Perdebatan Anes dan Inaka pun terus berlanjut tidak ada yang mau menghentikan mereka berdua, inaka sudah sangat marah tapi Anes masih begitu santai menanggapi ucapan Inaka.
Anes suka berdebat apa lagi melihat lawannya begitu marah dia tambah bersemangat dan senang apalagi melihat muka Inaka yang sudah memerah, tapi perdebatan itu harus berakhir saat ada seseorang datang mengacaukannya.
"Hallo semuanya" teriak orang itu.
Semua pun menoleh termasuk Anes siap yang mengganggunya saat sedang bicara, ya Anes menganggap semua perdebatan tadi hanya lah obrolan semata.
"Apaan sih lu ganggu aja" ucap Anes melempar batu kearah Lita.
Ya orang yang mengganggu mereka ialah lita yang tiba-tiba saja datang dan berteriak, tapi lita hanya menampilkan deretan gigi putihnya.
"Lagian kenapa semuanya pada tegang kaya gini" ucap Lita polos melihat sekelilingnya.
"Hey lu kemana aja, gue cari muter-muter keliling nih sekolah gak juga ketemu eh malah asik enak-enakan disini" tunjuk Lita pada Anes.
Anes hanya memutar bola matanya melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Ganggu aja" batin Anes.
"Ayo pulang" Lita menarik lengan Anes.
"Lah kok pulang, kan belum waktunya" heran Anes dan yang lain.
"Iya hari ini semua guru pada rapat jadi sekolah dipulangkan lebih awal" ucap Lita, Anes hanya ber oh.
Yang lain sudah bersorak senang karena pulang awal.
"Ayo kekelas ambil tas" Anes pun mengangguk.
"Bang gue ambil tas dulu ya" ucap Anes pada Javin.
"Iya nanti gue tunggu diparkiran ya" Anes mengangguk dan pergi.
Anan yang melihat hanya iri kapan dia bisa seakrab itu sama adeknya, ingin meminta maaf tapi egonya terlalu tinggi jadi hanya melihat saja.
Anes berjalan sambil mengobrol ria dengan Lita tak terasa sudah ada diparkiran melihat Javin yang berdiri didepan mobil Anes pun menghampirinya diikuti lita.
"Lama banget sih ngambil tas doang aja" ucap Javil kesal.
"He he, sorry bang gara-gara si Lita nih yang ngajak ngobrol terus sepanjang jalan" ucap Anes mengenggol lengan Lita.
"Yeh lu lagian kenapa mau gue ajak ngobrol" timpal Lita.
"Ya udah gue pulang duluan ya udah dijemput sama pak supir" ucap Lita, Anes pun mengangguk.
"Dah anesku dah abang Javin, Lita cantik pulang dulu" terika Lita dari jauh, Anes yang melihat menggelengkan kepala melihat tingkah Lita, untung sahabat kalau bukan dah gue tendang keangkasa batin Anes.
"Yaudah dek yu masuk terus pulang" ucap Javin mengacak rambut Anes sambil membukakan pintu mobil.
Mobil Javin pun berlalu, lagi-lagi ada orang yang melihat interaksi mereka.
Anan melihat mereka dari kejauhan hatinya pun mencelos dia ingin akrab dan berada disisi adeknya seperti Javin.
Makan malam pun tiba semua telah berkumpul dimeja makan.
"Gimana sekolah kalian?" Tanya papa.
"Baik/gak gimana" jawab para anak serempak.
"Maksud kamu gak gimana apa dek?" Tanya mama karena Anes sendiri yang jawabannya beda.
"Ya seperti biasa gak ada yang menyenangkan" ucap Anes santai diangguki mama.
Kedua abangnya saling bersitatap masa iya kejadian dikantin siang tadi masih dianggap biasa saja oleh adeknya itu, bahkan mereka berdua sudah cemas dan menahan emosi eh malah dianggap biasa oleh sang pelaku batin abangnya.
"Oh ya bang habis ini antar gue ya" ucap Anes pada Javin.
"Mau kemana emangnya?" Tanya Anan.
"Kemana aja lu gak perlu tau" sinis Anes pada Anan.
"Ya bang mau ya" mohon Anes diangguki oleh Javin.
"Saat bicara sama Javin aja lembut eh pas sama gue sinis amat" gumam Anan, yang hanya terdengar oleh Anes sebab pendengaran anes sangat tajam sama sekitar, Anes pun tersenyum sinis pada Anan tapi gak ada yang melihat senyum itu.
"Ya pa ma, izinin aku keluar sama bang Javin" ucap Anes.
"Emang mau kemana?" Tanya mama.
"Mau jalan-jalan aja sih, keliling kota" jawab Anes santai.
"Tadi aja gue tanya gak dijawab eh ditanya mama baru dijawab" batin Anan.
"Ya udah boleh, tapi gak boleh pulang larut ya" ucap mama.
"Pulang larut pun gak apa kan ada bang Javin" saut Anes.
"Kamu itu ya" ucap papa, Anes pun cengengesan.
"Gue ikut ya" sela Anan.
"Ga boleh, gue hanya mau jalan sama bang Javin bukan lu" ucap Anes datar.
"Okeh gue bawa mobil sendiri dan ngikutin kalian dari belakang" lanjut Anan.
"Ga boleh, perjalanan sangat jauh" Anes kesal pada Anan.
Anan pun tersenyum melihat adeknya kesal bukan muka cuek dan datar adeknya yang biasa dia dapat.
"Ya gak apa" ucap Anan tersenyum.
"Terserah" Anes pun berlalu meninggalkan ruang makan menuju kamarnya untuk bersiap.
Javin menepuk pundak anan dan bertanya "kenapa lu?" Javin mengangkat alisnya, "biasanya juga gak ada pedulinya sama sekali" lanjut Javin.
"Gak apa bang, mau deket aja sama adek kayaknya dia bener sudah berubah" ucap Anan melihat Javin.
"Adek memang sudah berubah dari dulu, kemana aja lu baru nyadar" ucap Javin sambil berlalu.
Anan menghela nafas "iya bang gue baru nyadar sekarang" gumam Anan kemudian ikut berlalu.
Mereka berdua pun berlalu menuju kamarnya masing-masing untuk mengganti pakaian.
"BANG JAVIN AYOK!" teriak Anes dari luar.
"Iya bentar dek" Javin bergegas menghampiri Anes yang sudah stand bay didepan mobilnya.
"Mau kemana sih dek?" Tanya Javin sambil mengendarai mobilnya.
"Keliling kota, tapi sebelum itu mampir dulu keminimarket beli cemilan" jawab Anes.
Anes pun memasuki minimarket dengan diikuti oleh Javin dan Anan dibelakangnya.
Setelah mengambil makanan ringan dan minuman Anes pun menengok kearah javin "Bang bayari dong" ucap Anes sambil menunjukkan muka melasnya.
"Berapa mba?" Tanya Javin.
"Totalnya jadi 850.000, mas" ucap mba kasir.
Sebelum javin membayar Anan terlebih dahulu menyodorkan uangnya untuk membayar.
"Nih mba bayarnya" Anan menyodorkan uang pas.
"Ihh, apaan sih kau gue mintanya bang javin yang bayar bukan lu" Anes kesal.
"Udah sama aja, Anan jugakan abang kamu" ucap Javin menengahi.
"Yaudah deh yang penting gue dapet banyak snack buat dimakan dan stok dirumah beberapa hari kedepan" ucap Anes senang sambil berjalan keluar.
Anan pun yang melihat Anes senang pun langsung tersenyum begitu juga dengan Javin yang menepuk pundak Anan.
"Seneng lu?"
"Gak apaan sih bang" ketus Anan bohong.
Javin hanya mengangkat bahunya, dia tau Anan senang tapi gengsi anan terlalu besar jadi Javin berlalu menyusul Anes.
"Iya bang gue seneng kalau liat dia senyum, apa lagi ketawa" gumam Anan, lalu ikut menyusul Javin dan Anes.
Didalam mobilnya Javin, Anes tak berhenti makan sampai habis beberapa bungkus.
"Bang mau nggak" ucap Anes sambil menyodorkan kripik pada mulut Javin.
Javin pun terima dengan baik, "kapan lagi disuapin oleh adeknya itu" batin Javin.
"Enak kan bang?" Tanya Anes.
"Iya"
"Nah kalau enak berarti nanti kita pulang beli lagi" ucap Anes.
"Lah katanya itu buat buat stok dirumah" binging Javin.
"Stok dirumah kalau masih banyak, kan ini tinggal sedikit ya kita harus beli lagi pulang nanti" ucap Anes santai.
"Iya, nanti kita beli lagi" ucap Javin.
Anes pun senang dan langsung memeluk Javin dari samping.