Perubahan

1020 Kata
Pagi-pagi sekali Anes bangun dan berpakaian seragam rapi, walaupun kelakuan buruk penampilan harus tetap rapi menurut Anes/Keyria. "Pagi ma" ucap Anes menghampiri mama lalu mencium pipinya. "Pagi juga putri mama, kok tumben semangat bener pagi gini, udah rapi aja lagi, biasanya harus mama bangunin dulu, ada apa ayo" goda mama menoel pipi Anes dan Anes pun terkekeh. "Hehe, gak apa kok ma kan hari ini aku mulai sekolah lagi jadi harus semangat" cengir Anes sambil mengangkat tangannya semangat. "Yaudah sarapan dulu yo" "Ayo Anes bantu ma" anes mengambil piring dari tangan mama. "Wih harum bener nih makanannya" ucap papa dari belakang kemudian duduk. Dari atas tangga turunlah kedua abang Anes dengan menenteng tas dibahu kanannya dan mulai sarapan bersama. "Tumben sekali lu udah bangun, biasanya selalu nyusahin orang saat pagi hari" sinis Anan melirik Anes. "Apaan sih gue itu udah berubah kali" ucap Anes santai. Ya Anes sekarang bukan seperti dulu yang harus dibangunkan setiap pagi, menggunakan bedak berlapis, bibir merah. Anes yang sekarang selalu bangun pagi, hanya menggunakan bedak tabur dan lips gloss. "Percuma berubah kalau kelakuan masih seperti dulu, yang gak tahu malu" sindir Javin, yang dimaksud kelakuan seperti dulu itu kelakuan yang masih saja menggoda Edward, ya Edward Bagaskara Saputra orang yang selalu dikejar oleh Anes walaupun berkali-kali ditolak. "Enggak ya gue udah gak ada perasaan apapun sama tu orang" "Percuma bilang gak suka kalau dihati masih punya perasaan" sinis Anan. "Ya jelas lah masih punya perasaan, semua orang kan punya perasaan" "Emang lu gak punya perasaan" lanjut Anes. "Udah, lanjutin sarapannya bukan malah ribut" papa menengahi, perdebatan antara abang dan adik itu. "Anes kamu berangkat sama kedua abang kamu ya" ucap mama. "Anes mau bawa mobil sendiri ma" "Nggak boleh kamu baru juga sembuh" bantah mama, mau tak mau Anes menganggukkan kepalanya. "Untuk kalian berdua" tunjuk mama kepada kedua abang. "Jaga adik kalian jangan sampai lecet apa lagi celaka" tunjuk mama pada kedua anak lelakinya. "Dia gak mungkin celaka ma, paling yang ada dia yang nyelakai orang" ucap Anan memutar bola matanya, karena sudah tau sifat adiknya itu yang suka semena-mena dan membully. "Hus kamu jangan begitu" "Iya ma" ucap Anan malas. Disepanjang perjalanan gak ada satupun orang yang berbicara baik Anes, javin maupun Anan yang ada hanya suara kebisingan kendaraan yang berlalu lalang disekitar mobilnya. Javin yang meyetir pun bodo amat, biasanya adik bungsunya itu selalu bertanya tentang Edward pada Anan walaupun gak dijawab. Sesampainya disekolah Anes turun tanpa berpamitan pada kedua abangnya dan langsung menuju kekelas. Semua orang heran termasuk kedua abangnya, biasanya Anes selalu menghampiri Edward dan bergelayut tak tau malu, bahkan kali ini langsung pergi tanpa melirik orangnya sedikit pun. "Woy nan kenape adek lu" tanya Adam salah satu teman Anan, Anan hanya menaikkan bahunya acuh kemudian pergi dan berlalu. "Udah biarin aja lah, enak si cabe gak gangguin Edward lagi, ya kan Ward" ucap ali, Edward hanya berdehem. Anan mempunyai teman bernama Edward, Adam dan Ali yang sekarang kelas XI IPA 1 dan Anes kelas XI IPA 3, sedangkan Javin kelas XII IPA 1. "Anes omay gat, akhirnya lu sekolah lagi" teriak lita sahabat Anes. "Berisik" ucap Anes datar. "Hhehe, Nes kok lu berubah gini" tanya lita melihat penampilan Anes dari atas sampai bawah. "Kenapa lu gak suka gue begini" sewot Anes. "Suka, suka banget Nes dari dulu gue pengen lu berubah kayak gini" senang Lita sambil memeluk Anes. Pelajaran pun berlangsung tapi Anes malah tidur dikelasnya, lita sudah membangunkannya tetapi tak sedikit pun digubris sama Anes. "Ya elah diem napa sih Ta" gumam Anes yang masih tidur. "Itu bukan gue Nes" bisik Lita, Anes pun langsung mendongak dan melihat siapa yang mengganggu tidur paginya. "Eh, ibu ada apa ya" cengir Anes. "Ada apa, ada apa, kamu tuh ya bukannya merhatiin pelajaran dan mendengarkan penjelasan saya malah enak-enakan tidur, cepat kerjakan soal didepan kalau gak bisa berdiri dilapangan sampai istirahat" kata ibu guru. Anes maju dan mengerjakan semuanya, yang lain tercengang bagaimana mungkin orang yang selalu nyontek dan nilainya selalu dibawah bisa mengerjakan semua soal dengan cepat. Ibu guru pun tercengang melihat semua jawabannya benar, itu adalah Keyria bukan Anes ya jelaslah pasti bisa ngerjainnya walaupun kerjaan disekolah hanya tidur dan bolos tapi Keyria mempunyai IQ yang tinggi. Jadi semua pelajaran bisa dipahami hanya dengan mendengarkannya saja. Anes menyerahkan spidol kepada gurunya kemudian berjalan kembali kebangku dan melanjutkan tidurnya. Beberapa saat kemudian bell istirahat berbunyi. Sekarang Anes sedang berada dikanti bersama Lita. "Lu mau pesan apa?" tanya Lita. "Bakso sama es teh aja" jawab Anes. Disaat Lita berlalu ada beberapa orang menghampirinya yang tak lain Edward dkk, Anes hanya cuek sambil bermain hp. "Eh kita boleh gabung gak, soalnya meja yang lain dah penuh" ucap Ali. Anes mendongak sesaat dan berdehem melihat siapa yang bicara, lagi-lagi Edward dkk kaget biasanya Anes langsung teriak heboh dan bergelayut pada Edward tapi sekarang muka datar Anes yang mereka dapet. "Nih Nes pesanan lu" Lita datang meletakakan pesanan Anes tadi. Melihat sekelilingnya ada Edward dkk lita kaget gak biasanya mereka mau semeja dengan Anes. "Meja lain penuh disini doang yang kosong" ucap Adam menjawab kebingungan Lita. "Woy bang" anan melambaikan tangan kearah Javin, Stev, dan Yogi. Merekapun menghampiri meja Edward dkk duduk disana. "Hai Edward" ucap seorang cewek menghampiri Edward. Edward tersenyum dan berucap ramah pada cewek itu dan dia menyuruh untuk duduk disampingnya. Anes sih bodo amat bahkan dia sama sekali tak melirik dua orang itu. "Nes?, lu gak apa kan?" Tanya Lita memandang Anes sendu. "Emang gue kenapa?" Tanya balik Anes dengan santai. "Ehhh, ada Anes maaf ya aku gak bermaksud deketin Edward, tapi Rdwardnya sendiri yang nyuruh aku kesini" ucap gadis tadi sambil menundukkan kepalanya. "Santai aja sih, gue juga gak suka sama dia" balas Anes santai sambil melanjutkan makannya. "Ness, lu yakin gak apa kan?" Tanya Lita lagi sambil mendekatkan wajahnya kearah Anes lalu memicingkan matanya. "Apaan sih Ta" ucap Anes kasal sambil mendorong wajah Lita agar menjauh darinya. Jujur Anes tak suka jika ada tatapan yang mengitimidasi dirinya pada saat makan. Karena Anes sangat terganggu dengan tatapan seperti itu. Beberapa saat kemudian Anes pun berdiri karena makanannya sudah habis. Tetapi orang yang tak suka pada dirinya meluncurkan sedang meluncurkan aksinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN