Medeia segera bangkit ketika melihat Rafael yang mulai terbangun. Ia menatap laki-laki itu tajam. Rafael memegangi kepalanya sakit. Medeia tersenyum mengejeknya.
“Kau bodoh ya?” Tanya Medeia marah.
“Kau menyebut dirimu sebagai tangan kiri King?? Orang seperti apa dirimu sampai tidak tau jika makananmu beracun?” Ejeknya lagi.
Mendengar hal itu Rafael juga kesal. Bisa-bisanya dia lepas kontrol seperti semalam. Dia tidak akan melakukan hal itu kepada Bosnya. Beruntungnya ia tidak di bunuh Libra. Rafael melepas infusnya. Ia bangun lalu mengambil tabnya. Rafael sangat alih Meretas. Ia kini mencari keberadaan Libra berada di mana. Medeia ikut memeriksanya. Rafael menelfon Bel. Dia meminta di kirimkan sebuah Helikopter dan jet. Dia sendiri dengan tangannnya akan membunuh para orang tua yang berada di gudang makanan. Libra saat ini berada di gudang penyimpanan makanan.
Rafael merapikan tasnya. Ia memegangi kepalanya. Tubuhnya benar-benar membutuhkan obat penenang itu. Meskipun kebanyakan obat penenang di kedokteran berbahan Narkotika. Tapi, Rafael membutuhkan bahan yang lain. Rafael memfokuskan pengelihatannya. Barulah ia mulai berjalan kembali.
Helikopter untuk Rafael datang lebih cepat. Bel memang sengaja mengirimkannya lebih awal. Ketika keluar dari kamar, Rafael mendapat tatapan dari orang-orang yang berada di rumah itu. Medeia ingin meminta ikut. Tapi.... Ia tidak bisa melanggar perintah dari tuan mudanya. Ia harus percaya kepada Libra.
“Kau benar-benar berantakan bocah.” Kata Alison.
Rafael dengan wajah pucatnya hanya memutar matanya malas. Rafael memegangi kepalanya. Ia lalu pergi ke hellypad dan menaiki helikopternya. Alison mendekati Medeia dan mengajaknya pergi.
“Libra sudah menemukan para Serangga itu. Jadi berhentilah khawatir. Kau tidak di izinkan untuk mengurusi apapun berbau Arc Medeia!!” Kata Alison penuh ketegasan.
“Ayah aku...”
“Diam!!! Kau bukan lagi Arthur!!! Kau Medeia!!”
“Medeia adalah Arthur ayah.” Bantah Medeia. Alison menatap Medeia tajam.
“Setelah aku putuskan. Lebih baik kau menikah dengan Cedrick. Daripada berurusan dengan Libra. Ingat Medeia. Sampai kapan pun. Kalian tidak boleh bersama. Jika kau memaksa. Aku sendiri yang akan menghukum kalian!!”
“Ayah.”
“Keluar!!” Suruh Alison.
Medeia mengepalkan tangannya. Ia pun berjalan keluar meninggalkan Alison sendiri. Sedangkan Alison ia memijit pelipisnya. Itu sudah peraturan. Pemimpin Arc tidak boleh menikah hanya karena rasa cinta. Setidaknya jika Mereka ingin menikah. Mereka harus punya alasan yang menguntungkan. Pernikahan adalah tanda kelemahan seseorang.
*****
Cedrick menunggui kakeknya. Setelah menyuapi kakeknya, Cedrick langsung memberitahunya jika nanti ia akan membawa calon istrinya ke rumah. Ia akan mengenalkan Medeia ke kakeknya. Alen sangat bahagia mendengarnya. Akhirnya keinginanya melihat Medeia menikah menjadi kenyataan juga.
Setelah memberitahukan info itu. Cedrick pergi ke kantor untuk bekerja. Sepanjang perjalanan Cedrick memberitahu Medeia agar nanti malam Medeia mau ikut dengannya. Medeia setuju. Seperginya Cedrick, Alen kakeknya mengundang seluruh keluarganya agar datang makan malam. Ia ingin memperkenalkan Medeia calon istri Cedrick.
Malam harinya, Medeia sudah bersiap-siap. Akan tetapi Medeia sudah menunggu sampai 2 jam Cedrick masih belum datang. Medeia menghembuskan nafasnya kasar. Tak lama ponselnya berbunyi. Cedrick. Mendeia menjawabnya.
“Aku di bawah.” Katanya.
Medeia langsung mematikan telfonnya. Ia berjalan turun menemui Cedric. Di depan ia sudah melihat Cedric dengan membawa sebuket Mawar Merah. Medeia menatap bunga itu.
“Maaf... Ternyata pekerjaanku selesai lebih lama.” Ucap Cedric.
Medeia menganguk. Cedrick memberikan buket itu. Medeia menerimanya. Ia lalu menyuruh seorang pelayan untuk menyimpan bunga itu. Cedrick mengulurkan tangannya. Medeia meraihnya. Dan Mereka berjalan bersama.
Didalam mobil, Cedrick bertanya kepada Medeia. Ada kejadian apa semalam. Apa terjadi sesuatu yang buruk terhadap Libra? Karena ketika pembicaraannya dengan Alison belum selesai. Alison menyuruhnya pulang.
“Tidak ada apapun yang terjadi.” Kata Medeia.
“Pintar sekali berbohongnya.” Balas Cedrick.
Medeia memalingkan wajahnya. Ia melihat kota Paris sampai akhirnya sampai di kediaman Cedrick. Cedrick segera berlari keluar. Ia membukakan pintu dan mengajak Medeia berjalan bersama. Ketika masuk kedalam rumahnya, ia terkejut melihat banyaknya orang disana. Seluruh keluarganya sudah ada disana. Cedrick menggenggam tangan Medeia erat. Medeia menatap ke arah Cedrick.
“Jangan khawatir.“ Ucap Cedrick pelan.
Medeia sejujurnya tidak terlalu peduli dengan keluarga Cedrick. Meskipun Mereka ingin membunuhnya. Keluarga Cedrick tidak akan bisa membunuhnya. Dan jangan khawatir?? Sepertinya Cedrick yang terlihat sangat khawatir disini bukan dirinya.
“Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Cedrick tegas.
“Apa itu calon istri kak Kak Cedrick?” Tanya seorang anak kecil dengan tersenyum lebar. Anak itu menyembunyikan separuh tubuhnya di belakang tubuh seorang laki-laki dewasa.
Para orang dewasa itu, hanya diam menunggu jawaban Cedrick. Mereka beruntung bocah berumur 8 tahun itu yang mewakilkan mereka menanyakannya.
Cedrick menatap bocah berumur 8 tahun itu tajam.
“Kata kakek, kak Cedric mau bawa calon istrinya kesini.” Ucapnya sedikit ketakutan karena tatapan tajam dari Cedrick.
Cedrick mengabaikan anak kecil itu. Ia lalu berjalan meninggalkan keluarganya lalu menuju ruangan kakeknya. Tapi belum sampai Cedrick sudah melihat kakeknya berjalan dengan di bantu seorang perawat menghampirinya. Cedrick melepaskan tangannya dari Medeia.
“Sebentar.” Pamit Cedrick. Medeia menganguk. Cedrick menghampiri kakeknya.
“Kakek... Kakek masih sakit kenapa keluar seperti ini?” Tanya Cedrick khawatir.
“Hust... Aku baik-baik saja. Aku langsung sehat ketika mendengar kau akan membawa calon istrimu.” kata Kakeknya. Ia mendekati Medeia. Medeia segera mengenalkan dirinya.
“Medeia.”
“Namamu secantik dirimu.” Puji Alen. Cantik?? Medeia sering sekali mendapat pujian itu dari orang asing. Tapi Alison dan Libra tak pernah memujinya.
“Terimakasih kakek.” Ucap Medeia dengan tersenyum.
“Ayo kita mulai makannya.” Ajak lelaki tua itu.
Medeia mengulurkan tangan kirinya kepada kakek itu.
“Izinkan saya berjalan bersama anda. Cucu anda baru saja melepaskan tangan saya.” Pinta Medeia lembut.
Alen tertawa kecil. Ia meraih tangan Medeia. Medeia membantu Alen berjalan. Meskipun membantu, Medeia tetap berjalan dengan badan tegap. Tidak seperti orang membantu seseorang berjalan. Alen tersenyum. Perempuan ini... Ia menyukai perempuan ini. Perempuan ini cocok dengan Cedrick cucunya.
Sampai di meja makan, Mereka duduk sesuai tempatnya. Medeia duduk di samping Cedrick. Medeia menatap makanan di depannya. Ia memang tidak terlalu pilih-pilih makanan, ia di didik untuk selalu memakan apapun yang ada. Jadi, ia tak ada masah dengan makanan di depannya.
“Jadi, namamu Medeia?” Tanya Edward kini. Ia meneloti penampilan Medeia. Medeia terlihat sangat cantik bak boneka hidup.
Medeia tersenyum anggun. Lalu menjawab iya.
“Dari keluarga mana?” Tanya Edward. Ia penasaran dengan asal usul perempuan yang dibawa oleh putranya itu. Sebisa mungkin ia ingin menggagalkan pernikahan Cedrick.
“Alison Archer.” Jawab Medeia.
Alen menatap Medeia terpengarah. Medeia anak Alison?? Ia tidak tau jika Alison punya seorang putri. Tapi... Yah pantas. Alison adalah seorang mafia besar. Pantas jika identitasnya di sembunyikan termasuk orang yang memiliki hubungan darah dengannya. Ia adalah klien tetap di Arc grup. Dan dia juga mengenal Alison secara personal. Personal disini adalah karena dia klien penting dia sering berjumpa dengan Alison.
“Aku tak pernah mengenal orang bernama Alison Archer. Kerja apa dia?” Tanya ibu tiri Cedrick menghina. Jika perempuan di depannya dari keluarga miskin ia akan menggunakan alasan perbedaan tingkatan sosial untuk mencegah agar pernikahan itu terjadi.
Medeia menatap perempuan di depannya. Ibu tiri Cedrick menatapnya penuh dengan hinaan dan ejekan.
“Cedrick... Seharusnya kau membawa istri yang sekelas denganmu.” Tambahnya lebih menghina. Medeia mampu melihat tatapan merendahkannya.
“Sekelas?? Seharusnya kau sadar diri. Kau juga hanya seorang perempuan di pinggir jalan gelap!!” Sarkas paman Cedrick. Edward menahan tawanya melihat orang berstatus istrinya itu dihina. Edward sendiri sangat membenci wanita ular itu.
Drizella ibu tiri Cedrick memegang garpu dan pisaunya erat. Ia sebisa mungkin menahan amarahnya agar tidak keluar pada malam hari ini. Dariel dan Alex putra kembar tak identik dari Drizella menatap pamannya kesal. Ia ingin membalas omongan pamannya tapi sebisa mungkin ia menahannya di depan kakeknya. Awas saja nanti, Dia akan menyingkirkan orang tua itu.
Medeia mampu menemukan tatapan permusuhan, kebencian dan kedengkian dari setiap keluarga didalam ruangan ini. Hanya ada satu orang yang tidak memiliki tatapan itu. Anak kecil yang tadi menegurnya. Hanya ada tatapan ketakutan disana. Medeia tau anak kecil itu pasti adalah adik bungsu Cedrick. Alias si ahli waris ke lima.
“Ehm...” Dehem Alen. Ia ingin agar putra dan menantunya menghentikan pertikaian ini. “Aku juga mengenal orang bernama Alison. Apa dia orang Amerika??”
“Iya.”
“Dad... Orang Amerika yang namanya Alison nggak hanya satu orang!!” Tegur salah satu putranya.
“Apa dia juga kerabat dari Keyra Adhisa?? Istri Adb grup itu?” Tanya Alen memastikan.
“Benar.” Jawab Medeia seanggun mungkin.
“Ah.. Kau putrinya ya... Aku tidak tau jika orang seperti dia bisa mempunyai seorang putri. Jika aku tau lebih awal aku pasti sudah meminangmu untuk Cedrick.”
“Itu karena ayah tak suka menjadi pusat perhatian.”
“Sekarang... Apa yang ia lakukan?” Tanya Alen lagi.
“Ayah mengambil posisinya kembali memimpin Arc grup sekarang.” Jawab Medeia.
Alen mengangukan kepalanya kembali. Ia mengerti. Jadi, Alison sudah memutuskan untuk berhenti dan mengelola perusahaannya dari depan. Itu artinya pasti sekarang Arc punya pemimpin yang baru. Alen menatap Medeia. Jika Cedrick bisa menikah dengan Medeia setidaknya ia akan tenang karena Cedrick akan memiliki keamanan yang sangat tinggi sekarang. Jika Cedrick menjadi menantu Alison. Artinya Alison juga akan melindungi cucunya demi kebahagiaan putrinya. Alen sedikit lega. Akhirnya ia benar-benar bisa meninggalkan cucunya dengan tenang karena sekarang akan ada orang yang melindungi cucu kesayangannya.