Lorong rumah sakit semakin padat. Perawat-perawat berlalu-lalang, tapi aura tegang di sekitar kamar Keira membuat siapa pun yang melintas melambatkan langkah, menunduk hormat, seolah tahu bahwa ada sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar urusan medis sedang berlangsung di balik pintu itu. Delon masih berdiri di depan pintu yang setengah terbuka. Napasnya berat, nyaris tercekik oleh beban yang menghantam d**a. Dari celah itu ia bisa mendengar jelas suara Keira menangis di pelukan ibunya, dan suara Jonathan yang mencoba menahan emosi namun tetap terdengar mantap. Hatinya diremas. Ada bagian dalam dirinya yang ingin masuk, merebut Keira kembali ke dalam dekapannya, mengatakan bahwa ia sanggup melindungi, sanggup menanggung segalanya. Tapi ada juga sisi yang sadar—bahwa Keira sekarang

