07 Tidak Sengaja

2056 Kata
"Aku tak sebaik yang kau ucapkan. Tapi aku juga tak seburuk yang terlintas di hatimu" - Ali bin Abi Thalib ... "Diaaaaa...tau gak sih." "Enggak." "Iih aku kan belum selesai ngomong." Gadis berkerudung pink blossom yang bernama Marissa Maharani Putri alias Icha itu mengerucutkan bibirnya. "Apa sih Icha sayang. Kenapaaa? Bilang, bilang ke pak rt lah, ke pak rw lah...bilaaaang." Dia tersenyum nyengir melihat wajah salah satu teman kerjanya itu semakin kesal. "Aku sebel tauk. Pengen cerita tapi laper jugak belum sarapan." "Mau makan apa cerita dulu nih? Atau mau makan sambil cerita? Atau mau cerita sambil makan? Hmm hmm" Dia menaik turunkan alisnya. "Makan tapi sama cerita. Ini pesenan bubur ayam kamu. Tumben banget sih kamu gak bawa makanan." ujar Icha sambil duduk di meja pantry, sementara Dia menyiapkan sendok serta mangkok untuk mereka berdua. "Lagi pengen bubur ayam aja. Udah lama gak makan bubur ayam sama kamu Chaa..Makan sendirian itu gak enak tauk." "Kamu baik-baik aja kan Di? Kok wajahmu jadi sedih gitu sih." Dia hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Nih minum dulu." Dia menyerahkan sebotol air mineral ke Icha. "Jadi kenapa sih pagi-pagi gini udah mendung aja sih Cha? Abis ketemu cowok yang ngaku-ngaku B.I. kah?" "Ih bukaaaan. Tapi emang sebel sama cowok yang ada di tempat beli bubur ayam." Icha mulai mengaduk bubur ayam nya lalu menyuapkan bubur itu ke mulutnya. "Terus?" "Itu tadi kan aku beli bubur ayam di tempat biasa. Nah kan pas mau balik, motorku kan mau keluar dari tempat parkir, eh ada mobil yang mau parkir juga. Ya aku salah sih, aku lupa naruh kunci motorku jadi kan aku lama dsitu. Terus itu cowok marah-marah katanya aku nutupin jalan dan sampe diliatin banyak orang. Aku malu." Icha mulai berkaca-kaca. Dia mendorong kotak tissu mendekat ke arah Icha. "Aku cengeng ya Di, baru dibentak aja langsung nangis gini." "Gak papa Cha. It's okay. Lupain aja orang kayak gitu mah. Ya aku tau sih kamu sebel. Tapi ya kali kamu sebel sama orang yang gak kamu kenal. Kecuali siapa tau emang kalian jodoh." Dia tersenyum jail. "Iiih apaan sih. Gak mau akunya." "Kenapa? Cowoknya jelek?" "Enggak sih. Mereka ada dua. Dua-duanya ganteng. Yang satu cuma diem aja, eh lebih ganteng juga sih tapi tatapannya itu angkuh banget. Gak suka. Terus yang satunya itu yang nyetir kayaknya deh. Nah itu cowok yang marah-marah. Ya Allah mana ngomongnya kayak petasan banting. Gak berperasaan tauk. Ogah pokoknya kalo sampe ketemu lagi orang kayak gitu." "Cieeee keknya inget banget nih sama mas-masnya." "Gimana gak inget orang dimarah-marahi depan umum gitu. Aku malu." Belum sempat Dia membalas ucapan Icha. Mas Adi yang tiba-tiba muncul ikutan duduk di samping Icha. "Pagi-pagi udah rame aja kalian berdua. Ngomongin apa sih?" "Iih mas Adi kepo deh." ujar Icha. "Bukan kepo, nanya doang ukhti." "Eh ada Mas Adi yang gantengnya masih kalah sama Adimas," sahut Dia. "Adimas siapa sih Di?" "Cogan webtoon." "Njirr lah. Kegantengan gue dibandingin sama cowok 2D. Rata dong ah." Dia dan Icha hanya cekikikan menanggapi ekspresi manyun mas Adi. "Btw, sorry nih mas, aku gak bisa ikutan ke Secret Garden hari ini. Kamu ngecek ke sana sama pak bos aja gak papa kan ya." ujar Dia. "Gue udah dikasih tau pak bos tadi pagi. Katanya lo sama mas Fa mau ketemu sama perwakilan dari Pemprov Kaltara soal pembaruan web portal mereka ya?" "Hu'um nih, baru tadi subuh juga aku dikabarinya. Sorry yak gak bisa bantuin ngecek persiapannya." "Santai. Gue mah oke-oke aja tapi kan pak bos niatnya mau pdkt sama lo." "Dih gosip. Udah ah aku mau siap-siap berangkat." ... "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif." Tuttt tuutt tuttt "Apa-apaan ini. Nomornya tidak aktif dari tadi pagi. Kalo bener sesuai kata Dewi, harusnya Dia khawatir, tapi mana? Kenapa gak telpon atau wa gue sama sekali." Aryan berujar frustasi. Pikirannya sedang tertuju hanya pada satu hal. Dia, istrinya. "Ayo Ry, Gatta sama staffnya nungguin kita nih. Jadi ikut kan ke Secret Garden?" Dimas yang sedari tadi menunggu Aryan di mobil akhirnya menghampiri bosnya yang tak kunjung juga datang sementara mereka ada pertemuan dengan CN Innovation. Perusahan IT milik sahabat SMA nya yang akan menggunakan salah satu hotel Aryan untuk kegiatan Launching Aplikasi Pariwisata milik Kemenparkraf. "Dih, malah bengong sih Pak Bos. Gak enak nih udah ditungguin sama Gatta." "Bawel amat sih lo Dim. Kek emak-emak." ... Grub Gelap* Kevin Irawan : -Gaes nongkrong yuk, abis jam kerja. Mumpung malam minggu. 16:23 -Itung-itung ibadah nemenin bocah-bocah jomblo. 16:23 Bams BP : Bocah-bocah jomblo? Apakah Bang Ke-vin termasuk bocah jomblo? ? 16:24 Kevin Irawan : Gak begitu Bambang! Emangnya gue Raka. 16:24 Fadilah Abizar : -Ya elah Bang punya bini sama anak tapi kalo lagi LDR-an gitu sama aja. 16:25 -Jomblo sama pejuang LDR itu satu spesies kali. 16:25 -Nongkrong di mana? 16:25 Bams BP : -Aku padamu Mas Fa. 16:26 -Boleh bawa ibu negara gak nih? 16:26 Dia Lara(s)ati : Kalo ke Sky7 aja, pada mau gak? 16:26 Raka Rahadian : -Bang Ke-vin masih gue liatin lho ? 16:27 -Aku setuju sama usul mba Dia. Tapi gue bawa April boleh kan ya? 16:27 Fadilah Abizar : -Gue sih oke-oke aja. Sky7 kopinya enak. 16:28 -Kita mau nongkrong dedek Rak piring, ngapain bawa-bawa swalayan sih? 16:28 Raka Rahadian : April orang mas Fa bukan indoapril swalayan sebelah kantor iih ?? 16:28 Kevin Irawan : -Cieee dedek Raka sudah besar. Sudah punya pacal. 16:30 -Oke jam 5 kita kumpul di sky7. Ntar sholat magrib jamaah di masjid deket sana aja. 16:30 -Yang mau bawa ibu negara, gebetan, pacar, om, tante, budhe , pakdhe, selingkuhan gebetan, tetangga sekampung juga boleh. Yang penting bayar sendiri. 16:31 -Yang otw dari kantor bareng gue sapa aja nih? 16:31 Bams BP : -Bayar sendiri?? Cieeee sendiri?......Jomblo ya ? 16:32 -Gue jemput ibu negara dulu baru otw ke sana. 16:32 Marissa Maharani Putri : -Ikuttt. 16:33 -Aku otw dari kantor sama mba Dia dan Bang Kevin. 16:33 Fadilah Abizar : Gue nyusul ntar ke sana. 16:34 Raka Rahadian : Ashiaaaapppp 16:37 Adi aka Ardiansyah : Gue ikut. Abis selesai di Secret Garden gue otw ke kantor. Mobil gue kan di kantor. 16:47 Adi mematikan ponselnya setelah selesai mengetik pesan ke grub kantornya. Dialihkannya pandangananya ke arah Bosnya. "Pak Gatta, ini sudah selesai semua kan ya? Saya hanya tinggal memastikan semua persiapan selesai sebelum lusa kan." "Hu'um sudah kok. Kamu mau ikut kita ngopi dulu gak Di? Atau mau langsung balik?" "Saya balik langsung ke kantor aja pak. Sudah ada janji sama yang lain." "Kamu bawa mobil saya saja gimana? Biar saya nanti barengan sama Dimas dan Aryan." "Gak usah pak. Saya sudah pesen ojek online kok. Saya pamit duluan ya pak." Gatta hanya menganggukan kepala menanggapi ucapan staffnya tersebut. Sementara Adi segera bergegas keluar dari hotel Secret Garden. "Staff lo mana Gat? Cuma gue tinggal ke toilet bentar udah sendirian aja nih?" ujar Dimas yang muncul sesaat setelah Adi berpamitan pulang. "Udah balik barusan." "Owh. La terus Bos gue kemana nih? Nyasar apa udah balik juga tu anak? Eh gak mungkin kunci mobilnya sama gue ini." "Orangnya lagi mau nelpon orang gitu tadi katanya. Lah tuh dia." Gatta menunjuk ke arah Aryan yang berjalan ke arah mereka dengan wajah yang sedikit kusut seolah sedang ada yang mengganggu pikiranya. Aryan hanya menaikan alis sebelah kanannya ketika melihat Gatta menunjuk dirinya tadi. "Ini tadi Dimas nyariin lo." "Oh. Jadi mau nongkrong gak nih?" "Jadi dong. Yuk ah, ke tempat favorit gue aja ya. Gak jauh kok dari sini." ucap Dimas bersemangat. "Oke." ucap Aryan dan Gatta hampir bersamaan. ... Aryan dan Dimas baru saja keluar dari mobil setelah melewati kemacetan panjang di jalan menuju cafe tempat mereka akan nongkrong. Sementara Gatta yang berada di mobil berbeda masih sibuk dengan urusan parkiran. Waktu sudah menunjukkan selepas magrib. Suasana cafe sendiri sudah penuh oleh pengunjung. "Gila macet parah gak sih," seru Gatta saat sudah berada di dekat Dimas dan Aryan. "Malam minggu sih. Yuk ah masuk. Takut gak kebagian tempat duduk. Rame banget soalnya," balas Dimas lalu berjalan memasuki cafe mendahului kedua sahabatnya itu. "Mau duduk dimana nih Dim, Ar. Rame parah sih." Gatta mulai mengedarkan pandangan ke penjuru cafe mencari tempat duduk yang masih tersisa untuk mereka bertiga. "Anjayyyy isinya orang pacaran semua." seru Dimas. "Emang lo Dim, jomblo." "Dih ngatain. Gak sadar situ juga jomblo Pak Aryan." Gatta hanya tersenyum mendengar percakapan kedua sahabatnya tersebut. Sampai ketika dirinya mulai tertuju ke arah salah satu meja panjang yang diisi oleh sekumpulan anak muda yang sangat dikenalnya. Empat laki-laki yang sangat familiar dengannya tengah bersama dua perempuan yang belum pernah dilihat oleh Gatta. Dilangkahkan kakinya menuju meja panjang itu meninggalkan kedua sahabatnya yang masih saja saling mengejek. "Ry, Gatta mau kemana sih itu." "Tauk, susulin yuk." Dimas dan Aryan mulai berjalan menyusul Gatta yang sedang berjalan mendekati satu meja panjang di sudut cafe yang mengarah ke arah tengah tempat live musik yang sedang menghibur para pengunjung. "Kok kalian semua di sini?" seru Gatta sesampainya di meja itu. "Nongkrong dong pak, nemenin Bang Kevin yang lagi jomblo karena ditinggal bini sama anaknya pulang kampung." jawab Mas Bams sambil tersenyum jail. "Tydak begitu Bambang!" "Pak Gatta sendiri ngapain pak? Janjian sama pacar ya?" goda mas Fadilah yang duduk di ujung meja. "Saya sama temen tapi masih nyari tempat duduk. Penuh banget." "Mau gabung sama kita aja gak pak? Tapi ya gini, anak-anak kalo ngumpul suka berisik tapi anti anarkis kok pak. Aman. " Mas Adi menawarkan tempat duduk sambil menujukkan beberapa kursi yang masih kosong. "Eh, saya sih mau. Tapi apa kalian gak masalah kalo saya sama temen saya gabung di sini." "Santuy pak. Gak masalah kok." ucap mereka serempak. Tanpa menunggu lama, Gatta membalikkan badan dan memanggil Dimas dan Aryan yang berjalan ke arahnya. "Kenalin ini teman saya. Aryan sama Dimas. Mereka ini temen SMA saya." Gatta mulai memperkenalkan Dimas dan Aryan setiba mereka berdua di sebelah Gatta berdiri. "Dim, Ar kita gabung sini aja mau gak? Mereka ini rekan kerja gue. Kebetulan kursi mereka masih sisa nih." "Gue sih gak masalah. Ya, gak Ry?" sahut Dimas, sementara Aryan hanya menganggukan kepala tanda setuju. "Hallo semua, nama gue Dimas dan sebelah gue yang muka juteknya udah bawaan lahir ini namanya Aryan. Kayaknya kita semua seumuran kan? Panggil nama aja ya." Dimas mengeringai jahil ketika melihat Aryan memasang wajah jutek ke arahnya. "Hallo." sapa Aryan singkat. "Hallo pak Aryan dan pak Dimas. Gak nyangka ketemu lagi kita." balas mas Adi. "Masih ingat sama saya kan. Saya kenalin temen-temen saya ini nih. Di sebelah saya yang paling cool ini namanya mas Fadilah beserta ibu negara. Terus yang di sebelahnya lagi mas Bams bersama ibu negara nya juga. Dan satu lagi yang di sebelah situ yang sendirian itu Bang Kevin, Pak." lanjutnya seraya tersenyum ramah. Aryan dan Dimas tersenyum mendengar penuturan salah satu staf Gatta yang bernama Adi itu. "Eh ini Dia, Icha sama Raka gak ikutan? Biasanya kan kalian suka kemana-mana barengan." ujar Gatta yang mulai mendaratkan dirinya di sebelah Kevin. Dimas dan Aryan pun segera mendudukan dirinya di kursi sebelah Gatta. "Ehemmm, gercep amat soal Dia pak." seloroh bang Kevin yang sejak tadi hanya diam. "Saya tanyanya gak cuma Dia lho ya. Kalian ini suka banget godain saya sama Dia." balas Gatta tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Dia? Gak mungkin Dia istri gue kan yang lagi pada diobrolin ini." batin Aryan. Duh kenapa juga dirinya menjadi kembali teringat tentang istrinya itu. Apa yang sedang dilakukan gadis itu sekarang. Ingin rasanya ia melihat istrinya dan...eh..Aryan segera menepis pikiran gilanya itu lagi. "Abis bapak suka salting kalo kita-kita nyebut Dia." sahut mas Fadilah. "Ecieeee Gatta. Lo punya gebetan yak? Jadi penasaran kayak apa sih." Dimas tersenyum sumringah sambil mengerlingkan matanya ke arah Gatta. Dan tentu saja hal ini sukses membuat seorang Regata Atmaja semakin salah tingkah. "Gak usah salting gitu pak. Tenang, Dia ikut kok. Orangnya lagi nganter Icha ke depan, soalnya tiba-tiba Icha mesti balik duluan gara-gara dipanggil sama dosbingnya buat bimbingan dadakan." ujar mas Bams menjelaskan kondisi Icha yang masih berstatus sebagai mahasiswa sambil bekerja. "Raka juga ikut tapi masih di jalan. Jemput pacar dulu katanya," lanjutnya. "Kalian ngomongin apa sih, berisik amat sampe parkiran kedengeran tauk." ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN