Kampus menjadi tempat yang sangat tidak ingin dikunjungi oleh Davika. Sayangnya, mau tidak mau dia harus datang demi absensi yang mengkhawatirkan. Ammar membujuknya untuk mengantarkan dirinya, tapi Davika menolak dengan alasan dia akan dijemput oleh Milly atau Maura. Tapi memang begitu kenyataannya, Davika memaksa kedua sahabatnya itu untuk bertanggung jawab menjemputnya. Karena kedua gadis itu merasa bersalah, maka mereka setuju tanpa perlawanan. Bahkan Maura yang harus putar arah pun bersedia. “Pengantin baru kok nggak diantar suaminya?” tanya sebuah suara yang mengejutkannya dari belakang. Davika sedang dalam perjalanan dari halaman rumah kontrakannya menuju gang depan. Gadis itu menoleh, mendapati wanita dengan bibir semerah cabai itu juga berjalan ke arah yang sama. “Eh, mbak Kalia,

