" Kalian ngapain disini?" tanya Reiga.
" Teman kami sedang ada acara. Well, sejenis bachelor party lah. Maya. Kamu ingat Maya kan?" tanya Zara.
" Dan kamu sendiri ngapain Rei?" tanya Zara.
" Aku... Aku... Lagi jalan-jalan aja. Motor aku rusak dan terpaksa harus nginap "
" Dan perempuan cantik ini siapa?" tanya Zara dengan ramah.
" Ah, apa ini yang tadi dibicarakan Viona? Kamu lihat nggak sayang postingan Viona yang tadi aku tunjukin?" tanya Zara pada Will, tunangannya.
" Postingan?" tanya Reiga heran.
" Iya, tadi kami sempat baca postingan Viona kamu lagi meluk seseorang. Ternyata bener. Bentar lagi bakalan geger nih Rei."
" Kamu nggak mau kenalin sama kami?" lanjut Zara.
Reiga nampak kikuk sambil mengulurkan tangannya pada Lily yang kembali tidak tahu apa yang sedang terjadi.
" Well... Mmm, Zara, Will...Kenalin ini..."
" Hai... Aku Zara dan ini Willy tunangan aku. Rei emang gitu. Sangat kaku." canda Zara yang juga membuat Willy ikut tersenyum ramah.
" Namanya siapa Rei?" tanya Willy.
Reiga yang masih belum mengetahui nama dari Lily kembali menatap Lily dengan senyum yang ia paksakan sementara Lily pun nampak menikmati kesalahtingkahan pria yang merangkul pundaknya dengan keras agar ia tidak berontak dalam pelukannya.
" Namanya... Dia... Aku... Aku hanya manggil dia Lily. Tapi hanya panggilan dari aku aja. Karena dia seperti bunga Lily buat aku." jawab Reiga asal namun itu membuat Lily terperangah tak percaya dengan tebakan pria bermata tajam tersebut.
" Zar..." sapa seseorang yang ikut menghampiri mereka.
" Sok tau!!!" bisik Lily.
" Diem...!" balas Reiga ketika Zara sedang asyik mengobrol dengan orang yang menyapanya.
"Ya ampun Rei... Aku tadi nggak ngenalin kamu. Pacar kamu cantik banget. Nice move on..." ujar Maya pemilik pesta yang langsung mendapat cubitan kecil dari Zara.
" Gimana kalau kalian ikut gabung aja?" lanjut Maya.
Reiga menggeleng namun langsung dibantah oleh Lily.
" Boleh? Tentu aja kami mau. Lagian kami bosan di kamar. Iya kan sayang?" tanya Lily iseng yang membuat Reiga menggeleng pasti.
" Nanti kamu capek. Aku nggak mau kamu kayak tadi lagi. Kita ke kamar aja" jawab Reiga.
" Cieee... Pengennya berdua aja di kamar" ejek Maya.
" Come on Rei... Kapan lagi bisa kayak gini. Ayo" ajak Willy.
" Ayo dong Reii... Pliisss..." rengek Lily yang langsung menarik tangan Reiga dan menuntunnya mengikuti langkah Willy.
Zara yang sangat mengenal Reiga sedikit terkejut dengan tingkah Reiga yang mengikuti kemauan Lily padahal ia tahu betul jika pria itu tidak begitu menyukai pesta dan kegiatan hura-hura sejenisnya.
Mereka lalu memasuki sebuah taman yang dihiasi sedemikian rupa dengan lantunan lagu yang mengiringi beberapa orang yang nampak menikmati musik yang tengah diputarkan.
" Enjoy ya Rei...Senang ketemu kalian" ucap Maya dengan ramah dan kembali mendatangi tamu lainnya.
" Kita kesana aja" ucap Reiga dan langsung menarik tangan Lily ke bagian yang tidak begitu ramai.
" Aku suka banget lagu ini" girang Lily dan hanya ditanggapi oleh Reiga yang memutar bola matanya.
" Sayaaang..." ejek Lily dan mulai ikut bernyanyi dan sedikit menggerakkan pinggulnya.
Try to hit you up, but you've had enough
You're screaming down the phone
"You don't know what you lost"
I say, "I'm fine, " I didn't care that much
But I realize when you hang up
Imessed this up
I spend my weekends tryna get you off
My mind again, but I can't make it stop
I'm tryna pretend
I'm good, but you can tell
'Cause you know me too, you know me too well
Ah-ah-ah-ah
You know me too well
Ah-ah-ah-ah
" I spend my weekend with perfect strangers" ucap Lily.
" Apa?" tanya Reiga.
" Nggak ada. Bentar ya"
" Kamu mau kemana?"
" Khawatir?" tanya Lily mengejek.
" Yang lama sekalian"
Lily lalu menoleh dan menjulurkan lidahnya.
Reiga lalu mengambil minuman yang dibawa oleh waitress yang berkeliling membawa nampan minuman.
Lily lalu tiba-tiba berada di balik punggungnya dengan mencolek pundak Reiga dengan jari telunjuk berkali-kali.
" Kamu darimana?"
Lily lalu menarik minuman dari tangan kanan Reiga dan meminta Reiga memegangnya dengan tangan kirinya.
" Kamu mau ngapain?"
Lily lalu dengan cepat menempelkan plester perban berwarna pink pada telapak tangan Reiga yang terluka dan merapikannya dengan cepat.
" Jangan dilepas ya"
" Pink?" tanya Reiga mengejek dengan tatapan tajamnya.
" Adanya cuma itu. Nggak ada superman. Kalau ada, nanti aku gantiin" jawab Lily dengan tersenyum.
" Dengar, tiga hari lagi saya akan ada konferensi pers soal proyek saya di White Lagoon. Akan ada banyak wartawan dan pasti mereka akan bertanya soal kejadian hari ini. Saya akan meluruskan berita yang mungkin ada biar kamu nggak dirugikan. Dan akan lebih baik kalau kamu ada."
" We'll see..." jawab Lily.
" Saya Reiga..." ucap Reiga dengan mengulurkan tangannya.
" Li...Zelykha..." jawab Lily dengan menyambut tangan besar Reiga namun memiliki jari yang lentik dan nampak indah.
" Maaf tadi saya langsung ngaaih kamu nama Lily karena cuma itu yang terbayang karena baju kamu tadi kelihatan kayak bunga lily aja. Maaf..." Jelas Reiga.
Lily hanya tersenyum mendengar penjelasan pria yang berada di hadapannya tersebut.
" Eh aku suka banget lagu ini" pekik Lily
" Banyak banget sih lagu yang kamu suka! Kamu penyanyi?"
Lily tertawa mendengarnya.
" You'll be surprised" jawab Lily cuek.
Lily lalu kembali menyanyikan lagu yang sedang dimainkan sambil menggerakkan tubuh dan tangannya dengan santai.
" Bener-bener aneh" ujar Reiga namun dalam hatinya ia sedikit tersenyum dan terhibur dengan tingkah Lily.
Maybe we're perfect strangers
Maybe it's not forever
Maybe intellect will change us
Maybe we'll stay together
Maybe we'll walk away
Maybe we'll realize
We're only human
Maybe we don't need no reason
Maybe we're perfect strangers
Maybe it's not forever
Maybe intellect will change us
Maybe we'll stay together
Maybe we'll walk away
Maybe we'll realize
We're only human
Maybe we don't need no reason
Why
Come on, come on, come on now
Racau Lily sambil menyanyikan lirik lagu tersebut sambil tertawa pada Reiga yang nampak acuh tak acuh namun Lily nampak tetap menikmatinya.
" Ayo cari makan"
" Makan di kamar aja ya?" tanya Lily sambil menyengir dan memamerkan deretan gigi putih dan lesung pipinya.
" Tapi ini kamu yang traktir kan? Nggak di masukin nota kan?" sambung Lily.
“ Oke" jawab Reiga singkat.
" Ih, baik banget sih sayang..." ujar Lily lalu tertawa lepas dan membuat Reiga sedikit tersenyum.
" Rei...Kalian mau kemana?" tanya Willy.
" Eh, Will... Iya kami mau kembali ke kamar. Besok pagi kami harus jalan. Tolong bilang ke Maya dan Zara. Makasih undangannya."
Willy lalu mengangguk paham.
" Oke. Senang ketemu kamu Rei. Kapan-kapan kita harus ngobrol lagi berempat" ujar Willy sambil mengulurkan tangannya.
" Tentu . Kalau gitu kami duluan" jawab Reiga menjabat tangan Willy namun terlihat kaku.
" Sampai ketemu lagi Rei."
Dan hanya dibalas anggukan singkat dari Reiga.
Lily lalu melambaikan tangan pada Willy dan tersenyum ramah sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.
" Musuh kamu ya?" tanya Lily iseng.
" Mind your own bussiness"
" Iihhh.... Aku kan cuma nanya. Ah, aku tahu!"
" Apa?"
" Zara itu mantan kamu kan?"terka Lily yang langsung membuat Reiga salah tingkah.
" Masih cinta ya?" ejek Lily.
" Tidak."
" Belum bisa move on?"
" Tidak"
" Mau balikan?"
" Tidak"
" Mau..."
" Tidak! Kalau kamu masih banyak tanya, saya akan makan sendiri" ancam Reiga yang langsung membuat Lily menutup mulutnya dan membuat gerakan mengunci mulutnya.
" Kami udah lama berpisah bukan seperti orang yang baru berpisah tadi siang" balas Reiga mengejek Lily.
" Biarin!"
Mereka lalu berjalan menuju kamar mereka dengan Lily yang terus bernyanyi lagu-lagu yang tadi didengarnya dan tidak merasa canggung pada Reiga sama sekali.
***
Reiga membuka matanya dan meraba pada ponsel yang ia letakkan di nakas sebelah tempat tidurnya untuk melihat jam pada layar ponsel miliknya.
Ia kemudian duduk dan melihat ke arah sekitarnya mencari keberadaan Lily yang sudah tidak berada di sofa tempat semalam ia memutuskan untuk tidur.
Reiga berjalan menuju kamar mandi dan tidak menemukan tanda-tanda kehadiran orang lain selain dirinya.
" Zelykha...Zelykha..." panggilnya pada Lily.
Reiga lalu berjalan pada meja kecil di sisi sofa setelah melihat ada selembar kertas yang terlipat dan bertuliskan namanya.
Reiga
Makasih sudah menolong saya dan membantu saya seharian kemarin.
Makasih sudah menemani dan membantu saya melewati malam yang mestinya pasti akan saya lewati dengan menyalahkan diri sendiri ataupun menangisi hal yang tidak jelas.
Saya nggak tahu gimana jadinya kalau bukan kamu yang saya celakai kemarin dan akhirnya malah membantu saya.
Makasih karena ternyata kamulah orang yang celaka.
( Bukan seneng kamu celaka ya!)
Pokoknya the point is, you helping me a LOT.
Soal tagihan-tagihan kamu, akan aku lunasin secepatnya.
( Kenapa juga mesti pake motor mahal sih pas mau celaka! Kidding)
Dont worry
Dan maaf aku nggak sempat pamit, bukan mau kabur.
Temen aku lagi nggak enak badan jadi kami buru-buru jalan.
Aku juga nggak enak harus bangunin kamu soalnya kamu kelihatan nyenyak banget tidurnya.
So, sekali lagi makasih kamu udah baik banget bantuin aku.
See you soon
Zelykha.
Reiga lalu tersenyum membaca surat Lily yang nampak sangat kekanak-kanakan dan kembali dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya ketika sadar jika ia nampak bodoh tersenyum menatap selembar kertas bagai anak remaja yang sedang membaca surat cintanya.