MEMBERI PELAJARAN

1062 Kata
BAB 4 "Huh, kenapa coba dia harus menetap di sini." sembari melihat Miksel dengan tatapan tidak suka. "Apa lu, Liar-liat." ucap Miksel menyadarkan Andine yang menatapnya. "Ih, apaan sih, dasar tuan pemarah." Ucap Andine berlalu pergi melanjutkan ajaran nya kepada anak-anak. "Sudah lah Miksel, ayo kita masuk, kamu bisa mulai belajar ilmu agama di sini." Ajak Arman segera masuk kedalam pondok. Arman,Miksel,duduk bersama, sementara Andine mengambil jarak berjauhan dari mereka, Andine merasa tidak nyaman melihat Miksel juga bergabung dengan mereka. *** Setelah beberapa Jam Arman memberikan pelajaran ilmu agama kepada anak-anak, pelajaran pun berakhir. Andine pun bergegas untuk kembali pulang kerumah. "Andine udah mau pulang?." Tanya Arman yang juga menuju keluar. "eh, iya, Andine mau segera pulang, takut ibu khawatir, kalau Andine pulang terlalu lama." "Boleh kita mampir?, sekalian mau menanyakan kabar bapak." "oh, iya silah kan." "Taa..ppii...," Andine berhenti melanjutkan pembicaraan nya." "Iya ada apa Andine.?" Tanya Arman. "Dia juga ikut?," Ucap Andine menunjuk ke arah Miksel. Arman tersenyum melihat tingkah laku Andine yang tidak suka dengan Miksel. "emang kenapa kalau gue ikut, lu gak suka gue datang kerumah loe.?" ketus Miksel dengan wajah songong. "Enggak!!" Andine segera berjalan meninggalkan Arman dan Miksel. "yeee, belagu amat." ketus Miksel kesal. "Udah ah, ngomel aja dari tadi kerja kamu, mau ikut gak?." ajak Arman. "Iya ikut dong, masak gue di tinggal sendiri." Arman dan Miksel pun berjalan menuju rumah Andine, terlihat Andine yang berjalan lebih dulu meninggalkan mereka. tak butuh waktu lama mereka pun tiba di rumah Andine. "Assalamualaikum." Ucap Andine berlalu masuk ke dalam rumah." "Waalaikumsalam." Ucap ibu "Bapak mana buk?." "Lagi nonton tv, Film favorit bapak mu lagi tayang." "Oh gitu, eh itu ada Arman, dan satu nya lagi tamu gak di undang buk." Ucap Andine dan berlalu masuk ke dalam kamar nya. Ibu yang heran dengan perkataan Andine, siapa yang dimaksud nya tamu tidak di undang. "Assalamualaikum buk." Ucap Arman yang berdiri di depan pintu. "Waalaikumsalam, eh nak Arman, udah lama berdiri nya di luar, kenapa gak langsung masuk ke dalam aja." ibu yang mempersilahkan mereka masuk kedalam. "Iya Buk, eh ini teman Arman buk Miksel, dia datang dari kota, dan menginap di rumah untuk beberapa hari." "oh gitu, yaudah ayok bawa masuk!" mereka pun segera masuk ke dalam, duduk bersama ibu dan bapak sambil mengobrol diruang TV. "pak, ada Arman, sama teman nya." "eh nak Arman, silahkan, silah kan duduk," "Ini teman kamu, yang kamu bilang tempo hari, yang menginap dirumah kamu." "Iya pak, salam dong." Suruh Arman kepada Miksel. Dengan kikuk Miksel menyapa dan menyalami kedua orang tua Andine, dia merasa aneh dengan hal ini, Miksel tidak pernah melakukan ini sebelum nya. "Tampan ya pak, kayak orang bule." Ucap ibuk dengan senyum yang semuringah. "Ibuk ini, jangan seperti itu malu, kalo sampe kedengarannya." "hehehe, iya pak maaf." "oh iya, Andine tadi dimana buk?, kok engak kelihatan dari tadi." "Ada pak,di dalam, tadi dia habis menyapa ibu, langsung masuk kedalam kamar." "Andine, Andine." Teriak bapak memanggil Andine. "Iya pak ada apa?" terlihat Andine yang keluar dari kamar nya. "Buat kan teh untuk nak Arman dan teman nya ya!." "Baik pak ." Andine pun segera menuju ke dapur, di dalam hati, Andine punya niat untuk mengerjai Miksel, dia ingin memberikan pelajaran kerena sudah marah-marah kepada nya. Andine membuat 3 minuman teh dengan gula, Dan 1 gelas lagi, Andine isi dengan 5 sendok garam, tentu saja itu ditujukan untuk Miksel, Andine memberi tanda gelas itu, agar tidak salah memberikan nanti nya. dengan senyum yang melebar, Andine membawa kan teh itu kepada mereka.Andine membayangkan, bagaimana perasaan Miksel setelah meminum teh Asin buatannya. Andine menghidangkan minuman itu dengan sangat hati-hati, agar dia tidak salah memberikan minuman Asin itu kepada yang lain,dan giliran Miksel Andine beri minuman yang berisi garam. "Ini silah kan minum, teh ini spesial untuk kamu, kerena sudah mampir kerumah kami yang sederhana." Ucap Andine dengan senyum yang melebar. Arman dan Miksel heran, dengan tingkah Andine yang berubah 180•, Baru saja dia tidak menyukai Miksel dan ketus berbicara kepadanya, tapi saat memberikan teh, Andine memberikan senyuman yang lebar kepada Miksel. "Ah, mungkin dia sudah menyukai ku, atau dia merasa bersalah kepada ku. "Pikir Miksel dalam kepalanya." "Terima kasih," Ucap Miksel dengan senyum yang lebar. Andine hanya tersenyum dan duduk di dekat ibu nya, Andine tidak sabar menyaksikan Miksel segera meminumnya. Tak butuh waktu lama, sekitar 5 menit, Miksel pun segera meminum teh nya, Andine yang menantikan hal itu, berharap Miksel meminumnya sampai habis dan ingin melihat reaksinya. "huek !!," Miksel memuntahkan minumannya dan keasinan dengan teh yang di minum nya. Semua mata tertuju pada Miksel, kenapa Miksel memuntahkan minumannya. terkecuali dengan Andine yang tersenyum dan menahan tawa nya. Kerena Andine memakai cadar, tak ada yang mengetahui kalau Andine sedang tersenyum. "Ada apa?." Tanya ibu keheranan. "Kamu kenapa sel, apa yang salah." Tanya Arman yang juga penasaran. Miksel tidak menjawab pertanyaan mereka, dan menanyakan dimana letak toilet. "Toilet ada dimana ya, buk " "Ada di belakang, nanti kamu belok kiri aja." Ucap ibu menjelaskan. Miksel pun segera berlari menuju toilet,, dan berkumur-kumur menghilangkan Asin yang ada di mulutnya. Semua orang diruang tamu bertanya-tanya, dan penasaran, ada apa dengan Miksel, kenapa tiba-tiba dia memuntahkan minumannya, Andine hanya diam dan berpura-pura tidak tahu. Tak berapa lama, Miksel pun kembali dari toilet, kembali duduk bersama mereka. "Kamu kenapa?." Tanya Arman. Miksel hanya diam dan menatap Andine, dia tahu semua ini adalah kerjaan Andine yang sengaja memasukkan garam ke minumannya. Andine hanya cuek, dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, di dalam hati nya dia sangat bahagia dan ingin tertawa sekuat-kuat nya, kerena telah berhasil membalas kekesalan kerena sudah memarahinya. "hey, ditanya malah diam aja." Terlihat Arman yang menyadarkan Miksel. "minuman gue asin banget, maka nya gue muntahin." "Ah masak, kita minum manis kok " Ucap Arman tak percaya Ibu dan bapak membenarkan perkataan Arman, bahwa memang benar minuman mereka manis. "Iya masa Asin, kita minum manis kok, iya kan buk." Ucap bapak. "Iya benar kok, nama nya teh manis, ya tentu saja manis, masa Asin,Nak Miksel ini ada-ada aja." ucap ibu tertawa. Mereka menertawakan Miksel, kerna mengatakan minuman nya asin,dan begitu juga Andine yang mengeluarkan semua tawa yang dia tahan sebelumnya. Miksel semakin kesal tidak ada yang mempercayai perkataan nya, dan lebih kesal kepada Andine yang berhasil mempermalukan nya. Bersambung ... Happy reading ?? Jangan lupa kasih Vote ya ?? Terima kasih sudah mampir ?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN