Zivana yang baru selesai membersihkan dapurnya yang semula berantakan mendengar putrinya pulang dan masuk ke kamarnya.
Ia lalu pergi ke kamarnya sendiri dan segera beristirahat.
Pukul 22.30 ia terbangun karena ingin ke kamar kecil. Ia segera pergi ke kamar kecil, melewati kamar Zarina yang pintunya terbuka.
Selesai dari kamar mandi, ia mengintip ke kamar putri tunggalnya itu. Selimutnya dan spreinya seperti bekas di tiduri. Tapi tidak ada tanda-tanda anaknya tidur disitu. "Lho, kok gak ada ya? Zaar, Zarina..." Ia memanggil putrinya dan keluar ke halaman dan mulai cemas.
Ia mencoba mencari ke sekitar tempat tinggalnya. Lalu ia ingat Zarina dari perpustakaan yang di gang sebelah. Ia pun mencoba mencari anaknya kesana.
Zivana melihat ada kafe perpustakaan dengan pintu kaca bagian depannya. "Pasti ini kata Zarina. Eh lampunya masih menyala, coba aja tanya mungkin Zarina memang masih disana."
Disaat yang sama, Vino lagi enak-enaknya menyusu ke d**a Zarina yang montok.
Dalam kondisi sudah h***y berat, ia semakin bersemangat meremas dan menyusu ke dua bukit itu.
Zarina yang menikmatinya hanya bisa mendesah dan memejamkan mata. "Ahhh ahhh,, gila enak bangett."
Di saat permainan panas-panasnya, tiba-tiba...
Dok,dok dok..
Pintu kaca pin diketuk oleh Zivana, tetapi ia tidak melihat ada siapapun di dalam.
Posisi Zarina dan Vino memang agak ke dalam, sehingga tidak terlihat dari luar.
Mereka pun kaget mendengarnya. Dan Vino langsung melepaskan mulutnya dari d**a Zarina.
"Permisi.. "
"Itu suara mamaku, gawatt." Katanya. Ia segera mencari bra dan baju tidurnya yang dilemparkan Vino. Tapi ternyata posisi branya di dekat pintu kaca, jika ia mengambil maka akan terlihat oleh mamanya. "Waduhh, braku kok jatuh disana sih. Gimana ini." Katanya
Vino segera berjalan ke arah pintu kaca, dan mengamankan bra itu lalu memasukkan ke saku celananya.
Ia pun segera memakai baju tidurnya saja tanpa bra. Dengan dua kancing tengah yang terlepas, tangannya memegangi bagian tengah bajunya. Ia bersembunyi di salah satu rak buku.
Vino membukakan pintunya dengan kunci yang ada di lacinya.
"Iya bu, mohon maaf tadi saya masih di kamar mandi jadi saya kunci sebentar." Kata Vino.
"Mas, lihat anak saya cewek nggak? Katanya tadi dari sini. Kira-kira jam 8 malem tadi" Tanya Zivana.
Zarina yang ada di balik rak buku menggelengkan kepalanya untuk memberi tanda ke Vino.
Vino pun segera tanggap "Ohh tadi ada sih bu, tapi sudah pulang kira-kira pukul 9 malem tadi."
"Ohhh gitu ya, ya udah deh mas makasih banyak ya." Kata Zivana. Ia lalu meninggalkan perpustakaan itu untuk mencari ke tempat lain.
Zarina yang mengetahui mamanya sudah pergi, lalu mengendap-endap ke arah kasir. "Makasih ya kak, udah selamatin aku. Aku takut banget kalau sampai mamaku mikir aneh-aneh." Katanya.
Nafsu mereka berdua telah hilang setelah kejadian tadi.
"I-Iya sama-sama." Kata Vino kikuk. Ia masih segan untuk berbicara dengan Zarina setelah tadi ia melakukan perbuatan yang melebihi batas.
"Aku pulang dulu ya kak." Kata Zarina pamit melewati Vino sambil malu-malu dengan tangannya memegangi bagian depan bajunya yang kancingnya terlepas.
"Iya hati-hati ya." Jawab Vino.
Sepulang Zarina, Vino baru ingat kalau ia masih menyimpan bra Zarina di saku celananya.
Ia membentangkan bra tersebut di meja kasir dan mulai membayangkan lagi isi dari bra tersebut.
Nafsunya yang tadi hilang, mulai bangkit lagi. Celananya mulai terasa semakin ketat.
Vino mengambil buku komik 21+ tadi dan body lotion yang ada di meja kasirnya. Ia tidak tahan lagi ingin menuntaskan hasratnya.
Ia pun melepaskan celana dan CD nya. dan mulai bermain dengan batang k*********a.
Sambil membaca komik 21+ tadi dan membuka halaman paling hot, iya mengocok batangnya yang sudah menegang sambil membayangkan tubuh Zarina yang baru saja ia gerayangi.
Setelah sekian lama mengocok, "Ahhhhmmm ahh" Crot crot. Spermanya pun muncrat keluar seiring dengan orgasmenya. Vino arahkan ke bra Zarina yang ada di depannya.
Cairan spermanya yang putih dan kental keluar banyak sekali di atas cup bra Zarina.
'Ahhh puas sekali hari ini. Sensasinya betul-betul berbeda.' Batinnya.
Ia pun membetulkan celananya dan menyimpan bra Zarina yang tercecer dengan cairan kenikmatannya di kresek dan menyimpannya di saku celananya.
Ia bergegas pulang, karena waktu sudah mendekati tengah malam.
Sementara itu, Zarina yang sedang dalam perjalanan pulang segera mempercepat langkahnya, ia takut berpapasan dengan mamanya sebelum sampai rumah.
'Gawat gawat, kok bisa sih aku sampai nglakuin hal kayak gitu sama cowok yang baru dikenal. Padahal ciuman aja aku belum pernah. ' Pikirnya sambil berjalan cepat.
Sampai rumah Zarina segera masuk kamarnya dan berpura2 tertidur.
10 menit kemudian, Zivana baru kembali setelah keliling komplek mencari Zarina.
Ia segera bergegas melihat kamar Zarina dan mendapati putrinya itu sedang tertidur pulas.
"Lho kok udah balik, trus ngapain daritadi aku keliling cari sekomplek. Hmm ya udah deh, yang penting gak jadi ilang anakku." Kata Zivana sambil berbicara sendiri.
Ia pun menuju kamarnya sendiri dan segera tertidur lelap karena kecapekan berjalan.
Zarina yang daritadi sebetulnya pura-pura tertidur bernafas lega. 'Untung masih selamat' Katanya dalam hati.
Ia pun juga segera tertidur setelah menenangkan hatinya yang daritadi deg-degan dengan semua kejadian malam ini.
***
Paginya saat Zarina dan Zivana sarapan bareng.
Zivana mulai bertanya tentang kejadian semalam.
"Zar, semalem kan mama nglilir ya. Trus mama mau ke kamar mandi lewat kamar kamu. Eh malah kamunya nggak ada. Kamu kemana sih kemarin malem-malem?"
"Lha orang aku di kamar terus ma gak kemana-mana. Mama kan tau aku kemarin pulang dari perpustakaan jam berapa. Masa sih aku gak ada di kamar?" Zarina balik bertanya. Ia berpura-pura tidak mengetahui maksud mamanya.
Padahal dalam hatinya mulai deg-degan lagi, takut mamanya bertanya lebih detail.
"Kok aneh ya? Setahu mama kemarin kamu nggak di kamar, jadi mama langsung keluar dan keliling komplek buat cari kamu. Sampai mama ke perpustakaan baru yang kamu bilang kemarin. Bahkan mama ketemu sama penjaganya. Anaknya cowok lumayan ganteng. Tapi kamu gak ada disana katanya, udah pulang daritadi" Zivana menceritakan kejadian yang ia alami kemarin.
"Iya aku kesana cuma sebentar kok ma. Trus pulang dan nggak kemana-mana lagi. Mama salah lihat kali, padahal aku di kamar terus lho." Kata Zarina berbohong.
"Mungkin mama kecapekan ya kemarin, sampai salah lihat gitu. Ya gakpapa lah sekali-sekali olahraga keliling komplek malem-malem. Hehehe. Eh btw, cowok di perpustakaan kemarin lumayan juga lho Zar. Tak kira kamu kepincut sama dia dan gak pulang-pulang. Hahaha. "
Zarina tersenyum kecut mendengar lelucon mamanya. Padahal Ia telah melakukan hal bahkan tidak pernah terfikirkan oleh mamanya.
"Oh ya, mama mau ngomong sama kamu. " Wajah Zivana berubah serius.