Pertemuan !
Bebas lepas kutinggalkan saja semua beban di hatiku
Melayang ku melayang jauh
Melayang dan melayang..
.
.
.
.
Begitulah bunyi alarm HP Renata Nurrasyid. Namun apalah daya, suara itu malah terdengar sangat merdu ditelinganya. Bahkan sudah berbunyi berulang-ulang kali hingga 30 menit. Dina yang tengah memasak pun jengah, hingga ia menghampiri HP itu untuk mematikannya.
Renaaaaaaa!!! Banguuun!!! Ini hari pertama kamu sekolah lhoo, nanti telat renaa!! "ucap Dina sambil menggoyahkan badan Rena.
Sabar mah, 5 menit lagi ya aku bangunnya. Aku capek abis begadang bikin kartu nama semalam. "ucapnya sambil memeluk erat boneka teddy bear kesayangannya dengan mata yang masih tertutup rapat.
Ini sudah jam 6 loh. Bukannya kamu masuk jam setengah 7?"ucap Dina berbohong sambil tersenyum melihat tingkah anaknya yang langsung pergi ke kamar mandi. "Maafkan aku Tuhan, aku tak bermaksud berbohong"ucap Dina dalam hati sambil menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan untuk Rena.
.
.
.
Makasih ya mah, udah bangunin aku. Kalo engga aku bisa terlambat ke sekolah. "Ucapku sambil mengunyah nasi goreng buat Mama yang paling enak menurutku.
Iya, maaf mamah jadi berbohong sama kamu. Kalo gak digituin anak mamah mana mungkin bangun."ucap Dina sambil memberikan s**u putih hangat.
Rena hanya tersenyum, sampai memperlihatkan lesung pipinya yang membuat ia semakin cantik nan manis. Bagaimana tidak, ia mempunyai 4 lesung pipi. Dua sebelah kanan dan dua lagi sebelah kiri.
.
.
.
Mah, aku sudah selesai. Aku berangkat sekolah dulu ya mah. "ucap Rena sambil meraih punggung tangan sang Mama. "Assalamualaikum". Ucapnya lagi
Waalaikumsalam.."Jawab Dina sambil tersenyum melihat punggung anaknya yang lama-lama tak terlihat.
.
.
.
.
Kringggg!!! Kringgg!!! Kringgg!!
Bel masuk sudah berbunyi yang berarti sekarang menunjukkan pukul 06.30 pagi yang dimana seluruh siswa, guru serta bagian tata usaha sekolah mengikuti upacara. Ya, upacara kenaikan kelas dan pembukaan MOS.
Rena... Lo masuk sini juga? Aah senengnya ada temen yang dikenal. "ucap Dito, ia adalah teman smp rena. Gak pernah sekelas sih tapi mereka lumayan akrab karna mengikuti eskul yang sama yaitu basket.
Hai Dito, ih seneng. Mudah-mudahan aja kita satu kelas ya nanti."Jawab Rena sambil berjalan menuju lapangan upacara
.
.
.
Setelah upacara selesai, kami ditentukan kelompok. Dan aku masuk kedalam kelompok Anggrek. Disetiap kelompok terdiri dari 12 orang dan kita ada 15 kelompok berbagai nama bunga. Dan kamipun saling berkenalan satu sama lain. Membuat sebuah lingkaran di area lapangan. Yuhu, kita lagi dijemur gaes.
.
.
.
.
Hari hari berlalu dan kami pun sudah mencapai puncak MOS. Ya, ini adalah hari Rabu. Pelepasan dan peresmian kami menjadi siswa-siswi SMK Pancasila. Sekolah kami merupakan jurusan Pariwisata. Jadi disini tuh ada jurusan Perhotelan 2 kelas, Tata Boga 2 kelas, dan Tata Busana 1 kelas. Dan aku masuk ke jurusan Tata Boga.
.
Kami ditugaskan perorang untuk membawa 1 balon terbang yang dikumpulkan per 3 kelompok dengan 1 kertas harapan panjang. Masing-masing menulis harapan disebuah kertas panjang tersebut.
1. Harapanku kelak agar mempunyai teman yang gak julid dan sok kenal.-Elsa ( Anggrek)
2. Harapanku adalah bisa tidur dikelas dengan nyaman tanpa omelan bu guru. -Roni ( Kamboja)
3. Harapanku semoga menjadi peringkat 1 dikelas. -Luna ( Tulip )
4. Harapanku agar dapat jodoh disini. -Renata ( Angg..
.
.
Bruuuggggg...
Ternyata ada sebuah bola basket yang menimpa tangan kanan Rena sehingga ia memberikan coretan garis yang panjang dikertas tersebut.
.
Anjrit, siapa orang yang berani bangunin macan tidur ini hah.. "ucap Rena geram sambil mengeratkan tangannya dibola basket itu dan berdiri sambil membalikkan badan ke arah datang bola.
.
Saya, ada masalah? "ucap Enteng Aldo. Guru olahraga muda tampan berumur 24 tahun yang menjadi idola para kalangan siswa dan guru wanita.
.
Pandangan mereka bertemu, bola mata mereka berpacu dengan tatapan seolah-olah akan memakan mangsanya di mata Rena sedangkan Aldo hanya tersenyum memandang murid yang berani-beraninya berkata tak sopan tersebut namun berkesan dihatinya. Baru kali ini ada siswi yang berani membentaknya.
.
Bapak harusnya hati-hati dong, ring basket disana. Bukan disini!!! "ucap Rena dengan lantang sehingga menjadi objek seluruh siswa dan guru yang berada di lapangan sambil menunjuk lengan baju kanan yang kotor akibat tertimpa basket itu
.
Maaf, ayo ikut saya keruangan. Disana ada baju seragam yang bisa kamu pakai untuk mengganti baju kamu yang kotor. "ujar Aldo sambil menarik tangan Rena yang membuat patah hati semua siswi dan guru yang menyaksikan