07.05 WIB Pagi
"Aduh, gimana dong Pak, saya bisa telat nih! "keluh Angel keluar dari mobil yang ditumpanginya.
Pak Ari, sopir pribadi yang ditugaskan mengantar Angel hanya bisa mengaruk kepalanya dengan wajah bingung. " Tadi pagi saya cek mesinnya masih bagus, Non. Kenapa sekarang jadi mogok gini?"
Angel melirik jam tangan yang terus berputar ke kanan, ia gusar—coba saja tadi berangkat bersama Ray, mungkin dirinya tak akan bernasib seperti sekarang ini. “Kayaknya ini nanti lama deh, Non. Apa Non Angel cari taksi dulu? "sarannya
Angel merengut kesal. Bisa-bisanya ia mengalami kejadian tak terduga seperti ini, mogok di tengah jalanan sepi, tanpa ada tanda-tanda kemunculan kendaraan lain yang lewat. Sungguh apes.
Di tengah kegelisahannya, tanpa diduga-duga, sebuah mobil sport putih berhenti di depan mereka. Seorang laki-laki turun dari mobil. Ia mengenakan seragam sekolah berwarna hitam yang kontras dengan penampilannya kini. Laki-laki itu kemudian menghampirinya.
“Butuh bantuan?” sontak Angel menoleh ke belakang. Ia mendapati Leon berdiri di belakangnya.
“Leon?" kejutnya
“Mobilnya mogok ya?”
“Iya nih." Leon berdehem,
“Kebetulan, mobil gue kosong, lo bisa naik mobil gue!”
Angel mengernyit, “Maksudnya bareng lo, gitu?” Angel tak percaya.
“Ya kalau lo nggak mau telat.” Leon melirik jam di tangan kanannya. “lagian ini udah jam 7 lebih, gimana?”
Angel bimbang.
Namun, di sisi lain ia tak ingin terlambat masuk kelas, bisa gawat apalagi jam pertama itu Kimia—kalau terlambat sedikit, bisa tidak dibolehkan masuk kelas
*
Suasana SMA Galaxy pagi ini cukup membuat geger dengan kedatangan mobil putih milik Leon yang memasuki halaman sekolah. Bersamaan dengan mobil Queen yang ikut terparkir di sana. Tampaknya Queen sama terkejutnya saat menyadari kalau di dalam mobil itu ada Angel, gadis yang menjadi saingannya.
“Udah sampai, lo nggak bakal telat lagi!”
“Makasih!” Angel langsung melepas seatbelt dan turun dari mobil Leon secepatnya.
“Angel!” panggil Leon ikut turun dari mobil. “Cuma bilang terima kasih doang?”
“Aku buru-buru Leon, makasih ya atas tumpangannya!” Angel melambaikan tangan padanya sekali kemudian berlari menuju kelasnya.
“Dasar, cewek aneh!” Leon menggelengkan kepalanya.
Queen berdecak sambil memainkan bibirnya yang kesal saat melihat keakraban dari keduanya dari jarak jauh. “Angel!”geramnya
Leon lantas kembali ke dalam mobil, bersamaan itu juga suara telepon dari ponselnya bergetar. “Halo, iya, aku baru saja mengantarnya. Bagaimana dengan kakek?”
“Aku akan kesana sekarang!” sebelum Leon memutar mobilnya, mata Leon menangkap benda milik Angel yang tertinggal di mobilnya. Sebuah buku catatan berwarna coklat.
“Dia sengaja apa?” Leon tersenyum licik, dimatikan kembali mobil itu kemudian ia keluar dari mobil.
“Seenggaknya gue punya alasan buat ketemu sama lo lagi.
Di kelas
Belum sempat Angel masuk kelas, Queen bersama kedua temannya menghadangnya dengan menutup jalan aksesnya berjalan. "Bagus ya Angel, setelah Julian dan Ray. Sekarang lo deketin cowok lain. Nggak punya malu banget sih lo jadi cewek! "
“Maksud lo apa Queen?” Angel bingung.
“Udah bosen sama Julian terus mau nyari yang lain, yang lebih tajir, gitu?” tatapan Queen yang kesal terus menyudutkan Angel.
“Lo bicara apaan sih, gue nggak ngerti yang lo omongin."
"Nggak usah muna deh, jelas-jelas gue lihat sendiri lo bareng siapa tadi
pagi. " Queen semakin menyudutkannya.
" Bukan urusan lo! " Angel langsung menampik tangan-tangan yang menghalangi jalannya.
"Ehh, mau kemana lo, gue belum selesai ngomong! " Queen dengan kasar menarik rambut panjang Angek yang terkuncir kuda itu.
"Aww, sakit! "
Tak disangka sebuah tangan kasar menampik tarikan itu kasar, "Ada apa ini? " dengan gaya staycoolnya sambil memasukkan satu tangan di jaket hitam miliknya.
Angel mendongak tak percaya melihat Ray menolongnya.
"Ray!"kejut Queen. Bagaimana ia ada di sini.
"Kenapa lo sangat suka gangguin Angel? "tanyanya.
“Ini nih Ray, masa lo nggak tahu sih, kalau tadi pagi Angel berangkat bareng siapa?”
Ray menggerutkan dahi tak tahu, “Sama siapa?”
“Sama Le—"
“ANGEL!” suara panggilan dari jauh mengejutkan Angel dan juga Leon.
"Leon! "lirih Ray.
“Nih, buku lo ketinggalan di mobil tadi,” Leon menyerahkan buku cokelat milik Angel.
Angel menerimanya. "Makasih! "
Sementara Ray yang awalnya diam tiba-tiba tanpa diduga langsung menarik kerah seragam Leon dan mendorongnya sampai terbentuk tembok.
Leon jelas tak terima dengan kelakuan Ray padanya. “APA-APAAN SIH LO? "
“Lo yang apa-apaan? Gue udah bilang, JANGAN DEKETIN ANGEL LAGI!" teriak Ray keras di hadapannya. Angel yang mendengarnya pun ikut terkejut.
Leon mendecih. “Kenapa gue harus jauhin Angel? Apa hak lo, emang lo pacarnya apa? "
BUGH
Satu pukulan kembali diterima Leon sangat keras hingga mulutnya keluar darah. Suasana semakin panas terkecuali Queen dan Angel yang tak tahu menahu.
BUGH... BUGH...
"Ray, udah! " Angel berusaha melerai keduanya, "Udah cukup, Ray! "
"Dasar, sifat lo belum berubah! "Leon meringis seperti tak merasakan sedikitpun kesakitan. Ray langsung menghentikan pukulan saat mengingat kejadian satu tahun lalu.
"Lo selalu mengulang kesalahan yang sama, Ray!"