bc

My Cutie ILY

book_age18+
12
IKUTI
1K
BACA
family
sensitive
boss
sweet
bxg
city
wife
husband
like
intro-logo
Uraian

"Ily-"Alian menggantung ucapannya, menatap gadis di depannya yang tertunduk menahan tangis, jika Alian melanjutkan ucapannya, bisa di pastikan air mata gadis itu akan keluar begitu saja.

"Aku mau ke kamar, jangan pedulikan aku kak." gadis itu Prilly Quenzha, berbalik dan berjalan menuju tangga. Kakinya baru saja memijaki satu anak tangga, badannya diputar dan menabrak sesuatu yang selalu membuatnya merasa nyaman.

"Maaf," sata kata yang di ucapkan Alian tak mampu lagi menahan air matanya.

"Aku bilang jangan pedulikan aku," Ily berusaha melepaskan pelukan Alian, namun pelukan itu makin terasa erat.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

kalimat yang baru saja di lontarkan Alian membuat jantung Prilly rasanya ingin lepas.

Apa? dia tidak salah dengarkan?

Benerkah itu Alian yang berucap? kakak sekaligus orang yang Prilly cintai.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab. 1
Gak ada sinopsis, langsung masuk ke cerita, penambahan karakter dan alur cerita akan bertambah seiring berjalannya cerita. Silahkan mampir dan selamat membaca ☺️... * * * Pagi-pagi di kediaman Syarief sudah berisik, dihiasi colotehan dari sang anak bungsu. Gadis imut itu turun berlari melewati anak tangga. "Ily, pelan-pelan sayang. Jangan lari-lari kayak gitu. Nanti jatuh," ucap Ananta,. "Pagi mah, pagi pah," mengucapkan salam dan mengambil tempat duduk di sebelah mamahnya, Ananta Syarief. "Pagi nak," ucap kedua orang tua itu. "Kakak belum turun mah?" "Belum, paling sebentar lagi. Ily mau makan roti atau nasi goreng?" "Roti aja mah," Ananta mengambil selembar roti dan mengoleskan selai coklat kesukaan Ily. Ananta memberikan roti yang sudah di olesi selai, gadis itu kemudian mulai melahap makanannya. Disela-sela makannya, Syarief bertanya pada Ily, "Sayang, kamu mau papah antar atau ikut sama Kak Lian saja?" Ily menjawab pertanyaan ayahnya dengan mulut yang penuh roti, "sama kak Lian aja pah," "Pagi mah, pah" ucap Lian telah tiba di meja makan dan mengambil kursi duduk berhadapan dengan Ily. "Pagi tuan putri," ucap Lian pada Ily, gadis itu masih sibuk mengunyah rotinya. "Mmmh, pagi kakak," "Di telan dulu makannya baru ngomong, nanti keselek" tegur Lian. Dengan cepat Ily mengunyah sisa makanannya dan meminum segelas jus strawberry s**u buatan. 'Tak…' bunyi hentakan gelas kaca. "Selamat pagi kakak Ily yang sangaaaaatttt tampan," ucapnya dengan penuh semangat, memamerkan deretan gigi-gigi putih yang berderet rapih. Gemesh, Lian sangat gemesh ingin mencubit pipinya, "udah, ayok berangkat nanti kamu telat de," Lian berdiri serta mengambil tas kerjanya. "Loh nak, kamu gak makan dulu. Sudah mau jalan?" tanya Ananta. "Nanti Lian sarapan di kantor saja mah, kasian Ily nanti telat kesekolah." Mendengar kakaknya tidak sarapan, dengan cepat Ily berlari ke dapur mengambil kotak bekal berukuran kecil. Kemudian kembali ke meja makan, mengambil 2 lembar roti, mengolesi selai coklat di masing-masing roti, menumpuknya menjadi satu dan memasukkannya kedalam kotak bekal. "Nih, sudah Ily buatin, nanti kakak makan setelah tiba di kantor," memberikan kotak bekal itu kepada Reynan. "Makasih sayang," blush, pipinya memerah dan jantungnya pun berdebar mendengar kalimat yang terucap. "Ya sudah kalian berangkat gih, nanti Ily telat. Bawa mobilnya pelan-pelan aja Lian, jangan terlalu ngebut,"ucap Ananta. "Iya mah," jawab Ily dan Lian. Kini keduanya sudah berada dalam mobil, Lian fokus mengenderai dan menatap kedepan, sedangkan sang adik sesekali mencuri pandang pada kakaknya. "Kenapa de, ngeliatin kakak terus? Iya tahu, kak Lian ganteng kok," Lian berbalik menatap Ily dan memberikan senyuman yang sangat tampan dimata gadis itu. "Iya, kakak Ily memang sangat tampan, sampai aku gak rela kakak diliatin sama cewek lain, kecuali Ily," entah sadar atau tidak, ucapan Ily terdengar seperti nada cemburu. Lian tertawa mendengar ucapan adiknya. Rasanya sangat lucu baginya,"Baiklah, nanti kakak pakai topeng saja, biar tidak dilihatin cewek-cewek. Hmmmm," Lian menggodanya dengan mencubit hidung kecil milik Ily. Kata Lian, hidung Ily kecil dah terlihat mungil. Sepertinya memang di mata Lian, Ily adalah adik kecil nya yang selalu terlihat mungil jika dilihat dari sisi manapun. "Yah gak pakai topeng juga sih kak, pokoknya gitu ah-," mengerucutkan bibirnya kedepan, meliapat kedua tangannya di d**a, lagi ngambek ceritanya. "Terus? Katanya gak boleh dilihatin yang la-," ucapan nya terpotong, karena handphonenya berbunyi. Lian merogoh Hp di saku celananya, bibirnya terukir senyuman ketika melihat nama yang tertera di layar panggilan masuk. "Hallo bie" "..........." "Aku masih di jalan, mau nganterin Ily dulu kesekolah." "..........." "Nanti makan siang aku jemput, kita makan bareng." "..........." "Iya bie. Ya sudah aku tutup telponnya yah, aku lagi nyetir." "..........." "Love you too." Panggilan telpon itu terputus, masih terlihat jelas senyuman terukir di bibir Lian. Tanpa Lian sadari, Ily mendengar dan memperhatikannya sejak dia menelpon dengan seseorang. Pacar, kak Lian punya pacar? Aku yakin itu pasti seorang cewek. Gak mungkin kan kak Lian ngomong manis gitu sama cowok dengan panggilan bie. Batin Ily terus menebak-nebak, dia penasaran siapa yang menelpon Lian. "Pacar kakak?" tanya Ily to the point. Lian berbalik menatapnya dan memberikan senyuman,"iya, kak Lian belum cerita yah sama kamu?" Jawaban Lian bagaikan duri yang menusuk hatinya. "Sejak kapan?" Lian terlihat sedang berpikir sebelum dia menjawab."Sekitar sebulan, nanti kapan-kapan kakak kenalin yah." "Kenapa gak cerita?" Ily berusaha menahan rasa sakit di hatinya. Kenapa rasanya sangat nyeri? "Kamu sibuk belajar buat ujian, kakak sampai gak sempat mau ngasih tahu. Tadinya mau nunggu sampai kelar ujian, eh jadi kelupaan. Maaf yah princes." mengacak-acak gemesh rambut Ily. Tak tahu kah dia, perlakuannya seperti ini membuat nyeri di d**a makin terasa. Apakah salah aku menyukai kak Lian, apakah salah aku mencintainya? Sampai kapanpun, aku di matanya akan selalu jadi adik kecilnya. "Kakak cinta sama dia?" lagi-lagi dia memberikan pertanyaan yang akan menyakiti dirinya sendiri. "Kakak menyukainya sejak pertama dia bekerja di kantor papah. Awalnya kakak kira bakalan susah buat dapatin dia, tapi ternyata dia menyukaiku juga. Dan dia adalah sekretaris kakak." "Aku tanya apakah kak Lian mencintainya?" "Iya, kakak mencintainya. Jika tidak, kakak tidak akan berpacaran dengannya." "Yakin?" Lian mengerutkan keningnya, kenapa adiknya ini seperti sedang mengintrogasi nya," kenapa de, kamu gak yakin, hmmm? "Gak tau" tidak sanggup menatap Lian lama-lama, dia membalikkan wajahnya kearah jendela dan menatap pemandangan di luar. Tak lagi bersuara, bahkan Lian pun juga ikut terdiam. Tak lama mobil yang di kendarainya telah sampai di area luar sekolah. Note : Ily sekarang murid kelas 3 disalah satu sekolah ternama di Jakarta. Sedangkan Lian, setelah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana hukum, dia bekerja di perusahaan Syarief Corp., yang tak lain adalah perusahaan milik ayahnya. Mengapa Lian tidak menjadi seorang pengacara? Nanti akan diceritakan seiring berjalannya cerita ini. Gadis ini membuka pintu dan turun dari dalam, menutup pintu dan berjalan lurus tanpa berbalik badan mengucapkan sepatah kata buat Lian. "Ada apa dengannya? tumben, biasanya pasti nyium pipi aku dulu. Lagi badmood sepertinya. Pulang kerja nanti aku akan membelikannya sesuatu. Pasti moodnya bakalan kembali." ucap Lian dan segera bergegas menuju kantor. "Ily…." teriak seorang gadis dari belakang. Ily berbalik, dan itu adalah Nayla sahabatnya. "Kayaknya mau hujan yah, mendung banget." ucap Nayla dan menatap kearah langit. "Tadi kamu gak salah makan kan Nay? Mata kamu kayaknya perlu di periksa ke dokter deh. Jelas-jelas ini langitnya lagi cerah, malah di bilang mendung." "Tuh mendungnya ada di muka kamu," Nayla menoel-noel pipi Ily. Mengerti apa yang di maksud Nayla, Ily menghempaskan nafas kasar. "Kenapa sih, ada apa? coba sini cerita, jangan di pendam sendiri." "Kak Lian punya pacar." "Haaaahhhhh…." refleks Nayla berteriak sedikit kencang. Dengan cepat Ily menutup mulut Nayla. "Nay, jangan teriak-teriak, kita dilihatin. Kamu ishhh" "Iya-iya maaf, coba cerita gimana kok bisa?" "Nanti saja, aku lagi malas bahas." Ily berjalan menuju dengan cepat menuju kelas. "Ily… tungguin jangan cepat-cepat jalannya." panggil Nayla, namun Ily menghiraukan panggilannya dia tetap berjalan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook