Dua haripun berlalu, Prana sudah mendapatkan apa yang ia inginkan dari seseorang yang ia telfon dua hari yang lalu. Selesai lelaki tampan itu membersihkan dirinya karena baru bangun tidur. Prana berjalan kearah balkon kamarnya sambil membawa dokumen yang ia dapatkan tadi malam. Lelaki tampan itu duduk dikursi yang sengaja diletakkan dibalkon kamarnya. Lalu ia membuka dokumen tersebut dan mulai membacanya.
Biodata
Nama : Sindy Aulia
Usia : 16th
Tanggal lahir : 13 november
Tempat lahir : Jakarta
*ditinggal oleh orang tuanya saat masih berumur sepuluh tahun karena kecelakaan mobil yang menimpa mereka. Setelah itu tinggal bersama paman dan bibinya, tapi bibinya meninggal pada saat ia masih duduk dibangku SMP dan sekarang ia tinggal bersama pamannya.
Prana membaca dokumen tersebut dengan teliti karena tidak mau tertinggal secuil informasipun tentang gadis manis yang membuatnya penasaran itu. Ia menyernyitkan dahinya ketika informasi yang ia dapat tampak ada yang kurang. Didalam dokumen itu tidak ada penjelasan tentang paman Sindy yang saat ini tinggal bersama gadis manis itu. Bahkan namanya saja tidak tertera disana.
“apa lelaki itu ya?” gumam Prana ketika ingat lelaki yang pertama kali ia temui saat mengikuti Sindy pulang ke rumahnya. Kemudian ia mengedikkan bahu dan mungkin nanti ia akan menanyakan kepada seseorang yang ia suruh dua hari lalu.
Setelah selesai membaca dokumen tentang Sindy, Prana masuk kedalam kamarnya dan meletakkan dokumen tersebut dilaci nakas samping ranjang. Kemudian lelaki tampan itu keluar dari kamar dan berjalan turun kelantai bawah untuk sarapan dengan orang tuanya.
❤
Beberapa hari setelah itu, Prana selalu menemui Sindy dimanapun gadis manis itu berada. Tak hanya Prana saja yang melakukan hal itu, tapi juga Aldi yang menemuinya sambil membawakan Sindy makanan. Sindy yang mendapatkan perhatian dari kedua lelaki itupun merasa heran dan berusaha menolak perhatian keduanya. Ia juga menyuruh mereka agar tidak melakukan hal seperti itu padanya karena Sindy memiliki firasat buruk tentang hal itu. Apalagi keduanya memiliki penggemar yang sangat banyak di sekolah. Bahkan gadis manis itu sudah mendapatkan teror dari seseorang yang sengaja diletakkan diloker miliknya. Bahkan ada sebagian dari mereka yang terang-terangan membully Sindy secara diam-diam. Karena sudah terbiasa dengan hal itu, Sindy membiarkan itu terjadi tanpa melakukan apapun kepada mereka. Sebenarnya Sindy sudah lelah dengan semua itu, tapi apalah daya ia tidak bisa melakukan perlawanan terhadap mereka semua jadi ia hanya pasrah.
♣
Kelas Sindy saat ini sedang melakukan kelas olahraga dilapangan outdoor. Mereka harus mengembalikan peralatan olahraga kegudang ketika mereka selesai memakainya. Sindy yang tidak kebagian piket hari itu diajak oleh Lisa dan ketiga temannya untuk mengembalikan peralatan olahraga kegudang. Sindy yang dasarnya baik itupun mengiyakannya dan membantu mereka membawa beberapa alat olahraga. Bahkan gadis manis itu tidak memiliki prasangka buruk sama sekali dengan Lisa.
Sampai digudang, mereka masuk kedalam dan meletakkan peralatan yang mereka bawa, tapi sebelum mereka menutup dan mengunci pintu gudang-
“oh dimana gelangku” kata Lisa yang melihat jika gelangnya tidak ada dipergelangan tangannya.
“jangan-jangan jatuh didalam” kata Sela.
“bagaimana ini, aku tidak mau mencarinya” rengek Lisa.
“bagaimana kalau Sindy yang mencarinya, aku juga tidak mau masuk kedalam…disana sangat gelap” tambah Mia sambil melihat kearah Sindy.
“baiklah akan aku cari gelangmu” kata Sindy yang tidak curiga sama sekali karena gelang yang biasa Lisa pakai tidak ada ditempatnya. Ketika Sindy sudah masuk kedalam, keempat gadis itu tersenyum dan Lisa mengeluarkan gelangnya dari kantong seragam dan Mia menggoyangkan kunci yang ia bawa.
“disini tidak ada” kata Sindy sambil melihat kearah keempat gadis yang menunjukkan gelang dan kunci gudang kearahnya.
“bai bai” kata dua teman Lisa yang bertugas untuk menutup pintu.
“tidak! jangan tutup pintunya” Sindy berlari kearah pintu dan menggedor-gedornya ketika mereka tidak membuka pintu tersebut.
“kau diam saja disitu culun” kata Lisa yang dibarengi dengan tawa keempat gadis itu sebelum meninggalkan gudang tersebut. Sindy jatuh teduduk didepan pintu sambil menangis dan menggedor-gedor pintu gudang tersebut, berharap ada orang yang menolongnya.
Tanpa mereka sadari ada seorang lelaki yang melihat itupun menjadi penasaran.
♣
Semua kelas masih melakukan pelajaran, tapi tidak dengan kelas Prana yang mendapatkan jam kosong dan hanya diberikan tugas. Prana sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mengumpulkannya. Ia yang bosan berada dikelas itupun keluar untuk mencari tempat yang sepi untuknya tidur. Tapi, niatnya itu ia urungkan ketika melihat ada beberapa gadis yang berjalan dari arah gudang sambil tertawa. Prana yang penasaran dengan hal itupun pergi kegudang.
Duk.
Duk.
Prana mendengar suara dari arah gudang yang tidak jelas. Lelaki tampan itu berjalan lebih dekat.
“tolong keluarkan aku!” Prana mendengar suara seseorang ketika sudah hampir dekat dengan gudang. Lelaki tampan itu dengan sigap berjalan cepat kegudang.
Duk.
“keluarkan aku”
Lagi, Prana mendenagr suara seorang gadis dengan jelas dari dalam gudang itu.
“Sindy apa kau didalam?” tanya Prana meyakinkan dirinya bahwa yang ada didalam sana adalah Sindy. Gadis manis yang mendengar suara Prana itupun menanggapinya dengan berteriak.
“tolong buka pintunya” kata Sindy sambil menangis.
“baiklah! tunggu sebentar aku akan mencari kuci cadangannya” kata Prana dan meninggalkan Sindy sendirian didalam gudang itu kembali.
Sepuluh menit berlalu dan Prana kembali kegudang bersama tukang kebun sekolah yang membawa kunci. Kemudian tukang kebun itu membuka pintu gudang dengan kunci yang ia bawa sedangkan Prana menunggu dengan rasa khawatir yang menyelimuti dirinya karena takut terjadi sesuatu kepada Sindy didalam sana.
Ceklek.
Akhirnya pintu itu terbuka juga. Prana langsung melenggang masuk kedalam dan melihat Sindy yang duduk didepan pintu sambil bersandar pada pintu tersebut. Lalu lelaki tampan itu berjongkok didepan Sindy dan memeriksa keadaan gadis manis itu. Dapat Prana lihat jika Sindy menangis sambil sesenggukan. Lelaki tampan itu tampak tidak tega dan memeluk tubuh Sindy, menenangkan gadis manis itu sambil mengelus-elus punggung gadis itu lembut.
Setelah Sindy tenang, Prana membawa gadis manis itu keuks agar Sindy bisa beristirahat disana untuk menenangkan dirinya. Soal kelas Prana bisa menyuruh penjaga uks untuk membuatkan izin untuknya.
♠
Dikelas 11-A sumua siswa/i sudah mengganti pakaian olahraga mereka dan siap untuk melanjutkan pelajarannya, tapi guru yang akan mengajar kelas mereka belum juga datang jadi ruang kelas itu sangat ramai, kecuali seorang lelaki yang duduk dipojok kelas. Siapa lagi kalau bukan Aldi. Lelaki itu melihat bangku kosong yang pemiliknya belum juga kelihatan sampai sekarang.
“Al, apa yang kau lihat?” tanya seorang lelaki yang duduk didepannya. Aldi tidak merespon pertanyaan tersebut dan masih fokus kebangku kosong itu.
“oh mencari Sindy” lelaki yang ada didepannya itu kembali bicara sambil melihat arah pandang Aldi. Lelaki tampan itu hanya bergumam.
“bukankah tadi dia mengembalikan peralatan olahraga kegudang bersama Lisa dan tema-“
“apa kau bilang!?” Aldi langsung berdiri dari duduknya dan mencengkram kerah seragam lelaki yang duduk didepannya itu dengan kuat ketika lelaki itu memberitahu Aldi tentang Sindy.
“aku pikir kau sudah tahu, jadi aku diam” kata lelaki itu dengan rasa takut. Aldi melepas cengkramannya dan berjalan kearah dimana bangku Lisa berada.
“dimana Sindy?” tanya Aldi to the point kepada Lisa.
“aku tidak tahu” jawab Lisa dengan wajah datarnya karena Aldi menanyakan soal gadis cupu perusak pemandangan itu.
“kau pura-pura tidak tahu atau memang tidak tahu?” geram Aldi.
“aku benar-benar tidak tahu”
“jika terjadi sesuatu dengannya awas saja kau” ancam Aldi sambil pergi dari kelas untuk mencari gadis manis berkacamata itu karena percuma saja bertanya pada Lisa yang akan membuatnya semakin kesal.
Lelaki tampan itu mencari Sindy sendiri, bahkan tidak peduli ketika berpapasan dengan guru yang akan mengajar kelasnya. Aldi mencari Sindy dimanapun, tapi tidak menemukan keberadaan gadis manis itu. Ketika lelaki tampan itu akan menyerah, ia berpapasan dengan penjaga uks yang entah akan pergi kemana.
“ah kebetulan aku bertemu denganmu” kata sang penjaga uks, menghentikan Aldi.
“tolong jaga Sindy diuks ya”
“dia diuks?” tanya Aldi langsung sambil memegang kedua bahu sang penjaga uks saat mendengar nama Sindy disebut. Penjaga uks itupun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“terima kasih! aku akan menjaganya” kata Aldi dan langsung melenggang pergi keuks sedangkan sang penjaga uks itupun hanya menatap Aldi heran. Ia kemudian mengedikkan bahu dan melanjutkan apa yang harus ia urus.
Aldi masuk kedalam uks dengan perlahan dan melihat sekitar ruangan itu yang sepi. Lalu lelaki itu masuk lebih dalam dan mencari dimana Sindy berada.
“oh dia sedang tidur” gumam Aldi ketika sudah menemukan keberadaan Sindy. Lelaki mancung itu duduk dikursi yang ada disamping ranjang sambil melihat gadis manis yang tidur tanpa menggunakan kacamata itu.
“dia memang cantik tanpa kacamata” gumamnya lagi, mangagumi wajah Sindy yang tampak cantik tanpa menggunakan kacamata. Lelaki mancung itu mendekatkan wajahnya kewajah cantik Sindy. Aldi makin mendekatkan wajahnya dan tidak melihat wajah Sindy, melainkan kebibir gadis itu.
Cup.
Bibir Aldi berhasil menyentuh bibir Sindy yang lembut. Saking lembutnya Aldi tidak bisa melepas bibir tersebut. Ia malah mel*umatnya. Sindy yang merasa tidurnya terganggu itupun dengan perlahan membuka matanya.
“mmphh” Sindy mendorong tubuh Aldi agar menjauh darinya hingga ciuman itu terlepas.
“kau sudah bangun?” tanya Aldi. Sindy hanya diam sambil meringkuk dipojok ranjang uks. Lelaki mancung yang melihat Sindy hanya diam itupun mendekat kearah gadis manis itu dan kembali mencium bibir Sindy. Gadis manis itu ingin melepas ciuman Aldi namun tidak bisa karena tidak cukup tenaga. Ia hanya bisa pasrah dan berharap ada yang menolongnya.
Brak.
Srek.
Bugh.