Menggosip

1314 Kata
"aaah enak banget sayang terus ough..." Leli dan Gara pun kembali beraksi malam ini. Tidak lupa Fikri dan Nira pun juga sama, mengintip mereka dari balik pintu dapur yang menjadi penghubung ruang depan dan belakang. "enak banget sayang, kamu gak mau ya seperti itu"kata Fikri sambil memainkan benda milik Nira tang tanpa beha itu "udah aku bilang jangan berlebihan ya, dasar kamu ini deh, kayak cowok pada umumnya, di kasih hati minta jantung"kata Nira "lha kan sama-sama enak sayang, masak gak mau sih"kata Fikri "udah ssst...jangan berlebihan, itu gak baik tahu"kata Nira Fikri pun hanya pasrah saja ketika Nira belum mau memberikan yang Fikri inginkan. Tetapi di keluarkan dengan tangan oleh Nira sambil menikmati benda Nira yang imut dan menggemaskan itu lebih dari cukup daripada di keluarkan sendiri. "ih kamu ini, udah tiga hari keluar terus masih saja banyak"kata Nira "habisnya kamu yang keluarin, jadi keluar banyak deh"kata Fikri "ah gombal basi deh, dasar"kata Nira Mereka berdua pun tersenyum sebelum merapikan pakaiannya masing-masing dengan Nira tentu saja dengan mudah karena kaosnya masih terpakai. Di balik pintu, gantian Dera yang sejak kemarin melihat mereka pun melihat kembali. "ah kok lama-lama jadi pengen juga, padahal kan udah biasa gak enak selama beberapa bulan, ini belum ada sebulan sejak terakhir kalinya, harusnya masih bisa tahan, tapi Fikri kurang ajar dia bikin pengen aja"kata Dera. Dera pun bergegas kembali ke kamarnya. Celana dalamnya sudah basah tetapi dia tidak ingin menggantinya dulu. Rasa inginnya sudah menjadi-jadi sehingga membuat dirinya sangat ingin enak. Dera pun segera memasukkan jarinya ke lubang rahasianya itu dan memainkannya selama beberapa menit. "ah ah ah ah ah enak banget Fik ayo terus Fikri ah ah ah" Dera pun membayangkan Fikri yang sedang memberikan enak kepadanya. Namun setelah beberapa menit, dia pun belum keluar juga. Karena sudah malam dan rasa lelah, Dera pun menghentikan perbuatannya dan dia pun terlelap malam itu. Pagi hari pun tiba, Gara dan Leli tentu saja pergi ke pasar berdua. Sedangkan cewek lainnya selian Dera berada di dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi buat mereka. Dera tidak ikut karena ada Fikri di dapur juga membantu mempersiapkan makan pagi itu. Dera hanya mengurung diri di kamar saja tanpa bisa diganggu, hanya Leli yang bisa menggerakkan dirinya. "Eh Dera kok enak bener ya dia di kamar mulu, gak mau bantuin"kata Murni "yah memang elit sih dia, maklum kayaknya anak manja"kata Pita "masak sih, gak percaya gw, tapi bisa jadi ya dia kan memang orang kota sih"kata Suri "emang di kamar ngapain dia Sur"kata Murni "mainin ponsel doang sih, gak tahu lihat apa gak bisa di ganggu, ngambek nanti"kata Suri "wah gak bisa gini dong, proker juga gak terlalu bantuin, terus sekarang waktunya masak gak bantuin juga, enak bener dia"kata Murni ingin beranjak "eh jangan, udah gak usah di ladeni, biarin aja deh, toh dia kan kesepian, Fikri tuh udah sama Nira, mungkin lelah kali nurutin dia, cantik sih cantik, tapi ya kayak gitu siapa yang betah ya"kata Suri "dasar emang, anak manja"kata Murni Murni dan yang lainnya tidak mengetahui bahwa Dera tidak ikut membantu karena menghindari Fikri. Dera tidak ingin selingkuh, tetapi sebenarnya hatinya tidak bisa bohong karena lama-lama tertambat ke Fikri. Fikri dan yang lainnya pun juga tidak berani mendekatinya, terutama para cowok yang terus berusaha tetapi tetap mendapatkan penolakan darinya bahkan mengusirnya. "hanya Leli yang mau dia denger, kalau kita apaan, babu mungkin"kata Murni "iya nih"kata Suri "elu betah ya Sur sekamar sama dia"kata Murni "yah selama gak gangguin gw sih aman, kalau ganggu, wah ngajak berantem dia"kata Suri "gw bantuin deh Sur, gemes banget sama tuh anak"kata Pita "eh elu jangan ikut-ikutan Pit, bahaya kalau elu ikutan deh, tenaga elu udah kayak cowok gitu"kata Murni "habisnya, pengen gw remes aja dia"kata Pita "udah udah mungkin lagi ada masalah dengan cowoknya makanya dia jadi galaku"kata Suri "emang dia cerita Sur, atau hanya ngira-ngira aja"kata Murni "ya ngira-ngira aja sih, orang dia lho jarang teleponan sama cowoknya, padahal kan punya dia, orang Nira aja meskipun sekarang sama Fikri, tetap aja tiap hari sayang-sayangan gitu"kata Suri "iya sih, bisa jadi, emang cowoknya ngapain?main cewek lain ya, iiih kurang ajar banget ya kalau cewek kayak Dera di selingkuhin, kirang bersyukur tuh cowok"kata Murni "iya kalau kita sih wajar ya Mur, tapi cewek secantik dia di selngkuhin, wah matanya buta kali tuh cowok"kata Suri "Tapi bisa jadi kan cowoknya lebih mapan dari orang tuanya itu, jadi bisa berbuat seenaknya "kata Murni "bisa jadi ya, eh itu mereka berdua kemana lama amat, kita idah hampir selesai gini kok mereka belum balik, kita makan lauk apa nanti"kata Suri "ya coba telepon aja Sur, barangkali lagi keenakan kencan mereka"kata Murni "yah dasar pasangan selingkuh mereka ini dah, udah punya masing-masing tapi milihnya yang udah ada pasangan"kata Suri "ya bisa jadi Sur, tuh lihat dua sejoli itu, tergoda dengan yang sudah ada pasangan kan, kita ini apa, jomblo akut deh"kata Murni "eh elu aja kali, gw pernah pacaran ya"kata Suri "enak aja, gw juga pernah kali, putus beberapa bulan lalu"kata Murni "Tuh kan , pasti karena selingkuh deh"kata Suri "enak aja, gak, gak cocok aja"kata Murni "ah itu alasan aja, aslinya ya selingkuh"kata Suri "huh awas ya ini keras ya"kata Murni "ampun bu, udah bu ampun deh"kata Suri Suasana dapur memang ramai, terlebih kalau ada gosip dimana saat ini mereka setiap hari sedang membicarakan Dera yang tidak mau bergabung dengan mereka itu. Mereka sarapan pagi bersama meskipun di tempat terpisah. Para cowok dan Leli serta Dera berada di ruang tamu sedangkan Fikri dan para cewek lain ada di dapur. Memang harus di pisah dua karena rumah yang cukup kecil dimana ruang tamu tidak mampu menampung seluruh orang di sana. Beberapa dari mereka mandi setelah sarapan, dan ada juga yang tidak, terutama para cewek yang mandinya biasanya siang hari atau sore hari. "yuk berangkat lagi semuanya, semoga dilancarkan kegiatan hari ini"kata Gara Gara pun memimpin mereka untuk bersiap menjalankan proker milik Halim dan Pita itu setelah proker milik Nira dan Murni selesai dan hanya tinggal menulis laporan saja. Dengan bantuan kepala desa dan beberapa orang, mereka pun bisa dengan lancar mengerjakan proker yang butuh banyak orang itu. "wah capek banget, enak banget minum air kelapa ini"kata Jefry "iya bro, Gar, elu gak manjat pohon kelapa lagi?"kata Halim "ah kalian ini, tinggal manjat gini aja gak bisa, cowok apaan"kata Gara "sori kita gak bisa kalau pohon mangga masih bisa lah, kalau pohon kelapa, ampun deh"kata Jefry "dasar"kata Gara Gara pun memanjat pohon kelapa siang itu. Beberapa kelapa dia petik dimana pohon itu milik keluarga kepala desa dan mereka sudah di berikan ijin untuk memetiknya. "wah baik banget elu Gar, pantesan Leli senang kan"kata Murni "iya senang pasti, tapi lebih enak kalau di kasih s**u ya kelapanya"kata Suri "s**u apaan, emang kita ada s**u ya"kata Gara "ya ada lah, kan kita punya s**u, dua lagi, mau apa enggak?"kata Murni "iya, s**u Murni lagi hehe"kata Suri "eh kok s**u gw"kata Murni "bukan gitu, maksudnya susunya belum terkontaminasi oleh bahan pengawet dan yang lainnya, jadi murni dari sumbernya"kata Suri "ah mana mau Gara sama punya kita, kalau punya Leli pasti mau deh hehe"kata Murni "iya nih, pasti milik Leli maunya"kata Suri "eh kalian ini, mereka pengen beneran lho, awas ya nanti malam bsia bahaya lho"kata Pita "eh apaan, jangan aneh-aneh ya kalian ya"kaga Murni Gara, Halim dan Jefry hanya menelan ludahnya ketika di goda. Senjata milik Murni paling besar dan menonjol karena badannya yang berisi itu membuat mereka membayangkan kalau merasakannya. Tetapi milik Suri juga tidak bisa di anggap remeh karena meskipun ukurannya biasa saja tetapi tetap saja memandangnya bikin pengen. Hanya punya Pita saja yang tidak terlalu kelihatan, hampir rata mirip seperti milik Nira dimana mereka berdua hampir mirip perawakannya dengan Pita yang lebih memiliki otot sehingga senjatanya kurang keluar. "ayo kalau boleh, nyobain s**u murni"kata Jefry "enak aja, langsung gercep masalah begituan, dasar cowok"kata Murni "Tapi kan kalian juga bisa di enakkan"kata Gara "elu jangan ikutan, masak punya Leli belum puas elu Gar"kata Murni
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN