"Fab-fabio." Wajah Milly benar-benar memucat, dengan susah payah gadis itu meneguk ludahnya untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak kering. Maura menutup mulutnya dengan kedua tangannya, serta memejamkan mata. Gadis itu mengutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga mulutnya dengan baik. Dia bisa dibunuh oleh Davika kalau gadis itu tahu bahwa tanpa sengaja dia keceplosan berbicara tentang rahasia besarnya Fabio mendekat dengan mata yang berbinar, seolah ada kesempatan hidup baru yang terbentang di depan mata. Kedua gadis itu melirik takut-takut pada pemuda itu. Bukan takut pada Fabio, tapi takut sebanyak apa yang sudah Fabio ketahui dari mulut si ceroboh Maura. "Se-sejak kapan Lo di situ, Fab?" Tanya Maura sambil meringis. "Nggak penting sejak kapan gue di sini. Yang terpe

