AWAL KEHANCURAN VINCENT

1780 Kata
Persiapan misi baru oleh Irene telah di rencanakan dengan rapi. Kali ini hanya tinggal menjalaninya saja, menunggu Louis mengaktifkan alat sadapnya di telinga. Lalu boom, permainan akan di mulai. Irene dan paman Lay masuk ke dalam mobil Tiffany. Mobil usang yang selama ini jarang di gunakannya akhirnya di kendarai kembali. Tiffany memaksakan dirinya untuk menolong dan ikut serta dalam pembalasan kepada Vincent kali ini. Sekarang mobil itu telah terparkir di depan hotel mewah itu, Paman Lay melacak seluruh cctv yang tersedia di hotel itu. “ Irene, mengapa Louis lama sekali menghidupkan alat itu?” tanya paman Lay sambil mengotak-atik abis laptopnya. “ mungkin dia belum ke kamar mandi dan memasangkan alat itu ke telinganya” jawab Irene. Di sisi lain, Louis masih baru menginjakkan kakinya di dalam hotel. Suasana begitu meriah, semua teman-teman Zacklee terlihat glamor dengan gaya pakaiannya masing-masing. Tidak ada salah dari mereka yang tampil biasa saja dan berpakaian usang. Karena memang sejatinya seluruh temannya berasal dari keluarga kaya dan kini sukses dengan karirnya masing-masing. Pesta akhirnya di mulai, Mc mulai menaiki panggung. Semuanya duduk di tempat duduknya masing-masing. “ selamat malam, teman-temanku sekalian. Apa kau masih mengingatku? aku marcus si jeniuss” Teriak MC dengan sekuat tenaga di atas panggung kehormatan. Suara itu sontak terdengar ke arah luar memasuki telinga Irene, “ Paman pestanya baru saja di mulai” “ Kita harus menyadap cctv ini dengan matang, ada banyak cctv yang terpasang di hotel ini. Tapi karena acaranya di tempatkan di lantai paling atas, jadi Louis hanya perlu melewati 5 cctv dari tempat ke kamar mandi” Kata paman Lay. “ Irene, segera kirim pesan kepada Louis. Untuk selalu bersikap tenang ketika ia pergi ke kamar mandi. Aku akan menghitung jumlah cctv yang terpasang di tempat pesta itu” perintah paman Lay yang terlihat serius. Irene mengangguk dan segera berkutat dengan ponselnya, “ LOUIS SELALU BERSIKAP BIASA SAJA KETIKA KAU KE KAMAR MANDI. ADA 5 CCTV YANG TERPASANG DARI TEMPAT PESTA HINGGA KE KAMAR MANDI ITU” Ketik Irene Louis telah peka bahwa notifikasi yang berdering di ponselnya adalah notifikasi dari Irene. Dia membuka pesan itu secara diam-diam. Dan Vincent terus saja menatap ke arah Louis dengan curiga. Irene selalu memperingatkan untuk selalu hati-hati dan waspada. Karena ada dua kemungkinan celah yang bisa menggagalkan rencana kita. Yaitu ketika Steve ikut dan mencurigai Louis, lalu ketika Vincent mencurigai dan membuntuti Louis. Louis mencuri-curi pandang ke arah Vincent. Dia kali ini tak akan lengah dalam menghadapi suasana apapun. Louis mencari kesempatan, untuk membuat Vincent tak membuntutinya dari belakang. “ Apakah kalian semua bersedia untuk mengisi acara kosong pada acara kita ini? Kita sambut penampilan menarik dari Vincent Morgant, Bintang kelas kita... tepuk tangan yang meriah untuk Vincent” Teriak MC memanggil nama Vincent untuk mengisi kosongnya acara. Akhirnya hati Louis lega, dia menjadikan itu sebagai celah untuknya pergi ke kamar mandi dan memasang alat di telinga nya. Sebelumnya, Louis telah memiliki alat yang sering ia gunakan di telinga untuk berkomunikasi antara pengawal Zacklee yang satu dengan lainnya. Tapi dia ingin mencopot alat itu dan menggantinya dengan alat yang di berikan oleh paman Lay untuk saling memberitahu informasi soal rencana ini. Dia mulai melangkahkan kakinya pergi ke kamar mandi setelah kaki Vincent di tapakkannya ke atas panggung. Vincent tak menyadari dengan kepergian Louis yang sedari tadi ia pantau keberadaannya. Louis telah tiba di kamar mandi setelah melewati 5 cctv, Ia mencopot alat komunikasi yang ia gunakan ke telinga dan menggantinya dengan alat pemberian dari pamannya. “ halo paman, kau bisa mendengarku?” bisik Louis pelan-pelan sambil memantau keadaan sekitar. Paman Lay menjawab sapaan dari Louis di luar hotel, “ Louis aku mendengarmu. Bagus nak! tetap berjalan seperti biasa agar tidak ada seorang pun yang mencurigaimu” Louis menjawab sambil memegangi alat itu, dia mengangguk tanda mengerti.” baiklah paman” “ Louis, kau tau kan apa yang harus kau lakukan setelah ini?” tanya paman Lay meminta kepastian dari Louis. Louis mengangguk serius, “ Aku mengerti apa perintahmu” Paman Lay dan Irene mendengarkan perkataan Louis dengan sangat teliti, “ Keluar dari kamar mandi sekarang” perintah sang paman. Irene memantapkan dirinya untuk menjalankan rencana. Kali ini dia berpenampilan berbeda dengan Irene yang di kenal tomboi seperti biasanya. Tiffany menyulap penampilan Irene menjadi lebih feminim dengan riasan yang dapat merubah bentuk wajahnya. Tidak akan ada orang yang mengenali Irene, Dia bahkan rela mengenakan silikon di area p****t dan payudaranya untuk memperbesar volume. Jadi tidak ada orang yang akan menyangka bahwa dia adalah Irene si tomboi dan rupawan seperti layaknya mafia, karena dia sekarang berubah menjadi Irene yang seksi menyerupai bibinya. “ bibi, apa riasan di wajah ku tidak akan copot?” tanya Irene pada Tiffany yang mengambil alih kemudi. “ tenang saja, semua aman” Jawab nya pelan. “ Irene, Tempat untuk mematikan lampu itu ada di lantai paling atas. Posisinya berdekatan dengan tempat pesta. Jika kau ingin memadamkan semua lampu di hotel kau harus melihat ke sisi lain dulu, jangan sampai ada orang yang lalu lalang. Lalu aku akan menyadap cctv yang berada di ruang listrik itu, aku akan mematikan cctv nya” Ucap paman Lay. Irene mengangguk-angguk mengerti soal perintah dari pamannya. “ aku akan masuk dulu” Paman Lay meneluk pundak Irene dan memberi semangat, “ ayo kerja keras, semoga berhasil” dan Irene lagi-lagi mengangguk. *** Louis mulai keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk melakukan alur rencananya. Rencana kali ini adalah membuka pintu tempat pesta yang terkunci rapat. Dia mencari celah untuk membuka pintu yang di jaga oleh dua bodyguard itu. Seorang pelayan tamu, membawa beberapa gelas air dengan nampan di tangannya. Dia mencoba melewati pintu itu, Otak bulus Louis bekerja. Dia akan menggunakan pelayan itu sebagai celah. Louis berjalan menghampiri pelayan tamu, Dia mencoba untuk menjatuhkan minuman itu secara sengaja. Mengalihkan pandangan kedua bodyguard dan tangannya akan mencoba meraba pintu dan membuka kuncinya. Kunci asli berada di tangan sang bodyguard, lalu kunci yang oleh Louis akan di jadikan sebagai alat adalah kunci yang biasa di gunakan untuk membobol pintu secara ilegal. ctasss Beberapa gelas jatuh ke bawah setelah Louis menabrakkan dirinya kepada pelayan. “ maaf nona, aku tidak sengaja” ucap Louis kepada pelayan itu. Bodyguard itu menyapa Louis, “ Tuan, apa anda tidak apa-apa?” tanya nya Louis memulai dramanya, “ A-aku tak apa, hanya saja penyakit jantungku mulai kambuh setelah mendengar suara gelas itu terjatuh” ucap Louis. “ a-aduh,” kata Louis sembari mengambil kesempatan untuk menyenderkan tubuhnya ke pintu. Satu bodyguard itu menolong sang pelayan untuk membersihkan serpihan gelas yang pecah. Sedang bodyguard lain menolong Louis yang kesakitan. “ apa perlu aku panggil kan ambulance tuan?” Ucap si bodyguard. “ ti-tidak, kau lihat di sana. Dia adalah tuanku, kalau kau mau kau bisa panggilkan dia untukku” jawab Louis sambil menunjuk ke arah yang bukan Zacklee. Bodyguard itu memalingkan wajahnya ke arah yang tunjuk oleh Louis, sedang tangan kanan Louis mulai mengotak-atik lubang pintu dengan kunci ilegalnya. “ Dimana tuan?” tanya bodyguard itu panik. “ di-di situ” jawabnya sambil menunjuk ke arah yang tidak jelas. Bodyguard itu kebingungan karena Louis terus menunjuk ke arah yang berbeda. Louis terus memaksakan diri untuk membuka pintu itu. cklek Suara itu membuat hati Louis bergetar bahagia, Pintu ruangan pesta dengan mudahnya terbuka. Membuat Louis menghentikan sandiwaranya. “ ka-kalau kau tak keberatan berikan aku air” Sang bodyguard mengangguk dengan mudahnya, dia memberikan Louis sebotol air. Kemudian Louis pergi menjauh dengan langkah tertatih-tatihnya yang pura-pura. “ halo irene, aku sudah berhasil membuka pintu itu” bisik Louis lewat alat komunikasinya sambil memasang smirk di wajahnya. Irene berhasil memasuki hotel, Namun sebelumnya dia memesan kamar paling atas sebagai drama dan agar dia tidak di curigai oleh oknum-oknum yang akan mengecek perkara yang akan ia buat nanti. Dia menaiki lift untuk pergi ke lantai paling atas. Sebuah kode masuk dari Louis, dia berkata bahwa pintu berhasil di buka. Irene mengangguk sambil melaksanakan tugasnya. “ Irene di tiap sudut ruangan akan ada cctv yang mengawasimu, di depan kamar juga cctv akan selalu mengawasimu” Ucap paman Lay lewat alat komunikasi. Irene membatukkan dirinya sebagai tanda bahwa dia mengerti. “ baik jika kau sudah sampai di lantai atas dan kau hendak pergi ke ruang listrik kau harus melihat situasi dulu” Imbuh paman Lay, dan Irene mulai terbatuk lagi. Irene telah keluar dari lift, Dia membuka telepon nya untuk mengirim pesan pada paman nya. Karena jika dia berbicara lewat alat komunikasi itu, polisi akan mrncurigai Irene atas sikapnya yang berbicara sendirian tanpa adanya lawan bicara. “ AKU SUDAH KELUAR DARI LIFT, SEBENTAR LAGI AKU AKAN ADA DI RUANG LISTRIK ITU” ketik Irene seolah dia tengah memainkan ponselnya. “ Oke, sebelah kanan dan kirimu semuanya ada cctv. Berjalanlah seperti biasanya, aku akan memberi tahumu jika sudah tidak ada di sekitar lantai atas” Irene terus berjalan dengan santainya seolah di sedang mencari kamar tidurnya, “ Kau sebaiknya masuk ke kamarmu terlebih dulu. Karena setelah ini aku akan mematikan cctv di lantai atas agar polisi tidak mencurigaimu ketika mereka melakukan penyelidikan” Irene mendengarkan perintah dari paman Lay, dia mulai masuk ke kamarnya. Kemudian dia masuk ke kamar mandi agar dia bisa leluasa berbicara lewat alat komunikasi itu dengan paman nya. Karena kamar mandi adalah salah satu tempat yang tidak di pasangi cctv oleh pihak hotel. “ halo paman, bagaimana?” Ucap Irene menanyakan kondisi. “ setelah aku memulai aba-aba, aku akan mematikan cctv di kamarmu, dan seluruh cctv yang terpasang di depan kamar lantai atas. Kau bisa leluasa pergi ke ruang listrik itu dan mematikan semua lampu hotel. Jangan lupa pakai sarung tangan, agar tidak ada jejak. Hilangkan setiap kabelnya agar aparat keamanan yang bertugas menjaga hotel itu kesulitan dan demi mengulur waktu” Kata paman Lay memberikan peringatan. “ baik paman, aku paham apa maksudmu” Jawabnya. Paman Lay terus memastikan agar tidak ada orang yang berdatangan ke lantai atas. Situasi kini membaik, tidak ada siapapun yang lalu lalang. “ Irene, sekarang!” Perintah paman Lay dengan tegas sambil menekan tombol dan mengatur cctv agar cctv itu tidak bekerja. Irene menajamkan pandangannya, dia memasang sarung tangan di tangannya. Paman Lay dan Tiffany memantau Irene dengan cermat lewat laptop itu sambil menggigit jarinya. Suasana mulai serius setelah rencana ini benar-benar terlaksana. Irene berlari memasuki ruang listrik itu. Mengendap-endap walau tak ada seorang pun yang berjaga di ruangan itu. Irene memutus kabel itu satu persatu, semua menjadi gelap gulita. Paman Lay dengan spontan berteriak girang karena Irene berhasil menjalankan rencananya. Irene tersenyum setelah semua ruangan menjadi gelap gulita, “ Vincent, ini awal kehancuranmu” gumamnya dalam hati. “ Paman aku berhasil” Kata Irene berbisik di alat itu. “ oke, lanjut untuk rencana selanjutnya. Louis bersiaplah untuk menjebak Vincent” Perintah lagi paman Lay. Lalu keduanya mengangguk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN