Apa mencintaimu harus sesakit ini? Apa memang aku harus berhenti dan menyerah?
***
"Sudahlah. Lanjutkan makanmu dan ingat jangan pernah bahas ini lagi. Kau bebas melakukan apa pun kepada hidupmu, dan begitu pun aku," Ucap Axel dengan nada tegas. "Kau tau kalau aku telah memiliki kekasih dan aku mencintainya. Jadi aku harap kau bisa mengerti itu, dan segera bisa mencari pria yang tepat untuk mendapatkan cintamu." Sambung Axel menggenggam tangan Andrea.
Ia menatap lembut gadis itu. Gadis yang sangat ia sayangi bukan sebagai kekasih tetapi sebagai anak.
Andrea diam. Hatinya terasa teriris ketika Axel mengatakan itu. Pria yang tepat? Baginya Axel adalah pria yang paling tepat untuk mendapatkan cintanya. ....
***
Andrea menyeka air matanya dengan kasar. Pandangannya masih lurus menatap kearah sepasang kekasih yang sedang bercanda gurau di ruang tamunya. Pasangan itu terlihat begitu bahagia tanpa ada raut wajah menyesal karena telah menyakitinya.
Axel. Pria itu sangat kejam telah menyakiti hati Andrea untuk yang ke sekian kalinya. Bukan cuma sekali dua kali Axel melakukan ini kepadanya, tapi hampir setiap weekend Axel akan memboyong kekasihnya untuk mengobrol di rumahnya dan Axel.
Diumur pernikahan mereka yang masih hitungan bulan, Axel sudah mampu membuat Andrea frustrasi. Seharusnya mereka masih saling bergurau, menggoda dan sayang-sayangan sepanjang waktu senggang. Namun ini tidak!! Axel malah menganggap Andrea tidak pernah ada, Axel selalu menampilkan wajah dingin ketika berhadapan dengannya. Bahkan Axel hanya menyapanya jika memang diperlukan.
Jahat sekali kau Axel!!!! Pria tua itu sama sekali tidak memiliki hati hanya untuk menyadari betapa Andrea sangat mencintainya. Axel seolah menutup telinga dari isak tangis Andrea setiap malam, hati Axel seolah hanya tertuju kepada Wilona kekasihnya.
Andrea membenci Wilona. Wanita itu sangat kejam dan licik. Bagaimana bisa ada wanita yang tega memacari pria yang sudah memiliki istri.
Sama seperti Axel, Wilona juga selalu menganggap Andrea tidak pernah ada di sekelilingnya.
***
Andrea semakin menekan dadanya ketika ia melihat Axel dan Wilona berciuman di depan matanya. Tega kau Axel!!!
Cukup Axel!! Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakitiku lebih dari ini!!. Batin Andrea bergemuruh marah.
Andrea melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Sesekali ia menyeka air matanya dengan kasar. Ia tidak akan pernah membiarkan air matanya kembali menetes hanya karena seorang pria yang tidak pernah mencintainya dengan tulus.
Ia menatap wajahnya di depan cermin. Matanya yang sayu kini tampak semakin sayu dengan hidung yang memerah. Tangannya bergerak mengelus pipinya dan sedikit tersenyum miris melihat wajahnya yang mengerikan. Dengan lihai Andrea membersihkan wajahnya dengan pembersih khusus wajah, dan memoleskan bedak yang sedikit tebal. Tangan mungilnya benar-benar lihai memoles wajahnya dengan make up.
"Good job Lea,” pujinya pada dirinya ketika melihat pantulan wajahnya di cermin yang tampak lebih cantik.
Untuk lebih mempercantik penampilannya Andrea memotong poninya. Dan see, kini Andrea tampak lebih cute dengan mengenakan dress 10 cm di atas lutut.
"Kau akan menyesal telah menyakiti dan meninggalkan aku Axel!!" ucapnya yakin.
Ia meraih high hells-nya dan mengenakannya. Setelah memastikan penampilannya dia rasa bagus, Andrea melangkah keluar kamar.
Dan untuk seperkian detik Andrea berhenti beberapa meter dari posisi Axel dan Wilona yang menonton tv sambil berpelukan. Cih, mesra sekali mereka.
"Ehem...!!" Andrea berdehem untuk mengalihkan perhatian Axel.
"Ehemmmm!!!!!" Andrea semakin memperkuat dehemannya ketika Axel maupun Wilona yang tetap mengacuhkannya.
"Ehheeeeeemmm!!" sekali lagi. See.. Lihatlah setelah tiga kali Andrea berdehem akhirnya Axel dan Wilona menoleh secara bersamaan.
Andrea hampir saja terbahak ketika melihat wajah Axel yang memerah ketika melihat tampilannya. Ia sadar kalau Axel sangat membenci dress yang ia kenakan, karena Axel memang selalu memarahinya saat ia mengenakan dress ini dengan alasan dress ini terlalu pendek.
"Mau kemana kau?" tanya Axel dengan dingin dan melepas rangkulannya pada Wilona."Dan pakaian apa yang kau kenakan itu, Lea?!" tanya Axel dengan suara meninggi.
Andrea tersenyum masam menatap kemarahan Axel.
"Aku mau ke mana dan pakaian apa yang kukenakan itu bukan urusanmu Axel," jawab Andrea dingin dengan wajah menantang.
Ia dapat melihat kedua tangan Axel yang mengepal di samping tubuhnya.
"Dan dari pada kau mengurusiku, sebaiknya kau mengurusi urusanmu dan jalangmu itu saja!!" ujar Andrea memandang Axel murka."Dan seperti yang pernah kau bilang, aku akan mencari pria yang pantas untukku dan oh iya aku juga akan segera mengajukan cerai." Ucap Andrea dan melangkah pergi meninggalkan Axel yang terdiam dengan emosi dan Wilona dengan senyum iblis yang menghiasi bibirnya.
#TBC