First Date (2)

1233 Kata
“Oh iya, selfie yuk!” ajak Liora. “Ayo!” Liora mengambil ponselnya, lalu menyiapkannya untuk berfoto bersama Gerald. “Yuk!” Mereka berdua kemudian langsung berfoto dengan penuh senyuman. Namun mereka hanya bisa berfoto biasa, tidak terlihat romantis, dikarenakan Gerald yang menderita gynophobia. “Lihat!” ucap Gerald. Mereka berdua lalu tersenyum senang melihat hasil foto mereka yang sangatlah bagus. “Bagus! Kirimin ke aku ya! Sekalian stock foto kamu, kirimin ke aku semuanya!” “Hmmm? Buat apa?” “Ya pengen aja. Emang salah kalau aku pengen foto kamu? Aku kan pacar kamu.” Liora tersenyum. “Yaudah, kamu juga kirimin stock foto kamu ke aku semuanya!” “Oke.” Gerald pun tersenyum. “Yaudah ayo!” Mereka berdua kemudian langsung bertukar saling mengirim stock foto masing-masing. “Udah tuh, semua foto aku udah aku kirimin ke kamu.” ucap Liora. Gerald terdiam, sembari menatap seluruh foto Liora. “Yang, kok diem sih?” “Ini cewek satu cantik banget sih! Nggak bosen banget buat terus dipandang.” “Itu efek, jangan terpesona sama efek.” “Mau orangnya asli, mau foto pake efek, tetep aja sama, sama-sama cantik.” “Iiihh ayang kamu gombal mulu.” cengir Liora. “Hahaha.” Gerald tertawa. “Oh iya, kamu udah ngerjain PR matematika belum?” “Astaga! Belum!” Gerald mendadak terkejut ketika menyadari jika dia belum mengerjakan PR matematika. “Ih! Kok belum? Tadi kamu nyuruh aku buat langsung ngerjain PRnya sepulang sekolah, kenapa kamu sendiri belum ngerjain?” “Aku,” “Apa?” “Aku lupa, soalnya sepulang sekolah aku nggak langsung pulang ke rumah.” “Emang kamu ke mana dulu?” “Aku terapi dulu ke psikiater, pulang nyampe rumah sore banget hampir malem. Terus aku ketiduran setengah jam, habis itu aku lupa kalau ada PR.” “Ish! Yaudah yuk pulang! Kerjain PRnya! Dikumpulin besok loh.” “Yah! Masa pulang? Kita kan baru nyampe yang.” “Ya salah sendiri kamu belum ngerjain PR.” “Kan ada kamu, aku nyontek ke kamu aja ya?” “Nggak mau! Enak banget nyontek! Aku udah ngerjain cape-cape kamu enak banget nyontek.” “Ish! Pelit banget sama cowok sendiri.” “Meskipun kamu cowok aku, aku nggak mau ngasih contekan ke kamu. Usaha sendiri dong!” “Yang, jangan gitu dong!” “Udahlah, ayo kita pulang! Supaya kamu bisa ngerjain PR langsung, keburu malem.” “Yaudah deh, iya kita pulang. Tapi kita makan malem bareng dulu ya?” “Ah lama! Keburu malem.” “Yang, ini baru jam 7, belum terlalu malem. Jam 8 lebih juga pasti kita bisa selesai. Ayolah! Makan malem dulu, baru habis itu kita langsung pulang, yah?” Liora terdiam sejenak. “Yaudah deh. Mau makan di mana emang?” “Kamu maunya di mana?” “Terserah kamu mau di mana aja.” “Kamu maunya makan apa?” “Terserah.” “Yang aku nanya loh, kamu mau makan apa? Kok terserah terus sih jawabnya?” “Aku maunya makan kamu! Ya terserahlah, mau ajak aku ke mana terus makan apa itu terserah kamu, aku ngikut aja.” “Hadeehh dasar cewek!” ucap Gerald dalam hati. “Kok kamu malah diem? Buruan! Kemaleman loh nanti.” “Kalau kita makan sate di pinggir jalan kamu mau nggak? Biar cepet, biar bisa langsung pulang.” “Gas.” “Yaudah ayo!” “Yuk!” Mereka berdua kemudian kembali menuju mobil, setelah itu langsung melaju mencari tukang sate di pinggir jalanan. Hanya dalam waktu yang singkat, mereka langsung menemukan tukang sate yang berada di pinggir jalanan yang ramai. “Nah, itu tukang sate yang!” ucap Liora sembari menunjuk tukang sate yang berada di depan mobil. “Oh iya.” Gerald lalu langsung menghentikan mobil di dekat warung tukang sate tersebut. Setelah itu dia dan Gerald langsung pergi ke warung tersebut. “Pak.” “Iya gimana A?” “Pesen sate dua porsi sama nasinya juga ya? Makan di sini.” “Minumnya mau apa?” “Es teh aja.” “Oh siap. Ditunggu dulu ya!” “Iya Pak.” Setelah memesan, mereka berdua langsung duduk lesehan. “Kamu nyebelin banget sih!” ucap Liora. “Apa? Kok tiba-tiba ngomong gitu?” “Kamu pake acara lupa ngerjain PR segala, jadinya harus buru-buru pulang.” “Ya kan aku lupa, mau gimana lagi? Kamu juga nggak mau nyontekin aku. Kalau kamu mau ngasih aku contek, kita masih bisa berduaan lama kok.” “Ish! Kamu kan cowok pinter, masa kamu minta contekan sih? Lagian aku juga mau tahu, di antara kita, siapa yang nilainya paling tinggi besok?” “Terus, kalau udah keluar nilainya, mau ngapain? Aku juga kalau nggak lupa, nggak bakal aku minta contek ke kamu.” “Kenapa sih kamu minta contek? Emang kamu nggak bisa ngerjain soalnya?” “Bisa, cuman kalau kemaleman, aku males, pengennya nyalin doang aja.” “Jangan gitu ih! Masa punya cita-cita jadi Dokter, tapi malesan.” “Iya-iya.” Beberapa menit kemudian, sate pesanan mereka tiba. “Silahkan A, Teh.” “Makasih Pak.” balas Liora. “Foto dulu.” Gerald bergegas untuk mengambil foto makanan tersebut, namun dengan cepat Liora merebut ponsel Gerald dan menaruhnya di meja. “Nggak ada foto-fotoan! Buruan makan, habisin! Terus kita langsung pulang!” “Astaga Yang kan cuma foto sebentar, nggak bakalan ngabisin waktu lima menit.” “Cepetan! Makan!” Gerald menghela napas panjang. “Iya-iya.” lalu langsung menyantap makanannya. Liora menatap Gerald sejenak, kemudian langsung menyantap makanannya juga. Setelah mereka selesai makan, mereka langsung bergegas pulang. “Ngebut!” ucap Liora. “Nggak! Ngapain ngebut?” “Ya biar cepet nyampe! Buruan ngebut!” “Nggak mau! Santai aja dong yang! Pelan-pelan, biar selamat.” “Mau pelan, mau ngebut, kalau udah dipanggil Tuhan mah ya bakal pergi.” “Kamu kenapa sih? Perasaan dari tadi sensian terus. Lagi dapet ya kamu?” “Kalau iya emang kenapa?” “Oh, pantesan. Kayaknya aku salah waktu deh, ngajak kamu pas kamu lagi PMS.” “Ah bacod!” “Segitunya ya cewek kalau lagi PMS. Baru first date sama cowok barunya aja, udah langsung berani kayak gini.” “Ya terus aku harus malu-malu gitu? Mentang-mentang kamu cowok baru aku? Ih alay banget!” Gerald terkekeh melihat tingkah Liora yang rupanya terbawa suasana karena sedang mengalami PMS. “Ngapain ketawa? Nggak ada yang lucu.” “Yaudah aku diem.” cengir Liora. Setelah melewati perjalanan dalam beberapa menit, sampailah mereka di depan gerbang rumah Liora. “Udah nyampe.” ucap Gerald. Liora menatap Gerald sejenak. “Makasih ya buat first datenya sayang.” “Wih! Udah adem lagi nih, perasaan tadi panas.” “Iihhh!” Liora mencubit Gerald. Sontak, Gerald langsung jantungan karena disentuh Liora. “Eh! Sayang maafin aku.” “Nggak apa-apa nggak apa-apa.” Gerald dengan cepat mengatur kembali napasnya agar kembali tenang. Setelah napasnya kembali berdegup tenang, dia langsung tersenyum kepada Liora. “Udah, aku udah baik-baik aja kok.” “Yaudah, kalau gitu aku pulang duluan ya. Kamu hati-hati di jalan, sampe di rumah nanti, langsung kerjain PRnya!” “Siap cantiku.” balas Gerald dengan lembut. Liora tersenyum. “Yaudah, dadah.” lalu melambaikan tangan kepada Gerald, setelah itu keluar dari mobil Gerald. Gerald pun melambaikan tangan kepada Liora, lalu langsung melaju pulang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN