Konser Tunggal

1551 Kata
❝Jujur saja, kalian pasti punya sahabat yang gila. Kalau tidak punya, berarti kalianlah orangnya. Ciyee orang gila.❞ *** Karena pelajaran pertama adalah sejarah, Julian and the geng memutuskan untuk bolos. Mereka memang sekelas dan sangat menghindari pelajaran sejarah karena dianggap statis dan membosankan. Gurunya juga jarang masuk. Menurut mereka, daripada di kelas hanya mengantuk dan tertidur karena jenuh, lebih baik mereka bersantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari atas Rooftop. Anak sekolah macam mereka terkadang sering merasa jenuh dengan kegiatan belajar yang dilakukan hampir setiap hari. Bahkan, hari minggu pun tetap mengerjakan tugas. Mereka malas ikut pelajaran yang menurutnya membosankan, guru yang mengajar membuat ngantuk dan tidak menarik, kejenuhan dan kebosanan yang parah karena jadwal kelas yang terlalu padat. Mungkin mereka merasa butuh penyegaran dari tugas sekolah yang menumpuk. Selain itu, kantin, rooftop, dan UKS menjadi fasilitas sekolah yang mendukung mereka untuk bolos karena jam pelajaran yang cukup panjang tanpa jeda. Walaupun setelah bolos akan terbit rentetan pertanyaan dari guru BK, Julian tetap santai. Lagian, dia bolos tidak tiap hari. Ia juga sudah menyiapkan berbagai alasan yang cukup simple ketika ditanya Gurunya mengapa bolos. Mulai dari alasan membantu penjaga kantin karena kasihan makanannya tidak ada yang menghabiskan. "Saya kan rajin menabung di kantin, Buk." Julian beralibi. Kemudian, alasan kursi di kelas yang sudah terisi semua. "Saya ikut pelajaran dari kantin aja, Buk. Saya memantau dari sini." "Pasti Ibuk semalem ga lihat berita tentang fenomena tiang listrik? Saya kesana, Buk, saya yang jadi tiang listriknya, Buk, Ibuk pasti ga tahu." "Saya ga bolos, Buk. Jangan-jangan Ibuk yang bolos, buktinya Ibuk ga lihat saya di sekolah," ucap Julian sambil memicingkan matanya. "Maaf, Buk, pas mau berangkat sekolah, kunci mobil saya hilang, udah saya cari sampai besoknya, ternyata saya baru sadar kalau saya ga punya mobil. Orang saya ke sekolah naik becak." "Soalnya Ibuk unfollow saya. Ibuk tega. Ibuk pikir saya ga tahu? Saya punya aplikasi Unfollowers. Apa salah saya, Buk? Ibuk mau saya block?" "Nungguin Dimas Kanjeng gandain uang, Buk. Harga buku sekolah mahal sih." "Kemarin saya sudah berangkat, Buk, tapi tiba-tiba saya hilang arah dan tak tahu arah jalan pulang, terus amnesia, siapa saya, Buk? Saya di mana? Ibuk siapa?" Begitulah kira-kira. Masuk akal bukan? Daripada masuk angin. Julian yang mulai bosan karena hanya duduk-duduk seraya mendengarkan banyolan unfaedah dari sahabat-sahabatnya, merogoh saku celananya. Ia meraih ponselnya kemudian mengirimkan pesan untuk sahabat terkasihnya. LINE Julian: Dikit bgt bekalnya lip, msh laper Alyviah: Masih untung dibawain Julian: Wkwk iya makasih yang Alyviah: Pala lo peyang Julian: Lu kagak belajar? Alyviah: Lagi nemenin nuha ke wc Julian: Kenapa sih cewe kalo ke wc kudu berdua Alyviah: Karna banyak org jahat Julian: Gue kira anu Alyviah: APA Julian: kagak elah Alyviah: Pintu wc cewe kuncinya rusak, makanya kudu ada yg megangin Julian: Oh Alyviah: Lu bolos lagi Julian: Kagak, jam kosong nih Alyviah: Alesan Julian: Sumpah Alyviah: Makan tu sumpah Julian: Gua kagak bolos, gua cuma mengasingkan diri Alyviah: Mata lu meledak Julian: Gua ga akan bolos lagi klo lu mau jadi pacar gua Alyviah: Ogah Julian: Jadi pacar sirih mau ga? Read Julian kembali memasukkan ponselnya ke saku celananya karena chat terakhirnya hanya di-read oleh Alyviah. "Suntuk banget gue," ucap Julian. "Kenapa lo?" Nando yang sibuk memainkan ponselnya bertanya ketika melihat muka kusut Julian. "Halah, paling masalah Alip lagi, yekan?" tebak Aldo yang duduk di ujung sofa lusuh yang ada di Rooftop. "Tau dah capek gue, kan udah gue bilangin sampe mulut gue berbusa nih ye, ungkapin aja perasaan lo ke dia. Mendem perasaan sendirian tu sakit, Njul. Belajar nih dari gue, gue belum sempet ngungkapin perasaan gue sama Nanda tapi dia udah pergi duluan. Pergi dan ga bakal balik lagi. Jangan nyesel aja lo kek gue," papar Chandra setelah duduk menyempil diantara Julian dan Aldo. "Iye, masalah diterima atau ga itu urusan belakang," tambah Aldo. "Ga semudah itu, gue ngerti posisi Julian," bela Amrah menepuk pelan pundak Julian. "Klen berempat sok tau banget ye, gue suntuk gara-gara anak kucing gue lahir prematur dan satu meninggal." "t*i!" "b*****t!" "BANGKE!" Semua u*****n dilemparkan kepada Julian. Bahkan Rio, dan Devon yang sedari tadi hanya menyimak, ikut menjitak kepala Julian. Mereka cukup sabar menghadapi tingkah Julian yang menjengkelkan ini. "Tapi Alip lagi naksir temen abangnya," lanjut Julian lesu. "Selamat! Keduluan kan lo, apa gue kata." Rio mengulurkan tangan mengajak bersalaman. "Baru naksir, belum cinta. Cewek tuh harus diperjuangin. Si cowok belum tentu naksir Alip juga, kan?" Kali ini Devon angkat suara. "Gue b**o, gue polos kalo masalah cinta-cintaan kek gini," ucap Nando sambil melanjutkan aktifitasnya yang sempet tertunda, membaca w*****d. "HEH KETIAK RAYAP! Elo pikir hubungan lo dengan Syahila bukan cinta-cintaan? Kakak-adek gitu? Teman rasa pacar? Atau pacar rasa mantan? Eh itu mah hubungan gue sama do'i yak hehe." Chandra cengengesan sendiri. "Si t***l! ... udah, omongan lo semua kagak ada faedahnya. Gue mau ke kantin. Mending lo pada ikut gue," ajak Rio. *** Sepulang sekolah, Alyviah, Nuha, Nadhifah, Bianca, Syahilla, Julian, Aldo, Nando, dan Chandra nongkrong bareng di Kedai Eskrim yang tak jauh dari sekolah mereka. Mereka terbilang sering quality time bersama. Rio, Devon, dan Amrah sengaja tidak ikut, mereka lebih memilih main game daripada nongkrong. Mereka mengobrol santai sambil makan eskrim sesuai selera masing-masing. Sesekali Chandra menceritakan lelucon yang kadang membuat tertawa ngakak, kadang juga garing. Seperti ini. "Kemaren nyokap gue masak pempek, gue ambil nih pempek sama cuka, gue celupin pempek ke dalam cuka pempek, terus pas gue makan kok rasanya sepet, pait gitu kayak muka Aldo," cerita Chandra berpura-pura mempraktekkan. Sementara Alyviah dan teman-teman masih serius mendengarkan. "Kalian tahu? Ternyata itu bukan cuka pempek tapi minyak jelantah. Pantes rasanya aneh," lanjut Chandra bergaya mau muntah. Minyak jelantah itu minyak bekas atau minyak limbah penggorengan yang dilakukan berkali-kali. "Hahaha g****k! Elo ga bisa bedain mana cuka pempek mana minyak jelantah?" tanya Aldo seraya tertawa ngakak. "Saat itu sangat gelap karena listrik dipadamkan, mata adek mendadak buta, dan akhirnya mulut adek rasanya sangat ternistakan, Bang," cerita Chandra mendramatisir. "Lebay lo!" ejek Nuha. "Adek gue noh jahat banget, dia sengaja nyimpen minyak jelantah ke dalam botol cuka. Kan warnanya hampir sama tuh. Gue kan polos." "t***l! Untung ga mati lo." Julian terkekeh. "Lagian, ngapain sih lo nyimpen minyak jelantah? Minyak jelantah kan bisa bikin kanker. Kenapa ga langsung dibuang?" tanya Nuha penasaran. "Au dah adek gue tuh yang nyimpen. Katanya bisa jadi bahan bakar. Kalo diolah lagi bisa jadi sabun cair, pembersih lantai, pupuk, katanya bisa jadi aromaterapi," cerita Chandra. Jangan heran kalau hanya orang itu-itu saja yang berisik. Setiap nongkrong bareng, Syahila dan Nando malah asik pacaran tanpa memperdulikan teman-temannya. Sedangkan Nadhifah hanya menjadi pendengar yang baik. "Bodoh! Mau-maunya dikerjain adek sendiri," umpat Bianca mendorong bahu Chandra. "Katain aja terus, kalian memang ga sayang gue!" Chandra mengerucutkan bibirnya. "HAHAHA JELEK BANGET MUKANYA!" Tawa Alyviah pecah seketika saat melihat muka cemberut Chandra. Julian dan lainnya menatap Alyviah heran, karena dari tadi Alyviah dan Nadhifah cuma diam memperhatikan cerita Chandra dengan seksama namun sekarang Alyviah tertawa ngakak sendirian. *** LINE Geng Jeroan Alyviah: assalamu'alaikum girlband jama'ah oohh jama'ah curhat dong Read 2 Nuhafir: gi dah curhat apa, Nuha ada disini Syahillaul: sok mangga, syahila siap melayani Alyviah: Nunggu muncul semua baru gue curhat Read 4 Nuhafir: repot lu lip cepetan Ananadhifah: iya ayo Vy, aku dengerin Syahillaul: bacot lip! Sibianca: Bianca hadir! Alyviah: Nah muncul semua, besok aja ya pas di kelas sekarang udah ngantuk hehe Read 4 Ngeselin banget, kan? SMS To Nuhak (08963112xxxx), Syahil (08963833xxxx), Bian (08966788xxxx), Nadh (08968193xxxx) Gue lagi naksir temen abang gue... #send-all Sent Setelah mengirimkan pesan singkat ke geng jeroan, Alyviah melemparkan ponselnya ke atas kasur. Send All sudah tidak musim lagi ya, tapi tak masalah. Ia suka melakukan hal-hal gaje. Alyviah beranjak dari posisi baring kemudian mulai melangsungkan 'konser tunggal' di dalam kamarnya yang dihiasi lampu tumblr pada bagian dinding. Springbed dengan sprei dan bedcover warna putih dijadikan sebagai panggung. *** Koleksi boneka Sapi dan Baymax didaulat sebagai penonton alay yang sengaja disusun rapi di lantai. Alyviah berdiri di atas kasur dan mulai menyanyikan lagu The Feeling - Justin Bieber feat Halsey sambil memainkan gitar akustik dengan ukiran henna kesayangannya. jreeeeeeeng Am I in love with you Am I in love with you or am I in love with the feeling? Alyviah berhenti menyanyi sejenak saat mendengar suara langkah kaki menaiki tangga. Kemudian ia melanjutkan lagi konser tunggalnya, menyanyi, bergitar sambil jingkrak-jingkrak. Paling abang tuh, pikirnya. Alyviah tidak tahu saja, memang itu langkah kaki Aly, tapi, Aly tak sendirian, ia bersama seseorang lagi. Awalnya mereka berdua ingin main game di kamar Aly. Namun, niat awal mereka urungkan karena penasaran dengan suara berisik dari arah kamar Alyviah. Pintu kamar Alyviah memang sengaja dibuka pemiliknya. "Adek gue emang agak s***p, Raf." Rafka hanya diam mendengar ucapan Aly. Mereka masih berjalan beriringan menuju kamar Alyviah. Am I in love with you Am I in love with you Or am I in love with--- Dari arah luar, Aly hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol adiknya ini. "In love with siapa dek?" tanya Aly yang sudah berada di muka pintu kamar Alyviah. "SAMA RAF---" Alyviah mendadak bisu ketika melihat Rafka yang ikut berdiri di samping Aly. *** Braaaaakkkkkkkkkkkkk "Jauhin mama gue!" bentak Rafka setelah menggebrak meja. Ia sama sekali tidak menghiraukan orang-orang sekitar yang menatapnya aneh karena melihatnya membentak seorang wanita. "Saya cinta sama mama kamu!" ucap wanita paruh baya dengan tomboy style.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN