4

1378 Kata
Prana masuk kedalam perpustakaan dengan membawa tumpukan buku yang lumayan tebal dikedua tangannya. Pasalnya tadi lelaki tampan itu telat masuk kedalam kelas jadi ia disuruh oleh guru Lim untuk mengantar buku tersebut kembali keperpustakaan. Jadilah ia disini menyerahkan buku yang dipinjam oleh kelasnya. Saat berjalan menuju tempat pengembalian buku, Prana melihat Sindy sedang duduk disalah satu kursi dengan buku diatas meja. Ia melihat jika gadis itu sedang berusaha memahami buku yang ada didepannya terbukti dengan sebuah pensil yang ada ditangan kanannya dan sesekali gadis itu menulis sesuatu dibuku tulisnya. Prana berusaha mengabaikan Sindy dan mengurus apa yang seharusnya ia urus diperpustakaan tersenut. Setelah ia selesai dengan urusannya, Prana berniat untuk meninggalkan perpustakaan, tapi tiba-tiba-     Bugh   "SINDY!" -suara orang jatuh dan teriakan terdengar dipendengarannya membuat Prana menolehkan kepalanya dan melihat kearah Sindy duduk. Ia melihat bahwa gadis itu jatuh tak sadarkan dari kursinya atau sebut saja pingsan. Semua orang yang ada diperpustakaan melihat Sindy termasuk Prana dan lelaki itu berjongkok disamping gadis manis berkacamata itu.   "apa yang terjadi?" tanya Prana pada penjaga perpustakaan yang tadi memperhatikan Sindy.   "tolong bawa dia ke uks" tanpa menjawab pertanyaan Prana, sang penjaga perpus yang bernama Lia itupun langsung menyuruh Prana untuk membawa Sindy ke uks. Dengan cekatan Prana langsung mengangkat tubuh Sindy dan membawa gadis manis berkacamata itu ke uks.   ♣   Uks. Prana langsung masuk kedalam uks yang pintunya tidak tertutup. Ia disambut oleh perawat yang ada didalam ruangan itu yang langsung menyuruhnya untuk menidurkan Sindy diranjang uks yang kosong. Kemudian perawat tersebut mulai memeriksa Sindy dan meminta keterangan dari Prana, apa yang terjadi dengan gadis manis berkacamata itu.   “tolong jaga dia disini…aku akan pergi sebentar” pinta perawat itu pada Prana.   “apa yang terjadi padanya?” tanya Prana dan menghentikan perawat tersebut.   “dia hanya kelelahan dan sedikit kurang makan” setelah menjawab perawat itu pergi dari uks dan membiarkan Prana menjaga Sindy sendirian didalam ruangan persegi yang tidak seberapa luas itu. Prana yang ditinggal sendiri itupun duduk dikursi yang berada disamping ranjang Sindy. Lelaki tampan itu memperhatikan wajah Sindy yang ada didepannya. Sebenarnya Prana penasaran dengan kacamata yang Sindy kenakan dan dengan perlahan lelaki tampan itu melepas kacamata Sindy karena ia melihat bahwa gadis itu merasa tidak nyaman. Setelah melepas kacamata Sindy, Prana dibuat terdiam oleh pemandangan yang ada didepannya tersebut. Bagaimana tidak, wajah Sindy yang putih, bersih dan halus itu terpampang didepannya dengan jelas. Sangat cantik. Dengan perlahan Prana menggerakkan tangannya dan menyentuh pipi Sindy. Kemudian lelaki tampan itu melebarkan matanya lagi ketika tangannya berhasil menyentuh pipi Sindy yang halus. Prana tidak habis pikir kalau wajah sehalus ini disembunyikan oleh Sindy dengan menjauhi banyak orang dan tidak mau disentuh oleh siapapun.   "aku membawakannya teh hangat dan makanan untuknya, jadi saat dia sadar kau bisa menyuruhnya makan karena aku ada urusan, jadi aku harus pergi" suara perawat uks membuat Prana terkejut dan menarik tangannya yang ada dipipi Sindy dengan cepat. Kemudian lelaki itu menoleh kepada sang perawat yang melepas jas dokternya dan menganggukkan kepalanya. Kemudian perawat itu pergi sambil berkata ‘aku serahkan dia padamu’ sambil mengedipkan satu matanya kearah Prana dan menutup pintu uks. Lelaki tampan itu hanya diam dengan wajah datar ketika sang perawat mengedipkan matanya. Prana kembali lagi menghadap kearah Sindy yang masih tertidur.   Bel masukpun berbunyi, Prana hanya diam dikursinya tanpa ada niatan untuk pergi dari sana. Ia tidak akan meninggalkan Sindy sendirian diuks dan juga ia sudah berjanji akan menjaga Sindy sampai gadis berkacamata itu sadar. Selang beberapa saat kemudian, Sindy membuka matanya dengan perlahan dan mengerjap-erjapkan matanya. Hal itu membuat Prana gemas karena saat ini Sindy tampak menggemaskan dimatanya.    "eeeeng di-dimana aku?" tanya Sindy berusaha bangun dari tidurnya sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing.   "uks" jawab Prana yang berusaha membantu Sindy untuk duduk, tapi Sindy terlihat terkejut ketika Prana berada diuks bersamanya dan mulailah timbul pertanyaan diotaknya seperti sedang apa lelaki tampan itu disini? Kenapa aku bisa disini dengan Prana? dan dimana perawat uks berada? Kira-kira begitulah isi otak Sindy sekarang. "sebaiknya kakak makan dulu" kata Prana yang membuat Sindy sedikit terkejut dengan ucapan tersebut. Sindy langsung menoleh kearah Prana dan melihat lelaki tampan itu bersiap untuk menyuapinya.   "tidak usah aku bisa makan sendiri" tolak Sindy yang langsung menghentikan Prana yang akan menyuapinya. Sindy malah mengambil teh hangat yang ada diatas nakas dan meminumnya sebelum meminta piring yang dibawa oleh Prana. Awalnya lelaki tampan itu tidak mau memberikan piring tersebut, tapi ketika mendapat tatapan kesal dari Sindy membuatnya memberikan piring tersebut kepada gadis manis berkacamata itu. Sindy mulai memakan makanannya tanpa memperdulikan Prana yang ada disamping ranjang uks sambil melihatnya.   ♣   Aldi yang mendengar bahwa Sindy pingsan diperpustakaan dan dibawa keuks itupun langsung berlari dari ruang guru menuju uks. Aldi tadi dipanggil oleh wali kelasnya untuk membahas sesuatu dan ia tidak tahu jika Sindy pingsan diperpustakaan dan ketika ia akan kembali kekelasnya, tidak sengaja ia mendengar seorang siswa yang membicarakan Sindy. Aldi langsung bertanya pada siswa itu dan berlari keuks. Lelaki tampan itu sampai didepan pintu uks. Aldi membuka pintu yang tertutup itu dengan pelan agar Sindy tidak merasa terganggu olehnya, tapi saat pintu itu terbuka sedikit ia melihat bahwa Sindy sedang makan sambil ditemani oleh seorang lelaki dan sepertinya lelaki itu bukan dari tingkatannya maupun kakak kelasnya. Aldi tidak mengenal punggung lelaki itu sama sekali.   “kenapa dia menyembunyikan wajah cantiknya dibalik kacamata culun itu” gumam Aldi ketika melihat wajah Sindy tanpa kacamatanya. Tak ingin mengganggu, Aldi memilih pergi dari sana dan membiarkan lelaki itu menemani Sindy. Mungkin nanti ia akan mencari tahu tentang lelaki itu.   ♣   Sindy menghabiskan makanannya dan ia akan meletakkan piring kosong itu keatas meja nakas, tapi dihentikan oleh Prana yang meminta piring kosong tersebut. Lelaki tampan itu juga mengambilkan gelas teh dan memberikannya kepada Sindy untuk gadis itu minum. Sindy menghabiskan tehnya dan meletakkan gelas kosong itu diatas meja sebelum matanya melihat kacamata yang ada disana. Kemudian gadis manis itu menyentuh wajahnya dan saat itulah ia sadar jika kacamatanya tidak ada ditempatnya. Dengan cepat Sindy mengambil kacamatanya itu dan memakainya kembali. Ia menatap tajam Prana.   "kenapa kau melepas kacamataku?” tanya Sindy dengan penuh penekanan.   “kakak terlihat tidak nyaman saat tidur tadi jadi aku melepasnya” jelas Prana.   “lain kali jangan menyentuhnya tanpa seizinku” tekan Sindy.     "baiklah! aku minta maaf" kata Prana. “tapi, apa kakak benar-benar mengalami gangguan mata?” tanya Prana yang masih penasaran dengan hal itu.   “iya” bohong Sindy yang membuat Prana menganggukkan kepalanya tidak berani bertanya lagi. Keduanya menjadi diam seketika.   ♣   Pulang sekolah. Prana masih bersama dengan Sindy diuks karena gadi manis itu ingin pulang ketika sekolah sudah mulai sepi untuk menghindari tatapan tak suka dari semua siswa/i padanya. Setelah dirasa sekolah mulai sepi, Sindy turun dari ranjang uks dan berjalan keluar dari ruangan tersebut dan diikuti Prana dibelakangnya.   “jangan mengikutiku!” perintah Sindy.   “tapi, kak-“   “pulanglah sana, aku bisa pulang sendiri” potong Sindy dengan cepat tanpa menoleh kearah Prana dan terus berjalan menuju kelasnya. Prana pasrah dengan hal itu dan pergi menuju kelasnya untuk mengambil tasnya dengan cepat. Kalian tidak berfikir ia menyerah begitu saja bukan karena setelah Prana mengambil tasnya, lelaki itu pergi menuju kelas Sindy.   “kenapa kau kesini?” tanya Sindy ketika ia melihat Prana ada didepan kelasnya.   “aku ingin mengantar kakak pulang” jawab Prana.   “aku bisa-Yak!” teriak Sindy ketika tangannya ditarik oleh Prana karen lelaki itu tidak ingin menerima penolakan dari Sindy untuk kedua kalinya. Prana benar-benar mengantar Sindy pulanng ke rumahnya dan melarang gadis manis itu pergi bekerja. Meskipun Sindy memaksa Prana untuk mengantarkannya ke toserba, tapi lelaki tampan itu tidak melakukannya.   "terimakasih sudah mengantarku pulang" kata Sindy ketika mereka sudah sampai didepan gang rumah Sindy.   "tidak masalah kak, oh ya jangan lupa istirahat dan makanlah sesuatu!" perintah Prana.   "iya" jawab Sindy singkat. Kemudian Prana melajukan mobilnya menjauh dari Sindy setelah berpamitan pulang pada gadis manis itu.   ♣   Dijalan pulang, Prana memikirkan tentang Sindy yang bersikeras tidak mau ia antarkan sampai depan rumah dan penolakan gadis itu ketika ia berniat mengantarnya pulang. Ia berfikir bahwa Sindy menyembunyikan sesuatu kepadanya. Ia juga baru sadar jika rumah Sindy tidak jauh dari rumahnya. Hal itu membuatnya tersenyum. Sampai di rumahnya, Prana langsung pergi ke kamar dan menghubungi seseorang.   “hallo…aku ingin kau mencari tahu tentang seseorang untukku!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN