5

1008 Kata
Perahu berlayar meninggalkan tepian, kelamnya mendung yang akan menurunkan hujan sekelam hati Angela yang terluka. Angela saat ini hanya seorang diri tanpa keluarga yang menemani, tanpa orang-orang yang disayanginya. Angela sendirian tanpa kebahagiaan yang bisa ikut menyertai langkahnya yang kesepian. Angela memandang hempasan air laut yang mengenai kapal mereka, matanya berlinang dengan rasa duka yang mendalam. Angela merasa, selama ini dia dicintai, dia disayangi dan dia dijaga dengan penuh kasih sayang. Tapi apa yang terjadi, dia hanya mainan, hanya pelepas nafsu dan dianggap angin lalu yang berhembus. Dan laut nampaknya juga ikut menertawakan kebodohan Angela selama ini. Laut menari dan bernyanyi menertawakan kebodohan dan kepolosannya selama ini. Angela berharap pada orang yang salah, orang yang tidak pernah memikirkan dirinya. Beruntung Angela tidak terlalu bodoh hingga terlena dengan kemewahan dan kebaikan yang Alvin berikan padanya. "Aku rindu kalian! Jika aku hilang di kedalaman laut ini mungkin tidak akan ada yang peduli. Papa Mama, Angel akan datang menemui kalian," ujar Angela sebelum menjatuhkan diri ke laut dalam yang nampak senang menyambut kedatangannya. Laut bergelombang semakin cepat, menelan tubuh kurus Angela yang tidak mampu melawan derasnya alur kehidupan. Petir di langit makin bergembira, menyambut dengan bangga tubuh lemah yang tidak memiliki semangat hidup sama sekali itu. Angela terlihat benar-benar sudah merencanakan semuanya dengan baik dan matang dan langit tampak menyetujui keinginan hati Angela yang terluka. Tak ada yang tahu dan memerhatikan Angela melompat ataupun menghilang di dalam kamarnya, gelapnya malam dan hujan lebat yang turun membuat tak satupun dari kru kapal berani keluar geladak hanya untuk sekedar memeriksa keadaan, apalagi badai besar yang menerjang kapal. Semuanya memilih untuk beristirahat atau hanya sekedar duduk manis dengan nyaman di dalam kapal yang panas dan nyaman. Hilangnya Angela baru diketahui ketika Sera bangun dari tidurnya di pagi hari, Sera mencoba mencari keberadaan Angela di dalam kamar mandi hingga ia menemukan sebuah surat di atas lemari kecil di dalam kamar itu. Alhasil seluruh kapal menjadi heboh dan kacau. Andre nampak panik, apalagi ketika Sera menyerahkan sebuah surat padanya. Ndre maafkan aku, tapi aku benar-benar tak sanggup lagi menahan rasa sakitnya. Orang yang aku percaya, orang yang kuanggap paling baik dan mengerti aku, ternyata sangat membenci diriku. Kau tau, saat aku mendengar kata-kata itu dari mulutnya, hatiku langsung tergores dan berdarah. Sakit Ndre, sakit banget. Kau berharap bergantung padanya Tapi dia hanya menganggap dirimu mainan. Alat untuknya membalas dendam. Ndre jika kau menemukan surat kecil ini mungkin aku sudah tiada lagi, tapi yakinlah Ndre, tidak akan ada yang menghukum keluargamu. Karena kematianku adalah keinginan terbesarnya. Salam dariku, Angela Tolong langsung bakar surat ini. Surat itu menyisakan tetes air mata di atasnya, hati Andre ikut sakit saat membaca surat Angela. Harusnya i menemani Angela dan menghiburnya, harusnya Andre bisa membaca isi hati Angela yang terluka, tapi dia malah acuh tak acuh dan tidak mempedulikan semua itu. Andre merasa menyesal mengizinkan Angela ikut bersamanya, Andre merasa bersalah telah membiarkan sahabatnya melakukan jalan yang salah. Andre meremas surat itu, bukan karena marah pada Angel, tapi karena ia merasa tak pantas menjadi teman. Ia tak bisa membantu Angel saat Angela yang telah menolong dirinya dan keluarganya mati begitu saja. *** Di rumah besar Alvin kekacauan sedang terjadi, Angela yang tak pernah terlambat pulang ke rumah sudah semalaman tak pulang dan tak ada satupun kabar yang datang. Para pelayan dan penjaga sudah berusaha mencari keberadaan Angela namun mereka tidak menemukan keberadaan Angela sama sekali. "Kenapa tidak ada yang memberitahukan diriku kalau dia tidak pulang semalaman?" tanya Alvin sembari duduk di kursi meja makan dengan malas. Alvin yang seharian kemarin sibuk di kantor benar-benar lupa menanyakan keadaan Angela. Alvin juga tidak pulang semalam karena banyaknya pekerjaan yang harus dia kerjakan. Alvin menatap satu-persatu pelayan yang bekerja untuk merawat Angela dengan pandangan tajam meminta penjelasan. Salahnya kemarin, harusnya ia pulang ke rumah sebentar untuk memeriksa keadaan Angela. "Biasanya Nona Angela tidak pernah seperti ini, dia juga tidak membawa mobilnya kemarin. Nona hanya membawa tas kecil pemberian papa dan mamanya saja Tuan," jelas kepala pelayan dengan hormat. Ya semua orang tahu di rumah itu jika Angela sangat menyayangi tas peninggalan almarhum orangtuanya hingga ia tidak pernah memakai tas itu jika tidak tersedak sama sekali. Angela hanya akan memakai tas itu di saat-saat penting atau di saat ia akan pergi ke sebuah acara yang sangat diharapkannya. Alvin berhenti mengunyah setelah mendengar ucapan itu, dia melihat ke arah kepala pelayan dengan alis terangkat, "Kau sudah menghubungi teman-temannya?" tanya Alvin kemudian. Tangan Alvin menjangkau minuman yang ada di atas meja untuk melegakan kerongkongannya yang serat. "Dia tidak pergi menemui teman-temannya Tuan! Dia juga tidak menghubungi salah satu dari mereka," jawab kepala pelayan dengan cepat. Alvin nampak berpikir sebentar sebelum melanjutkan kembali makannya guna menghabiskan makanan yang masih tersisa di piringnya "Biarkan saja, nanti dia juga akan pulang dengan sendirinya, dia sudah terbiasa hidup mewah." Alvin akhirnya memilih untuk menyerah memikirkan kemungkinan-kemungkinan Angela pergi kemana. "Tapi Tuan, semua kartu pemberian Anda ada di meja kamarnya masih utuh, Nona Angela tidak membawa satupun kartu dan uang bersamanya," jelasnya lagi dengan kepala menunduk. Hal ini yang membuat kepala pelayan khawatir sekaligus takut, dia takut terjadi apa-apa dengan Angela apalagi Angela adalah anak yang manja dan sangat tidak bisa melakukan apapun secara sendirian. "Nanti aku akan menyuruh anak buahku mencarinya. Kalian tidak perlu memikirkan dia," ujar Alvin bersikap tak peduli. "Baik Tuan," jawab kepala pelayan lagi tidak berani melanjutkan ucapannya. Dia takut jika bersikeras maka akan menyebabkan kemarahan Alvin dan dia bisa kehilangan pekerjaan yang sudah ia pertahankan bertahun-tahun lamanya. Alvin hendak berangkat kerja setelah menyelesaikan sarapannya, matanya melirik ke arah tempat foto Angela terpajang. Ketika matanya tidak menemukan foto Angela yang sedang tersenyum bahagia wajahnya mengernyit heran. Pasalnya foto itu semenjak dibuat tidak pernah dipindah sama sekali. "Di mana foto Angela yang terpajang di sana?" tunjuknya pada letak foto Angela yang biasa terpajang. "Foto itu jatuh tadi malam Tuan, kacanya pecah dan belum di ganti," jawabnya pelayan yang sedang membersihkan ruangan. "Aneh, bukankah tidak ada angin yang masuk? Lalu kenapa fotonya bisa jatuh?" tanya Alvin dengan bingung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN