KESAL

1018 Kata
BAB 5 "Awas kamu Andine, aku akan membalas perbuatan mu." Ucap Miksel dalam hati. "Nak Miksel apa kegiatan nya Sekarang?." ucap bapak menyadar kan lamunan nya. Miksel bingung harus menjawab apa, dia tak mungkin mengatakan sebenarnya, bahwa Perusahaan nya sedang bangkrut dan dia di kejar-kejar oleh preman saat ini. "Anu pak, saat ini saya pengangguran, saya sedang mencari pekerjaan." kata Miksel mencari alasan. Arman yang hanya tersenyum melihat Miksel yang berbohong kepada bapak Andine. "Oh, kalau nak Miksel sedang cari kerjaan, kamu bisa bantu-bantu bapak di sawah." "İbu ini ada-ada aja, masak anak dari kota di suruh ke sawah, mana mungkin lah, buk, buk." Ucap bapak tertawa. "Saya mau kok pak." Ucap Miksel tiba-tiba. "Apa!!! " Andine dan Arman berbicara bersamaan. Mereka terkejut mendengar Miksel mau membantu-bantu di sawah. "Kamu yakin?" Tanya Arman memastikan keseriusan Miksel. "İya gue yakin, masak gue bercanda " Ucap Miksel dengan wajah serius. "Ya sudah, kalau Nak Miksel serius, besok bisa datang kerumah bapak, kita berangkat sama-sama." Miksel yang hanya mengangguk saja kepada bapak, di dalam hati nya dia tidak yakin bahwa dia mampu membantu di sawah, seumur hidup dia hanya berada di kantor, di ruangan yang Ber AC, ber atap kan gedung yang tebal, dan hanya memegang pena. Sementara saat berada di sawah, Miksel akan kepanasan, di penuhi dengan lumpur, dan harus bercocok tanam. "Yaudah kalo gitu, kita pamit dulu ya pak,buk ,Andine." Ucap Arman yang bangkit dari duduknya. "Oh iya, hati-hati di jalan ya." Ucap ibu dan bapak. Arman dan Miksel segera bangkit dan keluar menuju pintu dan akan kembali kerumah. "Tunggu !! " Ucap Andine yang menyusul dari belakang. Arman dan Miksel berhenti dan menoleh kepada Andine. "Kamu, awas kalo kamu mempermainkan dan berbohong ke pada bapak " Cercah Andine ke pada Miksel. "Kamu kenapa sih, kok dari tadi jutek amat sama gue." Ucap Miksel yang tak mengetahui kejadian sebelumnya. "Pokok nya kamu jangan sampai gak datang besok!!, awas kalo kamu bohongi bapak." Ketus Andine. "İya,iya, gue bakal datang, tenang aja, gue serius kok, gue akan nongol di sini saat pintu rumah Lo belum buka." Ucap Miksel yang tak kalah ketus. "hahahaha, kalian ini berdebat seperti sudah lama bertemu." Tawa Arman yang memperhatikan pertengkaran mereka. "Yaudah ya Andine, kami pulang dulu, jangan khawatir aku akan pastikan Miksel menepati janji nya pada bapak." Ucap Arman. tersenyum. "İya Arman, aku mempercayai mu, terima kasih ya." Ucap Andine dengan lembut. "Giliran sama Arman aja ngomong nya lembut banget, giliran sama gue, kayak ibu kos yang nagih uang bulanan kos yang gak bayar 3 bulan." Ucap Miksel yang berlalu pergi. "Enak Aja ngomong sembarangan, aku di samain kayak ibu kos." Ucap Andine membalas perkataan Miksel. "Man gue deluan aja ya, ga betah gue lama-lama dekat dia." Miksel yang pergi meninggalkan Arman dan Andine. "Andine gadak kegiatan lagi setelah ini." Tanya Arman memulai pembicaraan. "Gadak, Andine habis ini mau di rumah aja, paling ketemu sama Sasa." Ucap Andine menerangkan. "Oh gitu, yaudah, aku balik dulu ya." pamit Arman. "Oh yaudah, hati-hati ya Man. Arman yang hanya tersenyum, berlalu pergi menyusul Miksel yang telah jauh meninggalkan nya. Andine yang berdiri di depan pintu, segera masuk saat tak melihat Arman lagi. "pak, Bapak yakin, mau memperkerjakan anak kota itu sama bapak." Tanya Andine memastikan. "Loh emang kenapa, kita kan gadak salah nya mencoba dulu dan mengasih dia kesempatan." Jawab İbuk. "İya gak papa sih buk, cuma Andine kurang yakin aja, dia kan anak kota, tentu saja dia tidak pernah ke sawah." Ucap Andine. "Kamu ini kenapa ndine? , kok kamu kayak gak suka sama pemuda itu.". Tanya bapak yang memperhatikan tingkah Andine yang aneh, "İya, gak biasa nya kamu seperti ini, biasa nya kamu selalu ramah kepada semua orang." Tanya ibuk. "İbuk ingat gak?, yang Andine cerita tempo hari tentang pria yang marah-marah tidak jelas sama Andine?." "İya ibu ingat, memang nya kenapa?, apa ada hubungannya sama pemuda itu?." "Dia orang nya buk, dia yang marah-marah sama Andine itu." Ucap Andine cemberut. "Oh dia orang nya." "siapa yang kalian bicarakan?" tanya bapak yang tak mengerti pembicaraan ibuk dan Andine. İbuk pun menjelaskan semua nya kepada bapak, apa yang di alami Andine di hari sebelumnya, bapak pun mengerti sekarang, apa yang di bicarakan Andine dan ibuk. "Yasudah, mungkin dia tidak sengaja, dan dia juga tidak tahu , kalau yang dia marahi itu adalah kamu." Ucap bapak menasehati. "İya nak, udah jangan lagi kesal kepada nya, maaf kan dia." "İya udah, Andine akan berusaha lebih ramah kepada nya ." Ucap Andine yang menyadari kesalahannya. Mungkin saja memang Miksel tidak mengetahui bahwa yang dia marahi adalah Andine, kerena Andine memakai cadar. "İbu, Andine udah berbuat salah sama dia." "Berbuat salah sama siapa?." Tanya bapak dan ibuk penasaran. "Sama Miksel buk." "loh, emang kenapa, apa yang kamu lakukan sama Miksel." Tanya ibu yang tak mengerti. "Sebenarnya, Teh Miksel memang asin buk, Andine sengaja memasukkan garam 5 sendok kedalam minumannya." "Astagfirullah, kenapa kamu lakukan itu Andine." Terlihat ibuk yang kaget dengan kelakuan Andine. "İya Andine menyesal buk, Andine akan meminta maaf kepada nya, kalau bertemu nanti." "Pantas saja dia bilang teh nya asin buk, ternyata kerjaan Andine toh." Ucap bapak sambil tertawa. "Bapak ini kok malah tertawa, anak buat kesalahan malah di ketawain." Ucap ibu mengomeli bapak. "Bapak hanya lucu buk, membayangkan wajah Miksel yang terlihat aneh." Tawa bapak semakin menjadi. Andine pun ikut tertawa mendengar perkataan bapak nya, Andine juga merasa lucu atas apa yang terjadi sama Miksel. "Kalian ini, anak sama bapak sama aja." omel ibuk. "Biar bagaimana pun kamu tetap harus minta maaf Andine." Ucap bapak setelah tertawa. "İya pak, Andine akan minta maaf pada nya, kalau Andine bertemu dengan Miksel." Bapak pun kembali tertawa setelah berbicara, bapak merasa sangat lucu membayangkan wajah nya Miksel, dia tak bisa berhenti tertawa jika mengingat wajah Miksel, begitu juga Andine juga tertawa bahagia membayangkan nya, dia melepas kan semua tawa yang dia tahan sebelumnya. İbu yang menyaksikan mereka, hanya menggeleng kan kepala saja. Bersambung... Happy reading ? Terima kasih sudah membaca Novel aku yang receh. Mohon motivasi dan komentar Positif nya ya?? Dukung aku selalu untuk memberikan cerita terbaik buat kalian, semoga kalian selalu terhibur membaca novel aku ??
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN