"Dia makan umpan kita," gumam Abi. Aku cukup penasaran dengan apa yang dimaksudnya, sebab dia tidak memberitahu sedikitpun tentang rencananya. Andai dia memberitahukanku dari A sampai Z rencana apa yang ada di pikirannya saat ini, mungkin aku tidak akan penasaran seperti ini, sampai terus mbelengo seperti orang gila. Atau setidaknya dia memberikanku kesempatan untuk ikut andil di dalamnya. Tapi, ini tidak sama sekali, membuatku ingin menggetok kepalanya hingga dia mengaduh kesakitan. "Maksud kamu apa, Abi? Umpan apa yang kamu maksud?" Tanyaku. Masih bersabar. "Kamu lihat saja nanti, sayang. Lebih baik kamu isi perutmu. Tidak ada gunanya kita pikirkan dia, kita mah senang-senang aja," jawabnya. Astaga, aku makin kesal bukan main dengannya. Coba saja dia jangan ada main rahasia-rahas

