Paman Lay dan aku keluar dari gedung Vincent lalu memberhentikan taksi. Aku mengucapkan banyak kata terimakasih kepada paman yang selalu membantuku akhir-akhir ini.
Aku juga merasa lega, akhirnya yayasan itu telah menjadi milikku seutuhnya. Tapi sesuai rencanaku, Aku tidak akan membuat yayasan itu jatuh menjadi atas namaku. Aku akan membuat yayasan itu menjadi atas nama bibiku Tiffany.
Sebagai jaga-jaga, Ketika Vincent mulai ingin bekerja sama dengan Zacklee dan membocorkan siapa pemilik asli dan perebut aset miliknya. Aku akan menjebaknya, membuatnya dan Zacklee berpisah menjadi dua kubu.
Sangat ku sesali, mengapa aku harus bisa berhadapan dengan orang licik seperti itu. Tapi aku tidak akan kalah. Aku akan menjebloskan Vincent ke dalam penjara, Aku muak dengan segala sandiwaranya.
“ Paman, aku sangat berterimakasih kau selalu menolongku” Ucapku pada paman.
Paman mengambil sebatang rokok dari kantongnya, Dia menawarkan benda itu padaku. “ Kita memang harus seperti itu Irene. Paman tidak akan membiarkan mu menghadapi orang seperti itu sendirian” ucap paman Lay, sambil menghisap rokoknya.
“ hmm ya ya, aku mengerti” jawabku seraya membakar ujung rokok itu.
Pak sopir berdehem dengan kencang, “ Maaf tuan, dan Nona tidak boleh merokok di dalam taksi” Katanya melarang kami.
Aku mengangkat kakiku dan menyenderkannya ke kursi depan, “ Bukankah kau mendengar sebuah peribahasa, kalau penumpang adalah raja. Jadi terserah penumpang saja” ujarku.
Sopir itu menjawabku, “ Aku tidak pernah mendengar peribahasa tentang penumpang adalah raja. Aku lebih sering mendengar peribahasa bahwa tamu adalah raja” Ocehnya.
Aku menguap dan menghiraukan ocehan sang sopir taksi, “ terserah kau saja” ucapku. Sedang paman Lay hanya tertawa tipis.
***
Pagi hari telah berlalu, semua berjalan dengan baik hari ini. Louis terus mengawal Zacklee kemanapun ia pergi. Sekarang, saatnya kembali pulang. Pulang ke rumah megah Zacklee lagi dan tidur di paviliun.
Besok adalah puncak, Dimana rencana kedua Irene akan di mulai. Louis tak henti-hentinya memikirkan misi untuk nya. Tak boleh ada lagi yang gagal, semua harus berjalan sukses.
Mobil Zacklee telah terparkir dan memasuki halaman rumahnya. Steve berdiri di lantai atas. Dia menenangkan dirinya sembari menikmati bintang dan angin sepoi-sepoi yang berhembus di malam hari.
Pandangan matanya teralihkan setelah melihat mobil ayahnya tiba. Semua pengawal turun dari mobil satu persatu. Kedatangan Louis menyihir mata Steve yang kehadirannya memang di tunggu-tunggu. Itu artinya Irene telah pulang ke rumahnya?
Zacklee masuk ke rumahnya, Steve turun ke bawah dan menunggu Louis di taman. Taman adalah jalur satu-satunya yang di lewati oleh Louis untuk menuju ke paviliun.
Akhirnya bayangan Louis mulai terlihat, Steve menajamkan matanya saat menatap Louis yang perlahan-lahan mulai mendekat ke arahnya. Namun, Louis hanya menatap tajam matanya saja, Dia melangkahkan kakinya melewati Steve seolah tidak ada orang di sana.
Steve menepuk pundak Louis dari belakang, Louis menghentikkan langkahnya setelah mendapat sentuhan itu. “ Louis..” panggil Steve dari belakang.
Louis membalikkan badannya menghadap ke arah Steve, Dia hanya mengangkat alis kanannya. “ apa kau berpura-pura sakit hanya untuk mendapatkan perhatian dari Irene?”
Louis membalas ucapan Steve dengan kekehan, Dia memasukkan tangannya ke saku celananya dengan gaya. “ Jika iya, apa masalahnya?”
Steve mengernyitkan dahinya, “ sudah kuduga, kau adalah tipe pria yang suka mencaro perhatian” Sahutnya sambil bergelak.
“ apa kau memiliki hak untuk mengatur Irene mendekati siapapun?” tanya Louis.
“ Sebaiknya kau sadar diri, Kau bukan pacarnya. Berhenti bersikap posesif, aku yakin Irene tidak menyukai itu” imbuhnya santai.
Tiba-tiba ny.Zoe berteriak memanggil Steve untuk makan malam, Suara teriakan itu membuat keduanya mengalihkan pandangan ke arah dalam. “ pergi makan malam, dan berhenti mengurusi Irene” ketus Louis kemudian pergi meninggalkan Steve.
Zacklee dan ny.Zoe telah duduk di ruang makan untuk makan malam. Keduanya menanti kedatangan putranya Steve. Di samping itu, Zacklee memang harus mengumumkan sesuatu kepada keluarganya.
Steve duduk dengan komuk datar, para pembantu menyiapkan piring dan sendok yang akan di gunakan oleh majikan mereka. Zacklee mulai melontarkan kata-kata untuk membuka obrolan.
“ aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian” ucapnya.
Steve dan ibunya mendongakkan kepalanya menghadap ke arah Zacklee. “ apa yang ingin kau katakan?” tanya bu. Zoe sembari mengambil secentong nasi.
Steve terus mendengarkan ucapan ayahnya, “ Teman-temanku akan mengadakan acara pertemuan. Dia menyuruhku untuk membawa keluarga, Aku akan bertemu dengan banyak teman-teman sekolahku besok” ujar Zacklee.
“ jadi kau akan membawaku dan Steve besok?” tanya ny.Zoe
Zacklee mengangguk, “ aku meminta kalian untuk bersiap-siap besok malam”
“ bagaimana jika aku tidak ikut serta?” Celetuk Steve datar.
“ Mengapa, kau tidak mau?” Tanya ayahnya.
“ Aku akan berdiam diri di rumah saja, Lagian tidak ada hal yang istimewa di pesta pertemuan ayah itu kan?” Jawabnya.
Zacklee memasang wajah datarnya setelah mendengar jawaban dari sang putra. Dia kemudian menjatuhkan sendok nya ke piring dengan pelan. “ terserah kau saja” ucap Zacklee yang mulai kesal terhadap putranya.
***
Bintang-bintang bertabur dengan indahnya menghiasi langit malam hari ini. Sepertinya aku memang tidak salah membeli rumah yang begitu megah dan cocok untuk menenangkan diri.
Kini aku tengah duduk bersama paman dan bibi di taman, menikmati angin malam yang berhembus dengan kencangnya sembari membahas misi yang akan di laksanakan esok hari.
“ Aku harus menyiapkan diri untuk melaksanakan misi besok” Ucapku sambil menghisap rokok.
“ misimu pasti berhasil Irene” Jawab Tiffany.
“ Aku tidak mau ada yang gagal” ujarku.
“ Kita harus berhati-hati besok, Restoran itu pasti di tutup. Kunci sukses kita tergantung pada Louis.” Sambung paman Lay.
Aku mengangguk-anggukan kepalaku, “ Ku harap Louis berhasil” jawabku.
***
Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu telah tiba. Hari dimana menjadi hari pembalasan Irene pada Vincent Morgant setelah melakukan perang besar di halaman rumah Tiffany.
Semua rencana harus di pastikan berhasil, Bahkan Louis memantapkan dirinya agar ia bisa membuat rencana kakaknya berjalan dengan lancar.
Beruntung lah, semalam dia sempat menguping pembicaraan Zacklee saat mengajak Steve dan Zoe untuk pergi ke acara reuni nya. Jadi dia tau, bahwa cecunguk Steve tak akan ikut pada hari ini.
Dan ya, tak akan ada pengacau bagi Louis. Baginya jauh dari Steve merupakan nikmat terbesar karena ia bisa merasa lega. Irene juga mengatakan padanya, untuk selalu memastikan bahwa Steve tidak ikut di acara besar ini.
Karena Steve akan selalu mencurigai Louis dimanapun dan kapanpun. Jadi pria itu bisa saja menjadi duri kecil dalam rencana Irene yang telah di susun secara matang.
Zacklee tampak mempersiapkan dirinya di malam yang meriah ini. Seperti biasa, Bukan Zacklee namanya jika tidak berpenampilan necis dan mewah. Bahkan dia menyewa seorang tata busana terkenal untuk membuatkan baju pada istrinya Zoe dalam semalam.
“ kita jalan sekarang” perintah Zacklee pada sang sopir.
***
Vincent Morgant bersiap-siap untuk pergi ke acara reuni. Dia mempersiapkan penampilannya dengan sangat rapi, sesuai dengan imagenya yaitu mewah dan elegant.
Pertemuan besar ini bukan hanya menjadi pertemuan bagi seluruh teman-teman satu sekolahnya. Melainkan, Pertemuan ini adalah perkumpulan dari para konglomerat-konglomerat yang telah sukses di karirnya masing-masing.
Ia pun tak ingin kalah, dari beberapa teman-temannya yang telah berjaya. Meski ia telah kehilangan aset nya dalam yayasan Oxford tapi tak mematahkan ambisi nya untuk mengejar kekayaan lagi.
Kini dia berangkat bersama para pengawal-pengawal nya. Zacklee dan Vincent melaju bersamaan. Mereka sama-sama menancap gas untuk menghadiri pesta meriah itu.
***
hotel bluesky, adalah hotel bintang lima yang sering kali di jadikan tempat pertemuan atau tempat pesta bagi orang-orang kaya.
Bukan hanya pelayanannya yang dinilai baik, tetapi seluruh makanan serta interior dari hotel ini mencerminkan kemewahan. Wajar saja, jika harga perkamar dinilai fantastis karena secara kenikmatan restoran ini tiada satu pun yang dapat menandingi.
Mobil mewah Zacklee tiba di depan hotel itu, Seluruh tamu hadir menikmati jamuan makan malam di hotel bluesky. Seluruh teman-teman Zacklee menatapnya yang turun dari mobil.
Orang kaya itu memancarkan aura kemewahan yang paling menyengat di antara yang lain. Pengusaha kaya terkenal yang kini sukses dengan beberapa anak perusahaannya, membuat seluruh teman-teman nya menyegani dan menghormati dirinya.
Louis menatap ke area hotel , Dia sudah tak takjub lagi. Karena dia sudah beberapa kali memata-matai hotel ini. Mencari celah untuk membuat Irene dan paman Lay masuk ke dalam dan memulai aksinya.
Beberapa menit kemudian setelah Zacklee turun dan merapikan dasinya, Mobil Vincent menginjak rem dan terparkir tepat di depan mobilnya.
Seorang pengusaha yang turut sukses nya turun, berhasil menyapu pandangan semua orang. Seketika dua kakak beradik itu saling menatap tajam dan memperkuat image mereka masing-masing.
Mata Vincent juga mengarah kepada Louis yang berdiri tepat di belakang Zacklee. Dia memasang smirk di wajahnya ketika dia mengetahui bahwa Zacklee masih merekrut adik dari orang yang telah merebut yayasan miliknya.
Vincent menghampiri Zacklee kemudian menyapa, “ selamat malam tuan Zacklee” Sapanya sok akrab.
Zacklee terdiam sambil mendengarkan bisikan dari Louis, “ jangan terpancing kepada orang seperti dirinya. Jangan pernah menyapa atau melontarkan sepatah kata pun padanya” bisik Louis.
“ ayo sayang sebaiknya kita masuk ke dalam” Kata Vincent mengajak ny.Zoe tanpa membalas sapaan hangat dari Vincent.
Keduanya masuk setelah Zacklee menerima bisikan dari Louis. Vincent yang tampak tak terima setelah Zacklee mengabaikannya mulai menaruh rasa kesal kepada Louis.
Louis menapakkan kakinya di karpet merah yang melekat di anak tangga menyusul Zacklee, namun Vincent menarik tangannya. “ apa kau mencuci otak Zacklee hah?” bisik Vincent dengan amarahnya di telinga Louis.
“ Jika ku bilang iya, apa itu menjadi masalah bagimu Vincent sialan?” Ucap Louis sambil tersenyum.
“ katakan pada kakak jalangmu itu, Aku akan mengatakan semuanya pada Zacklee kau ingat?” bisiknya lagi sambil menekan nada bicaranya.
Louis sedikit emosi ketika Vincent menyebut kakaknya sebagai jalang. Dia menggenggam tangan Vincent yang memegang tangannya dengan erat lalu berkata, “jangan pernah menyebut kakakku sebagai jalang, Jika kau ingin mengatakan semuanya pada Zacklee, katakan saja. Aku tidak pernah takut pada b******n sepertimu” ketus Louis lalu meninggalkan Vincent.