
Satu tahun berlalu sejak insiden yang merengut kemampuan Adelia berjalan. Selama itu pula ia pergi meninggalkan tanah air, berbalik dan menjauh dari jangkauan siapapun. Termasuk mendengar apa yang terjadi pada keluarganya. Akan membuat ia tertekan dan takkan ragu untuk bergegas kembali. Meski kondisinya jauh dari kata membaik.
Satu tahun berlalu, dan Padma masih berada di tengah-tengah peperangan dengan keluarga kalangan atas lainnya. Tidak ada yang pernah menyangka kedudukan mereka sebagai keluarga kalangan atas tertinggi, terancam kedudukannya imbas dari masalah yang silih berganti muncul. Fakta bahwa musuh utama dari perselisihan ini adalah keluarga Sukma, keluarga yang bertahun-tahun menjalin tali pertemanan selama beberapa generasi, membuat keluarga lain berpikir bahwa inilah waktu yang tepat untuk menjatuhkan kerajaan bisnis terbesar itu.
Kerajaan bisnis yang sukses membuat rasa iri terhadap keluarga itu diwariskan hingga ke anak-cucu setiap keluarga. Perebutan tender besar, penarikan investasi, konflik dengan masyarakat hingga masalah hukum. Menjadi kabar yang di dengar oleh keluarga Padma hampir setiap hari. Tidak mengizinkan siapa pun dalam keluarga itu untuk bersantai dan terus bersiaga akan segala serangan yang di arahkan kepada keluarga mereka.
Namun, siapa sangka mau seberapa eratpun kerja sama keluarga Padma. Pada akhirnya Heri Padmana, sang pemimpin keluarga itu tumbang. Pria yang memang kesehatannya berangsur-angsur melemah beberapa tahun ini, jatuh sakit dan harus dirawat untuk waktu yang lama. Memberi sinyal bagi para tetua keluarga itu, bahwa lengsernya Heri dari kursi kepemimpinan itu tidak bisa lagi ditunda. Membuat mereka menuntut para generasi-generasi muda mereka untuk mengakhiri peperangan ini.
Alex dan Fedri, pemimpin sementara keluarga dengan berat hati mengakui bahwa mereka butuh rencana baru. Sebuah rencana yang hanya bisa dilakukan oleh satu orang. Tokoh utama dari bagaimana perselisihan ini terjadi. Pusat dari segala kebencian dan keirian yang dimiliki musah utama mereka. Adelia.
Tanpa kedua pria itu tau, seolah sudah mengetahui keberadaannya dibutuhkan. Adelia sudah memutuskan untuk kembali ke tanah air. Kakinya memang belum bisa berjalan sepenuhnya. Namun, entah kenapa perempuan itu merasa puas bisa kembali berjalan meski harus ditopang oleh tongkat yang akan ia bawa. Merasa semua pengobatan yang ia terima di luar negeri telah cukup, dan inilah saatnya untuk kembali.
Tidak tau bahwa hari ia kembali dan siap menyelesaikan apa yang ia tinggalkan setahun yang lalu, bersamaan dengan kembalinya pria yang menghilang dari hidupnya. Pria yang menghilang berbekal sebuah surat yang bahkan tak ia baca. Mengira bahwa ia telah dibuang karena di anggap tak berguna. Tanpa tau pria itu pergi, untuk benar-benar menyiapkan hati. Untuk menjadi senjata yang bisa digunakannya sesuka hati.

