Pov Nadira
, , , , , , ,
" kerjain nih , sore ini harus kelar "
Andin mengubrakan pekerjaanya setumpuk di mejaku
" ini apa mbak "
tanyaku karena ini sudah jam 15:00 , gak mungkin bisa kelar sore ini ,
" kamu tanya ini apa ? ,
ini kerjaan yang harus kamu kelarin
harus sore ini !!!!
dengan wajah yang jutek dia menyuruhku
" tapi mbak , gak mungkin kelar kalau di kerjakan hari ini , ini sudah jam 16 "
jawabku menolak tapi Andin semakin marah dan menggubrakan mejaku
" apa apa an ini "
suara Barito yang terdengar dari belakang
" eh Robin , !
" kenapa kamu gebrak mejanya Nadira ?
" oh , ini loh Nadira mulai melawan , gak mau ngerjain kerjaanya "
Andin sambil mendekati robin
"ini bukannya kerjaan kamu Din "
sambil melempar berkas ke arah Andin
" kerjakan sendiri , saya tidak mau ada pekerjaan yang di kerjaan orang lain "
Robin lalu pergi meninggalkan kami
Andin nampak kesal dengan perlakuan Robin , begitu juga dengan karyawan yang lain , sebab Robin jarang masuk ke ruangan kami selain ada hal penting dan tidak pernah melihat kanan kiri apapun masalah karyawannya ,
" ko tumben pak bos masuk ke sini "
bisikan karyawan yang lain terdengar di telingaku
kulihat ada pesan masuk di handphone ku
" pulang gak boleh ngaret, aku males dalam hal menunggu , "
" cepat keluar aku tunggu di parkiran "
melihat pesan dari Robin aku langsung merapihkan meja ku
" nad , hei Nadira ko tumben udah mau pulang , gak lembur nad "
Dian meneriaki ku sambil terheran heran begitu juga teman kantor yang lain
Andin menjegatku dan melarangku untuk pulang cepat
" mau kemana kamu , jangan berpikir berlebihan bahwa tadi kamu di belain oleh Robin terus kamu jadi se enaknya "
" maaf mbak Andin , ini kan memang sudah jam pulang, dan pekerjaanku sudah selesai , saya permisi dulu mbak "
lalu ku tinggal kan Andin yang masih berdiri di samping meja kerjaku
ku lihat ekspresi teman teman kerjaku pada heran
ya , karena memang aku belum pernah menolak siapapun yang minta kerjaannya aku kerjain dan menyuruh ini itu , makanya aku sering di kerjai
tapi maaf untuk kali ini aku tidak bisa meladeni kalian karena suami ku sudah menunggu di parkiran
aku buru buru menuju parkiran dan di saat sudah dekat dengan mobil Robin Tiba tiba
" Nadira "
suara laki laki memanggilku dari belakang
ku menoleh untuk memastikan siapa yang memanggilku
" hai , Nadira kamu lewat sini , tumben "
" iya pak "
" mmm pak Reno udah mau pulang " ?
" iya , bareng yu , aku anterin "
" eng eng enggak usah pak , saya pulang sendiri aja "
" sekali kali aku anterin kamu pulang ya , "
" maaf pak tapi aku ....
pak Reno menarik tanganku
langsung aku tarik kembali tanganku
" maaf aku gak sengaja nadira "
" iya gk apa apa pak , saya permisi dulu ya pak "
" Nadira .... !!!!
terus saja ku langkahkan kakiku menuju mobilnya Robin
ternyata dari tadi Robin melihatku saat aku berbicara dengan pak Reno
" kamu dekat dengan Reno "
" haaahh , enggak "
" lalu tadi apa "
" aku eng ...
" udah diam , aku mau fokus nyetir "
Robin mendiamkanku di sepanjang jalan
sampai rumahpun Robin tidak mengatakan apapun hanya diam
sikap dingin Robin sama seperti pertama aku melihatnya ,
dasar batu " umpatku dalam hati "
Robin mengendarai mobilnya dengan sangat cepat , dan hampir saja menabrak pengendara lain beroda dua yang berhenti di lampu merah
" aarrrggg , ya tuhan , hampir saja " sambil ku mengusap dadaku ,
ku lirik Robin masih berdiam melihat ke arah depan , aku tidak berani untuk menanyai kenapa Robin
" ada apa dengan si batu ini , kenapa serius sekali wajahnya , emang sih dia emang seperti itu, tapi kali ini benar benar lain dari biasanya , "
ucapku dalam hati
" apa Robin ada masalah ya , "
" udah ah aku biarin dulu , nanti kalau dia sudah mereda baru aku tanya dia "
setelah sampai rumah , Robin mendahului ku masuk dan sama sekali tidak bicara apapun ,
aku heran dengan sikapnya yang sebentar sebentar berubah ,
ah dasar bos aneh ,
ku bereskan dan ku rapihkan rumah , dan ku siapkan makan malam ,
setelah selesai semua , aku bermaksud untuk mandi membersihkan tubuhku , tapi Robin memintaku untuk memindahkan semua pakaianku ke kamar sebelah ,
" kamarmu sudah di perbaiki , silahkan bawa semua pakaianmu ke kamarmu , dan mandilah di sana "
jawaban ketus dan dingin dari Robin membuat mataku hangat ,
" pleaaseeee NAD jangan nangis , gak boleh nangis ," ucapku dalam hati menguatkan diri sendiri ,
ku bereskan semua pakaianku dan berpindah ke kamar sebelah , , setelah semuanya rapih ,aku segera untuk membasuh badanku yang lengket dan bau ,
saat aku menyalakan shower aku tidak kuat untuk menahan bulir air mata yang sedari tadi ku tahan ,
" ya Tuhan , kenapa dia seperti itu, salahku apa sehingga aku di satukan dengan orang yang tidak menginginkanku "
ku rasakan tetesan air yang mambasuh wajahku sambil terus ter ingat perkataan Robin yang menyuruhku untuk pindah kamar ,
memang sih dari awal Robin pun meminta kalau kamar kita berbeda , tapi.... apa aku salah mengharapkan perasaan Robin menjadi milikku ,
makan malam sudah ku siapkan
tapi Robin belum juga keluar kamar
" ko Robin gak turun turun sih "
aku coba naik ke atas dan melihat Robin
" kita sudah selesai "
ku dengar Robin berbicara seperti itu di telepon , entah siapa yang bicara dengan Robin tapi apakah selama itu
Robin langsung mematikan teleponnya dan langsung keluar kamar
Robin melewatiku , seolah aku tidak ada di depan matanya ,
" Robin kenapa ? , apa dia masih marah !!!!
lalu ku susul dia dari belakang ,
Robin duduk di kursinya tetapi tidak mengatakan sedikit katapun
kami menyantap makan malam bersama ,
tetapi suasana nya sangat sunyi , tidak seperti kemarin , meskipun Robin terus mengejek masakanku asin tapi aku senang melihatnya , tapi kali ini ,
Robin tidak mengatakan apapun sedari tadi
" ehm , "
baru saja ku ingin memulai pembicaraan kami agar tidak beku suasana nya
tapi Robin langsung pergi begitu saja
" Robin kepana ??? salah aku apa ????
apa dia marah melihatku tadi berbicara dengan pak Reno ???
apa dia cemburu ??
tapi ah tidak mungkin , seorang Robin yang begitu dingin , apa iya dia bisa cemburu
, , , ,
dari pulang sampai menjelang tidur pun
Robin masih mendiamkan ku ,
aku tidak tahan dengan ke adaan seperti ini
.memang sikap Robin seperti ini bukan untuk yang pertama tapi sudah sering ku lihat di kantor
tapi kali ini dengan suasana yang berbeda
ku teriaki Robin dari luar pintu kamarnya ,
" pak , pak , pak Robin yuhuuu ,are u ok ?
tidak ada jawaban sama sekali , aku sedikit hawatir takut terjadi sesuatu dengan Robin ,
" apa masalahnya begitu berat , sehingga dia bersikap seperti itu, "
" pak ... pak Robin , " ku coba memanggilnya kembali tapi tetap
tak ada jawaban apapun dari Robin ,
" pak , pak Robin ,sudah tidur ?? !!
masih tetap sunyi tidak ada jawaban apapun ,
aku semakin hawatir dengan Robin takut terjadi sesuatu atau jangan jangan Robin pingsan lagi ,
" duh , aku harus bagaimana ini ,masa aku dobrak pintu kamarnya , oke dari pada Robin terjadi sesuatu di kamar mungkin lebih baik aku coba dobrak pintunya "
ku mundurkan langkahku , dalam hitungan ke 3 aku harus mencoba mendobraknya
" ok , bersiap Nadira , 1, 2 , 3 "
lalu tiba tiba
Robin membuka pintu kamarnya
" gedebush "
" aaawwwwhhhhh , tanganku " aku terjatuh di lantai dan tanganku sedikit terkilir ,
" kamu apa apa an sih , malem malem bikin rusuh di kamar orang "
Robin hanya melihatku tapi tidak membantuku untuk bangun ,
" ya .... aku cuma hawatir karena dari tadi aku panggil gak ada jawaban sama sekali "
sambil ku usap usap tanganku
" tadi aku di toilet ,buang air besar , tapi gak fokus karena kamu berisik dari tadi "
ucap Robin sambil membantuku bangun
" seharusnya jawab pak panggilanku , biar aku gak hawatir "
" apa ??? , kamu hawatir !!!!!
Robin menatapku dengan matanya yang seperti pisau ,.tajam sekali ,
langsung aku alihkan mataku untuk melihat yang lain ,
lalu Robin memegang daguku dan memaksaku melihat matanya , tapi aku tidak seberani itu untuk menatap Robin ,
" kenapa nunduk "
" gak apa apa pak "
langsung aku berdiri dan langsung aku pergi ke kamarku dan meninggalkan Robin sendirian ,
ku kunci pintu kamarku ,
" ya Tuhan , hati ku berdebar kencang sekali, aku takut Robin sampai mengetahuinya "
waktu sudah menunjukan jam 22:00
waktunya untuk mengistirahatkan tubuhku ,
, , , , ,
ke esokan paginya ,
alaram pun sudah berbunyi ,
mentari pagi sudah terbit menyinari bumi ,
sinar matahari menerobos di sela sela lubang jendela,
lalu kulihat handphone ku dan ada satu pesan yang masuk dari Robin
" aku sudah berangkat , kamu hari ini tidak perlu masuk kerja , sarapan sudah aku siapkan di meja , "
" haahh memang jam berapa ini "
" astaga jam 10 , ko bisa alaramku bunyi di jam 10 , perasaan aku setting alaram jam 6 pagi , kenapa jadi jam 10 " !!!!
setelah semua pekerjaan rumah selesai
aku harus apa lagi ,
ah bisa bisanya Robin tidak mengijinkanku bekerja ,
aku telpon raya dan mencari tahu lebih banyak apa makanan kesukaan Robin ,
setelah itu aku langsung bergegas membeli perlengkapan bahan bahan yang akan ku masak ,
telponku berdering , ku lihat Dian memanggil
" ya , kenapa ?
" apa Lo , seharusnya gua yang nanya kenapa ?
" apaan sih di .. !!
" Lo kenapa gak masuk lagi, Lo pulanh kampung lagi " ? ?
" ya enggak !!
" apa Lo sakit ??
" enggak ko ,
" trus kenapa gak masuk kerja
" aku kesiangan di .. hihi
" hoalaahhh , gw takutnya Lo sakit , sedangkan Lo sendirian di kosan, pulang kerja w mampir ya "
" iihhh gak usah , orang w gak kenapa Napa , lagian kosan w udah pindah "
" loh loh , ko pindah gak bilang bilang sih nad !??
" lupa. hihihi udah dulu ya di, lagi belanja keperluan dapur nih
" ok by "
setelah semua selesai ku beli ,
aku bergegas untuk pulang dan meyiapkan masakan untuk Robin
, , , , , , , ,
ku tata barang belanjaan ku dengan rapih
akhirnya masakanku selesai juga
semua sudah terhidang rapih di meja makan tinggal menunggu Robin pulang kerja ,
" Ting tong "
bel rumah berbunyi menandakan ada seseorang yang datang
ku bergegas ke depan untuk membuatkan pintu rumah
" udah pulang pak "
Robin melaluiku begitu saja naik ke atas
ku tunggu Robin di meja makan
Robin turun dengan kaos dan celana pendek sambil memainkan handphone nya ,
" udah masak , " Robin masih memainkan handphonenya
sepertinya Robin sedikit berbeda , apa suasana hatinya sudah melunak ya , tumben nanya duluan ,
sampai aku senyum senyum sendiri
" kenapa !! ko senyum senyum "
" eengg enggak apa apa ko "
duh ya malu sih senyum senyum depan Robin malah dianya sadar lagi
" aku gak mau ya liat kamu ngobrol apalagi Deket Deket sama Reno , "
sambil melahap masakanku Robin terus mengoceh
" haahhh , memangnya kenapa kalau aku ngobrol dengan pak reno "
" Reno itu bukan cowok baik baik , "
" lalu cowok baik baik itu siapa ? pak Robin ???
Robin sampai keselek mendengar ucapan ku
dan dia hanya diam tak bicara apapun sambil terus menyantap makanan nya
, , , ,