkannya.Tatapan mereka bertemu. Siena bukan tipe gadis yang menunduk ketika dihadapkan pada pria seperti Bastian. Sebaliknya, ia malah menatap balik dengan sorot mata tajam, seolah menantang.

chap-preview
Pratinjau gratis
part 1
Meikarta malam itu basah oleh hujan yang tak kunjung reda. Lampu-lampu jalan memantulkan cahaya ke aspal, membuat kota seperti berlapis kaca. Di sebuah kafe kecil dekat kampus, Siena duduk sendirian di pojok ruangan, mengetik cepat di laptopnya. Rambut hitamnya tergerai, matanya fokus pada layar, bibirnya sesekali mengerucut saat mengetik kalimat yang tidak pas. Pintu kafe terbuka. Angin malam yang dingin masuk, membawa serta aroma hujan dan aroma lain—aroma yang anehnya terasa berbahaya. Seorang pria masuk, jas hitamnya basah di bagian bahu, sepatu kulitnya memantulkan cahaya lampu. Matanya tajam, wajahnya tegas, seolah setiap gerakannya terukur. Pria itu, Bastian Salvatore, langsung menarik perhatian semua orang di kafe. Tapi pandangannya berhenti pada Siena. Bukannya terintimidasi, gadis itu malah menatap balik, matanya seakan berkata: “Apa kau pikir aku akan menunduk?” Bastian mendekat, berdiri di sebelah mejanya. “Boleh saya duduk?” suaranya rendah, dalam, nyaris seperti bisikan yang menyimpan ancaman. Siena menutup sedikit laptopnya. “Kalau mau duduk, duduk saja. Tapi berhenti menatap seperti mau menembak.” Bastian tersenyum tipis. “Kau berani bicara begitu pada orang asing?” “Aku tidak takut pada orang asing,” jawab Siena datar. “Yang menakutkan itu kalau orang dekat tapi penghiant.” Bastian mengangkat alis. Dia jarang sekali menemui wanita yang berani menantangnya secara langsung. Dan sejak malam itu, rasa penasaran mulai tumbuh di hatinya. Dua hari setelah pertemuan itu, Siena melihat mobil sport hitam yang sama terparkir di depan kampus. Saat ia keluar, pria berjas hitam itu sudah berdiri di sana, bersandar santai pada mobilnya. “Aku sedang lewat,” katanya singkat, seolah tidak mau terlihat terlalu tertarik. Tapi Siena tahu, tidak ada pria yang ‘kebetulan lewat’ di depan kampus dua kali dalam seminggu. “Aku juga kebetulan lewat setiap hari ke perpustakaan,” balas Siena , menatapnya. “Tapi aku tidak memarkir Ferrari.” Bastian tertawa kecil. “Kau suka membaca?” “Aku suka mencari tahu,” jawabnya, lalu melangkah pergi. Hari-hari berikutnya, Siena mulai melihat Bastian di tempat-tempat yang ‘tidak sengaja’ sama dengannya. Kafe favoritnya. Taman kecil dekat kampus. Bahkan di toko buku yang jarang dikunjungi orang. Setiap kali mereka bertemu, tatapan mereka seperti percikan api yang belum padam. Malam itu, Siena baru pulang dari mengerjakan tugas kelompok. Jalanan sepi. Suara langkah kaki mengikuti dari belakang. Tiga pria mabuk mulai mendekat, bau alkohol menyengat. “Halo, cantik… pulang sendirian?” salah satu dari mereka mencoba meraih tangannya. Siena mundur, matanya tajam. “Lepas, atau kupatahkan tanganmu.” Mereka tertawa, tidak menganggap serius ancamannya. Lalu suara deru mesin mobil sport memecah kesunyian. Mobil hitam berhenti mendadak, pintunya terbuka, dan Bastian keluar. Tangannya memegang pistol kecil yang berkilat di bawah lampu jalan. “Sentuh dia, dan kalian akan menyesal,” ucapnya pelan tapi mematikan. Para pria itu langsung kabur, meninggalkan Siena yang masih terkejut. “Kau selalu bawa pistol?” tanyanya. “Aku selalu bawa perlindungan,” jawab Bastian, menatapnya dalam. “Mulai malam ini, kau adalah milikku.” Siena menatapnya lama. Entah kenapa, meski tahu pria ini berbahaya, hatinya justru berdebar bukan karena takut… tapi karena tertarik.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook