Hanya dengan sifat lembut, penyabar dan penyayang saja kau sudah mampu membuat wanita menyukaimu.
***
Axel menggeram kesal, jam sudah menunjukkan pukul 00:45 WIB. Dan Andrea sama sekali belum pulang sejak pertengkaran mereka tadi pagi. Ada rasa menyesal dalam dirinya yang telah menyakiti Andrea.
Selama ini dia bukannya tidak sadar dengan apa yang dia lakukan telah membuat Andrea terluka. Bahkan disaat Andrea terisak menangis dia juga mendengarnya. Namun karena ego yang memang sudah mendarah daging, dengan berat hati Axel mengacuhkan perasaan terluka dan isak tangis Andrea.
Hal itu dia lakukan demi kebaikan Andrea. Andrea pantas mendapatkan pria yang lebih darinya. Dia hanya bawahan Arwanda, yang notabenenya adalah mertuanya sekaligus sepupu tirinya. Jarak umurnya dan Andrea semakin menambah rasa minder Axel, dia takut akan kembali jatuh ke dalam pesona Andrea seperti dia jatuh dalam pesona Bianca.
Bianca, cinta pertamanya. Wanita yang dia mimpikan selama bertahun-tahun untuk dijadikannya istri. Namun seolah takdir mempermainkannya, Bianca bukan ditakdirkan menjadi istrinya melainkan sebagai ibu mertuanya. Ibu dari istrinya,Andrea. Ia bahkan tidak pernah bermimpi atau mengkhayal untuk menjadikan Andrea sebagai istrinya, ia menyayangi Andrea hanya sebagai Anak. Tidak lebih.
Kau berbohong!!!
Axel menggeleng ketika mendengar suara hatinya. Dia tidak berbohong. Dia memang hanya menganggap Andrea sebagai putrinya, anak dari wanita yang pernah dia cintai bahkan mungkin sampai saat ini.
"Dimana kau Andrea!!!" Teriak Axel frustrasi.
Malam sudah semakin larut dan hatinya semakin gelisah ketika mendengar petir yang menyambar langit. Gadis itu, istrinya, gadis yang telah dia sakiti hingga meneteskan air mata. Dia mengaku salah, dan dia berjanji setelah Andrea pulang dia akan meminta maaf. Dia akan mencoba menerima takdir, dia akan mencoba menjalani hubungannya dengan Andrea seperti air yang mengalir. Ia sadar dengan ia menyakiti Andrea maka dia telah menyakiti hati wanita yang dia cintai. Bahkan Bianca mungkin juga akan membencinya. Dan dia tidak mau itu.
"Dimana kau sayang....!!!" Lirih Axel semakin khawatir.
Merasa dadanya semakin sesak karena mengkhawatirkan Andrea, ia langsung meraih kunci mobilnya. Dengan berdiam diri di sini, dia tidak akan bisa tenang.
Baru beberapa langkah Axel keluar dari rumah, sebuah mobil Audi hitam berhenti tepat di depan rumahnya. Beberapa menit kemudian tampak sosok Andrea yang baru keluar dari dalam mobil.
"Makasih ya Di.." Axel menggeram marah ketika mendengar suara Andrea yang mengucapkan terima kasih kepada pria lain.
Pria itu-Yodi, tampak tersenyum dan mengangguk.
"Aku pamit dulu. Besok pagi aku jemput lagi ya.."
Kali ini Andrea yang mengangguk sambil tersenyum.
"Iya. Kamu hati-hati di jalan ya," ucap Andrea sebelum mobil Yodi meninggalkan pekarangan rumahnya.
Dengan senyum yang mengembang Andrea memutar tubuhnya untuk masuk ke dalam. Tubuhnya benar-benar lelah. Dan saat ini tubuhnya benar-benar ingin beristirahat untuk menyambut pagi.
Ahhhhkk, Andrea benar-benar tidak sabar menunggu pagi. Lebih tepatnya dia sudah tidak sabar menunggu Yodi menjemputnya untuk pergi ke puncak. Yodi pria manis, teman semasa SMA-nya. Pria itu mampu membuatnya melupakan kesedihannya akibat ulah si bandot Axel. Dia berharap kalau Yodi mampu membuatnya melupakan Axel dan mengajari dirinya untuk mencintai pria itu. Ya, Yodi. Pria itu adalah satu dari sekian pria yang pernah menyatakan cinta kepadanya. Namun hanya Yodi yang selangkah lebih maju untuk bisa mendekatinya.
"Axel..." pekik Andrea kaget ketika melihat wajah Axel yang menggeram marah kepadanya.
"Kaauu..be..belum tidur?" tanya Andrea terbata-bata.
Mimik wajah Axel yang menyerupai Zombi, membuat nyalinya menciut.
"Dari mana kau!?" tanya Axel dingin.
Amarahnya masih berada dilevel tinggi. Di sini dia mengkhawatirkan Andrea, dan gadis itu di sana malah bersenang-senang dan pulang dengan pria asing. Pria yang entah kenapa mampu membuat kepercayaan diri Axel menurun. Dia yang tadinya sudah berniat ingin memulai semuanya dari awal bersama Andrea, namun setelah melihat Andrea yang begitu bahagia bersama dengan pria lain membuat niatnya tadi menguap begitu saja.
"Kau tau ini sudah jam berapa Andrea?"
Andrea melirik jam tangannya. Matanya membulat ketika melihat jam yang menunjukkan angka 00:55. Ini adalah rekor pertamanya pulang jam segini. Biasanya jam malamnya hanya sampai pukul 20:00 malam.
Santai Andrea, jangan biarkan si bandot tua itu menguasaimu lagi.
"Jam satu kurang, kenapa? Apa ada yang salah Axel?" tanya Andrea santai.
"Kau.."
"Aku lelah Axel, dan kalau kau mau bicara besok pagi saja,"
Dengan santai Andrea melangkahkan kakinya memasuki rumah meninggalkan Axel yang terdiam. Ada rasa iba ketika melihat mimik kecewa Axel, tapi ini adalah kemauan Axel, pria itu yang memaksanya untuk melakukan ini.
Axel mengerjapkan matanya. Hatinya seolah baru saja ditancapkan belati yang mampu membunuhnya. Dadanya sesak melihat perubahan Andrea.
Ini yang kau mau bodoh!!
#TBC