VM ENTERTAINMENT

1437 Kata
Paman Lay turun ke bawah, menyaksikan aku dan Louis yang tengah sibuk berbicara. Dia menatap ke arahku, dan mulai bertanya. “ apa yang kalian bicarakan?” tanyanya, yang seketika membuatku dan Louis berhenti berbicara. Paman menghampiriku, Kami bertiga sekarang berdiri di teman samping kolam renang. Namun aku menjawab pertanyaan paman dengan santai. “ ahh tidak paman, aku hanya menanyakan soal luka Louis” jawabku. Aku membalikkan badanku dan mulai melangkah ke arah dalam. Paman Lay menyentuh pundakku, “ jangan pernah berbohong pada paman” katanya sambil melirik. Dia, tidak akan bisa di perdayai. Aku selalu belajar cara memercayai orang lain dari paman. Bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang itu tulus dengan hanya melihat dari mimik mukanya. Lalu dia mengarahkan bola matanya ke arah Louis, “ apa yang kalian sembunyikan dari paman?” katanya. Aku menjawab dengan lebih tenang, “ Bukan apa-apa paman” ujarku sembari menurunkan tangan paman Lay dari pundakku. Ku langkahkan kakiku lagi ke depan, “ Apa ini soal Zacklee?” Ucapnya. Hal itu sontak membuat langkahku terhenti. Ku balikkan badanku lagi ke arahnya, kami saling berhadapan. “ apa Zacklee mengganggu kalian?’ tanyanya. Louis melangkahkan kakinya ke paman Lay, kali ini dia yang menyentuh pundaknya. “ mengapa paman mengetahui soal ini?” Tanya Louis. “ aku tak masalah jika paman menganggapku berbohong, tapi siapa yang mengatakan soal Zacklee kepada mu?” Kataku dengan nada sedikit tinggi. Ku pikir rahasia soal rencanaku untuk membalas dendam kepada Zacklee hanya akan tersimpan rapi karena hanya aku dan Louis yang mengetahui. Tapi paman Lay, mengapa dia mengetahui soal itu. Jadi dia memendam rahasia ini di penjara? Kini kedua mataku menatap tajam paman Lay yang berada tepat di hadapan ku. Louis pun sama halnya, dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari paman Lay. Kami duduk bertiga di gazebo yang tersedia di taman sambil menikmati soju. Jariku tak bisa berhenti untuk ku mainkan di meja gazebo. Aku menuang soju ke gelas paman Lay dan ku taruh botol soju itu dengan keras hingga suaranya terdengar. “ Bagaimana paman bisa tau soal ini?” Tanyaku pada paman sambil menyorotinya. “ Kita nikmati saja soju ini” jawabnya tenang. Aku mengangkat alis kananku, “ bukankah tak nikmat jika aku meneguk soju tapi belum mengetahui soal ini?” Ucapku. Louis mulai menuang soju dan meneguknya, “ bukankah aku sudah menikmatinya? jadi apa? ayo katakan saja paman” katanya yang mulai tak sabar. Paman Lay menghela nafas, dia meneguk soju itu. “ apa kalian ingat saat pertama kali kalian datang ke rumah?” Aku dan Louis saling menatap, “ Paman menunjukkan sebuah berita yang tersebar di ponsel kan? bahkan aku sempat menyimpan berita itu.” imbuhnya. Dia mulai mengecek ponselnya yang selama Bertahun-tahun itu tak ia gunakan. Hal yang ingin dia cari adalah berita itu. “ aku menscreenshoot beritanya. Apa kau ingat Irene?” Tanyanya sambil menggeser ponsel itu ke hadapanku. Mataku menatap ponsel miliknya yang sekarang berada di hadapanku. Lalu ku rampas ponsel itu dan mulai membaca ulang beritanya. Louis terlihat penasaran. seusai k*****a, aku memberikan itu pada Louis. “ berita yang kau berikan pada kami saat menunjukkan kamar bukan?” celetuk Louis. “ ya, apa kau mengingatnya?” kata paman. “ Lalu di manakah kau mengetahui soal Zacklee ini?” Tanyaku sambil menjetikkan jariku ke gelas berkali-kali. Paman Lay mulai bercerita soal mengapa dia sangat mengetahui soal ini. Saat itu, aku dan Louis masih terlalu dini untuk membicarakan soal rencana pembalasan dendam itu. Kala itu aku sempat tak percaya soal berita yang di ajukan oleh paman Lay kepadaku. Berita yang mengatakan bahwa ayah frustasi terhadap kehidupannya sendiri. Berita yang seolah-olah mengatakan bahwa ayah yang membunuh keluarganya, padahal itu sama sekali tidak benar. Aku sempat syok mendengar kabar itu, sempat emosional terhadap semua keadaan. Bahkan aku sampai takut melihat dunia luar yang begitu kejam dan tak mengenal adab. Dan saat paman Lay keluar dari kamar, rupanya dia tak benar-benar keluar dari kamar itu. Katanya, dia melihat kejanggalan dari wajahku dan wajah Louis. Seakan kami mengetahui sesuatu. Di situlah dia mendengar soal rencana ku dengan Louis. Dia menguping di kamar saat aku dan Louis berbicara soal kematian ayah, Dan paman Lay juga tak pernah percaya bahwa ayahku yang melakukan itu semua. “ seperti itulah aku mengetahuinya. Aku memang selalu tak percaya bahwa ayahmu sekejam itu. Karena aku tahu persis bagaimana dan seperti apa ayah kalian” Katanya pelan. “ itulah mengapa, selama berhari-hari aku bolos bekerja dan menonton televisi. Karena aku benci melihat berita yang menyebar di luar sana” ucap paman. “ Ingat Irene, Ingat Louis! siapa orang yang tak mengenal ayahmu sampai sekarang. Mungkin orang-orang di luar sana akan mengingat ayahmu sebagai psikopat, pecundang, atau laki-laki b******k karena membunuh keluarganya sendiri hanya karena alasan frustasi. Mengapa mereka mengingatnya? Karena kejadian itu adalah kejadian tragis sepanjang sejarah selama beberapa tahun terakhir” tegasnya memberi penekanan. Aku dan Louis mulai membisu, “ itulah sebabnya, aku harus ikut andil jika kalian memang memiliki rencana balas dendam. Jangan menyembunyikan apapun soal ini” Ketusnya. Louis terus memandangi berita yang tersimpan di ponsel paman Lay. Dia terfokus pada sesuatu yang tertera di berita itu. “ hei bodoh, apa yang kau lakukan?” sentakku mengejutkan Louis. Louis menggeser ponsel paman Lay ke hadapanku. “ lihat siapa yang meliput berita bodoh itu?” Aku mengernyitkan keningku di saat aku membaca ulang beritanya. Louis memperbesar layar, dia menunjukkan sesuatu yang juga membuatku salah fokas. “ VM entertainment?” Lirihku sambil menghadap ke arah Louis. Paman Lay merampas ponselnya, dia pun turut melihat ulang artikel itu lagi. “ apa maksudnya VM entertainment?” “ jadi perusahaan Vincent morgant yang terang-terangan meliput berita b******n itu ya?” kataku yang mulai emosi. “ Irene jika perusahaannya yang membuat berita palsu seperti itu, berarti ada kemungkinan Vincent bekerja sama dengan Zacklee untuk membuat berita palsu itu?” Ucap Louis. Tanganku mulai mengepal, “ Lalu mengapa Vincent ingin menghancurkannya? jika dia sudah bekerja sama dari dulu?” “ apa mungkin Vincent Morgant mengelabui mu Irene? Louis, ini adalah hal yang harus kita cari tahu” Celetuk paman Lay. Louis menganggukkan kepalanya, “ baik. Aku akan mencari tahu soal itu” “ Tapi sebelumnya apa yang kalian bicarakan tadi berdua?” tanya paman Lay penasaran. “ Zacklee akan mengadakan pertemuan dengan teman-teman sekolahnya dulu. Ngomong-ngomong dia akan bertemu dengan Vincent. Dia juga teman sekolahnya” Ungkap Louis. “ Jadi Vincent dan Zacklee adalah seorang teman?” Kata paman Lay yang terbelalak. “ mereka adalah saudara, tapi mereka saudara tiri” Jawabku sambil mengotak-atik kukunya. Aku menunjukkan sebuah Video yang di dalamnya berisi tentang Vincent dan Zacklee. Soal mereka yang membunuh orang tuanya. “ lihatlah dua saudara itu, mereka saling membunuh orang tua mereka” Ucapku sambil bergelak. Paman menonton Video itu dengan teliti, dia mulai menyusun rencana untuk kedepannya. “ Ayo sebar Video ini saat acara itu” Ujarnya. Louis mengedepankan tubuhnya ke arah paman. “ apa? secepat itu?” Ponselku berdering dengan nyaring, mengganggu suasana yang cukup serius itu. Panggilan itu berasal dari Tiffany. Aku me-loadspeaker suaranya karena paman dan Louis juga penasaran. “ halo halo, apakah ini keponakan Tiffany?” Ucap seseorang yang di duga bukan seprang Tiffany itu. “ ya, siapa kau?” ucapku yang mulai serius. “ ga-gawat” Jawabnya terbata-bata. Membuatku, Louis, dan paman saling menatap satu sama lain. *** Setelah panggilan suara itu, Irene tiba di rumah Tiffany. Irene, Louis dan paman Lay berlari dengan kencang ke rumah Tiffany. Nampak Tiffany tengah pulas dan berada di pangkuan kedua temannya. “ I-Irene mengapa kau yang datang kemari?” Ucap salah seorang teman yang satu pekerjaan dengan Irene dan Tiffany. “ a-aku keponakannya” lirihku. Tiffany terlihat pucat, seluruh badannya dingin. Seisi mulutnya di penuhi dengan busa. Matanya tak mau terbuka. Ada apa dengan Tiffany? mengapa dia mulai tak berdaya seperti ini? Paman mendekat ke arah Tiffany. Dia meraba pergelangan tangan dan mengecek detak nadinya. Kemudian paman menatap ke arah Louis, Louis tampak mengerti dengan apa yang terjadi walau dia hanya mengamati sorot mata paman. “ bagaimana? apa yang terjadi padanya?” Ucap teman Tiffany yang sudah mulai panik itu. Paman mengambil botol obat penenang yang tergeletak di atas ranjang Tiffany, dia mengamati botol itu lagi. “ apa yang terjadi padanya tuan?” teriak teman Tiffany. “ di-dia sudah meninggal” jawab paman terbata-bata. Mata Irene mulai terbelalak lebar, Dia benar-benar tak menyangka bahwa Tiffany akan pergi secepat ini. Louis mendekap kakaknya dari belakang. Teman Tiffany tak kuasa menahan tangisnya. Dia terus menggoyangkan tubuh Tiffany berharap bahwa dia masih hidup. Isak tangis terdengar mengisi kehampaan kamar Tiffany. Irene masih tak bisa mengucapkan sepotong kata untuk mengatasi hal seperti ini. “ berhenti menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dia meninggal karena terlalu banyak meminum obat penenang” Ucap paman Lay.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN