Tragedi

1087 Kata
Tepatnya hari Minggu, hari liburnya orang-orang pekerja, Devan sudah kembali ke aktivitasnya seperti biasa, sudah dari dua hari yang lalu ia keluar dari rumah sakit karena luka yang dialaminya pun tidak terlalu parah. Walaupun hari Minggu Devan tetap bekerja karena di hari liburlah pengunjung lebih banyak dari hari biasanya. Saat ini, ada Rachel yang sedang berkunjung untuk makan di restoran Devan. Rachel yang tahu Devan celaka bahkan sampai masuk ke rumah sakit menuding bahwa Amira penyebab dari semua ini. Bahkan Rachel pun berniat akan membuat perhitungan kepada Amira karena ia tidak terima Devan sampai masuk rumah sakit gara-gara Amira. Apa pun akan Rachel lakukan agar Amira tidak pernah bahagia bersama Devan. "Masih ada yang sakit gak lukanya, Dev?" tanya Rachel dengan wajah cemas dan khawatirnya. Dengan santai Devan hanya menjawab "tidak" Seperti itu lah Devan jika berbicara dengan Rachel, hanya seadanya dan seperlunya. Berbeda saat dengan Amira, Devan menjadi sangat bawel saat berbincang dengan Amira. Mengingat penghianatan yang dulu pernah dilakukan Rachel kepadanya membuat hati Devan sangat hancur, bahkan sebenarnya ia tidak ingin bertemu dengan Rachel lagi. Tapi mengingat mereka menjalin persahabatan sudah sejak lama sedari mereka masih duduk di bangku sekolah SMP, akhirnya Devan membuang egonya jauh-jauh dan tetap menjalani hubungan persahabatan meskipun agak sedikit canggung. Di tengah-tengah kesunyian di bangku yang ditempati Devan dan Rachel karena memang tidak ada yang perlu diobrolkan, tiba-tiba Amira datang memecah keheningan di antara mereka berdua. "Halo guys, kok pada diem-dieman gini sih?" tanya Amira dan membuat Devan dan Rachel kaget. Devan yang melihat kedatangan Amira menjadi sumringah berbeda dengan Rachel, mukanya langsung berubah menandakan bahwa ia tidak suka akan kedatangan Amira. Setelah kedatangan Amira, Rachel lalu berpamitan untuk pulang dengan alasan ada keperluan mendadak. Amira yang heran akan sikap Rachel bertanya-tanya kepada Devan tapi Devan hanya menjawab, "Tidak usah dipikirkan." Akhirnya mereka berbincang sambil menyantap makanan yang telah dipesan Devan untuk Amira. Dan dari kejauhan tampak Rachel sedang memandang kesal kepada Amira. Ternyata Rachel tidak pulang, ia terus memperhatikan kemesraan antara Devan dan Amira. Emosinya kian membara dan tekadnya untuk membuat Amira celaka semakin kuat. Ia mengambil handphone dari dalam tasnya kemudian dia mendial nomor seseorang entah itu siapa. *** Matahari mulai tenggelam perlahan menandakan hari sudah semakin malam, Amira pun berpamitan untuk pulang setelah sekian jam ia berkunjung ke restoran milik Devan. Devan yang ingin mengantarkan Amira ditolak langsung oleh wanita itu karena menurut Amira Devan masih banyak perlu waktu istirahat. "Aku antar pulang ya, Mir?" tanya Devan seraya memohon karena jujur ia khawatir akan kekasih pura-puranya jika pulang sendirian. "Gak usah Devan, aku bisa pulang sendiri aja. Lagi pula belum malem banget dan aku juga kan bawa mobil." Balas Amira sambil memasang senyum yang sangat manis dan menggenggam tangan Devan secara lembut yang membuat Devan hanyut dalam pandangan dan belaian lembut dari Amira. Akhirnya Amira berpamitan untuk pulang karena takut hari semakin malam. *** Di tengah perjalanan di jalanan sepi, mobil yang dikendarai Amira berhenti menandakan ada yang tidak beres dengan mobilnya. Amira turun dari mobil dan mengecek kondisi mobilnya. Ternyata ban mobil belakang Amira kempes karena tertancap paku. Ia bingung dan langsung meraih handphone yang masih berada di dalam mobilnya. Tapi sialnya, handphone Amira mati karena baterainya habis. Amira pun bingung karena tidak ada orang yang lewat di tempat ia berhenti. Tidak berapa lama, muncul dua orang yang menawarkan bantuan kepada Amira, dan dengan senang hati Amira menerima bantuan tersebut. Tapi siapa sangka, dua orang tersebut berniat jahat kepada Amira. Mereka berusaha mencoba menggoda Amira dan ingin melecehkannya. Mengetahui hal tersebut Amira mencoba lari sekuat tenaga tapi terus dikejar oleh kedua orang tersebut hingga akhirnya Amira terjatuh dan berhasil didapatkan oleh kedua orang tersebut. Amira memohon agar orang-orang itu tidak melakukan hal buruk kepadanya, tapi mereka tidak menghiraukannya, dan orang tersebut tetap berusaha menodai Amira. Nasib beruntung menghampiri Amira, datang pria tampan menolongnya dan langsung menghajar kedua orang yang berusaha menodai kesucian Amira. Pria itu adalah Andre. Ya, Andre. Diam-diam ternyata Andre mengikuti ke mana Amira pergi. Tapi di tengah perjalanan Andre kehilangan jejak Amira, sampai akhirnya Andre menemukan mobil Amira terparkir di pinggir jalan tanpa didapati adanya Amira. Tanpa pikir panjang Andre pun langsung mencari keberadaan Amira. Dan usahanya tidak sia-sia, Andre menemukan Amira dengan keadaan yang ketakutan. Dua orang tersebut berhasil dilumpuhkan oleh Andre, ya tentu saja. Untuk Andre dua orang itu tidak ada apa-apanya mengingat Andre adalah atlet taekwondo sabuk hitam dan pernah menjuarai beberapa perlombaan di sekolahnya dulu. Refleks Amira kemudian memeluk Andre dengan erat sambil menangis karena masih ketakutan. Andre pun membalas pelukan tersebut, kemudian Andre pun langsung menggendong Amira ala bridal style dan membawanya ke mobil untuk diantar pulang. Melihat kejadian itu perempuan yang sedari tadi memperhatikan kejadian dari awal mengumpat kesal, dia adalah Rachel. Ya, ternyata Rachel yang merencanakan semua ini. Ia tega menyuruh orang untuk melecehkan Amira karena kebenciannya kepada Amira. Ia kesal, kenapa harus ada yang datang untuk menolong Amira. *** Di kamar Amira, Andre terus memandangi wajah Amira yang tertidur lelap. Dari kejadian mengerikan yang dialami Amira, Andre akan mencari tahu siapa dalang dari semua ini karena sebelum dua orang yang mencoba untuk melecehkan Amira pergi mereka berkata jika mereka melakukan itu karena disuruh oleh seorang perempuan. Andre berjanji, ia tidak akan sedikit pun lengah menjaga Amira bahkan ia akan diam-diam menyuruh beberapa bodyguard untuk menjaga dan mengawasi Amira ke mana pun Amira pergi. Mengingat Andre takut kejadian serupa akan terulang kembali. Pagi hari pun tiba, Amira tersadar dari tidurnya semalam dan mendapati ada seseorang tidur di sofa kamarnya. Saat dilihat ternyata Andre, Andre menjaga Amira tidur semalaman ini. Amira menghampiri Andre dan menatap wajah teduh Andre saat tidur. "Ternyata Andre ganteng juga ya, sepertinya orangnya juga baik. Untung saja semalam ada dia yang menolongku, kalau tidak gak tau gimana nasibku sekarang," batin Amira sambil memandangi wajah Andre yang sedang tertidur. Saat tau Amira menatapnya, Andre pun membuka matanya dan terbangun. Sontak Amira kaget bukan kepalang, ia malu karena ketahuan sedang memperhatikan Andre yang sedang tidur. Andre hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan Amira. Amira yang salah tingkah lalu pergi meninggalkan Andre. "Duh gimana nih, sial banget sih aku ketahuan lagi merhatiin si Andre tidur, bisa-bisa kepedean tuh orang," gumam Amira sembari mondar mandir tak karuan. Tingkah Amira terus gelisah akan kejadian tadi. Ia terus berpikir akan pikiran Andre terhadapnya yang memandangnya sewaktu tidur. Amira tidak mau kalau Andre sampai berpikiran bahwa Amira akan jatuh cinta dan tertarik kepadanya karena ia telah menolongnya dari kasus pelecehan yang hampir merenggut kesuciannya. Amira berpikir akan menemui Andre untuk mengucapkan kata terima kasih dan menjelaskan kesalahpahaman tadi kepada Andre. Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN