Part.52

1343 Kata

Senyum Ammar mengembang saat memasuki halaman rumah sederhana yang tampak begitu asri tersebut. Lelaki itu merindukan semunya. Rindu pada sepasang orang tua yang ada di sana, orang tua yang selalu menjaganya sejak dirinya kecil. Rindu pada halaman rindang ini, rindu pada suasana rumah sederhana, rindu pada bau masakan nenek setiap pagi, rindu pada kolam ikan tempat dia melamun dan banyak berpikir. Ammar memarkirkan motornya dan membantu Davika turun perlahan. "Assalamualaikum," salam Ammar saat menginjakkan kaki di teras yang sepi. Bau tembakau yang khas tercium, Ammar bisa melihat puntung rokok yang bahkan masih menyala di asbak kaleng. "Wa'alaikumsalam," jawab seseorang dari dalam. Benar saja, sang kakek muncul dari balik gorden usang yang menjadi tirai penutup di balik pintu mereka.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN