BAYANGAN ITU TERLIHAT

1030 Kata
Manik mata Soifia terpusat pada satu titik. Yaitu melihat dirinya sendiri yang berada dalam cermin. Semua masih terlihat biasa saja. Tidak ada keanehan sama sekali. Sampai Eno menjerit lirih dengan menutup mulutnya.  "Hohhhh!" Tangan Eno sampai bergetar dan basah oleh keringat dingin. Dia berusaha memegang ponsel dengan kuat agar tidak terjatuh. Gadis itu melihat seperti ada yang baru saja melintas dalam videonya. Sontak teriakan lirih yang terdengar oleh Sofia, membuat gadis itu menoleh ke arah Eno. "Ada apa?" "Ada yang kayak melintas, baru saja Sof." "Di mana/" "Aku melihatnya dari pantulan cermin." "Hemmm ... kita lanjut lagi." Eno masih terus merekam Sofia. Sekian detik berlalu, tidak terjadi apa pun. Bahkan sekelebat bayangan yang tadi dilihat olehnya, tak tampak sama sekali. Hingga Eno melihat lagi dalam video yang ada di kamera HP. Subah bayangan hitam yang kembali melintas. Tak lama setelahnya. Eno bisa melihat sosok wanita bergaun putih sudah berdiri di belakang Sofia. "Sooof!" panggil Eno lirih. Namun, Sofia hanya diam. Gadis itu terus menatap kaca dengan fokus satau titik. "Sof!" Untuk yang kedua kalinya Eno memanggil. Spontan Sofia memberikan kode, pada gerakan tangannya. Eno mengerti hal ini. Kali ini, saat pandangannya mengerah pada kamera HP lagi. Sosok yang samar dia lihat telah menghilang. Akan tetapi dia seperti melihat sesuatu yang berada pada cermin. "Ka-kamu lihat itu, Sofia!" tunjuk Eno ke arah cermin. Sofia hanya mengangguk pelan. "Ta-tapi, kenapa jari kamu berdarah?" Perlahan Sofia melihat jarinya sendiri yang penuh darah. Entah dari mana berasal? Seiring bersamaan dengan itu. Mereka berdua juga bisa melihat sebuah tulisan di cermin. KAMU BUKAN SOFIA. kARENA AKU YANG AKAN MENJADI SOFIA!!! Sontak tulisan dari darah itu, membuat Sofia mundur. Hingga membuat tubuhnya berdiri sejajar dengan Eno. "Si-siapa yang nulis Sofia?" "A-aku juga enggak tahu>" "Ta-tapi, jari kamu 'kan berdarah?" Deg! Sofia menyadari satu hal.  "Ke-kenapa bisa ada tulisan berdarah itu, bersamaan sama jari kamu juga berdarah Sofia? Apa kamu sengaja?" cecar Eno, dengan tatap mata yang terus mengarah pada Sofia. Seolah dia pun tak percaya. 'Apa mungkin Sofia melakukannya sendiri?' bisik Eno dalam hati. "Jadi itu yang ada dalam pikiran kamu?" Sofia balik bertanya. Perasaannya menjadi masygul seketika. "Coba kamu bilang semua yang ada dalam pikiran kamu Eno!" "Ehhh ... a-aku hanya melihat dengan fakta yang ada di hadapan aku, Sofia. Jangan marah!" "Kada! Mana ada aku marah. Yang ada dalam pikiran kamu itu, memang itu yang di mau oleh dia," bisik Sofia. Seketika Eno terdiam dan terpaku.  Kini, dia tahu ke arah mana pikiran Sofia saat ini. "Aku baru mengerti sekarang Sofia." Sesaat Sofia memicingkan mata dengan pandangan tetap ke arah Eno.  "Ayok, kita keluar dari kamar ini!" ajak Eno. "Videonya?" "Aku sudah dapat. Kita lihat proses tulisan itu ada!" Sofia pun mengikuti langkah Eno. "Ke mana kita?" "Kamar kamu aja, yang auranya sedikit berbeda sama ruangan yang lain." Setelah mengunci pintu kamar. Kedua gadis itu naik ke atas kasur.  "Ayok, kita perhatikan videonya Sof! Aku jadi penasaran. Sepertinya dia ingin ingin menunjukkan bahwa apa yang terjadi ini adalah memang ulah kamu sendiri." "Akunya jadi takut Eno." Kali ini Eno meletakkan Hpnya di depan mereka. Dia menoleh pada Sofia dengan sorot mata yang tajam. "Takut?" "Iya. Takut bahwa ini semua memang aku yang melakukannya." Sofia terus menggelengkan kepala. "Aku takut, kalau memang  aku lah yang membuat semuanya seperti ini." "Jangan pernah punya pemikiran smepit seperti ini lagi! Ini permainan dia dan bharu dimulai, Sofia. Kamu jangan kalah." "Kenapa kamu bisa seyakin itu En?" "Karena aku juga bisa melihat kehadirannya. Sebelum tulisan itu terbentuk." "Lalu, bagaimana dengan yang lain? Apa mereka juga bisa sepercaya itu kayak kamu?" Eno pun tak bisa menjawab. "Aku yakin dia ingin merebut ragamu. Menggantikan dirimu dan kehidupan kamu, Sofia." "Dari mana kamu bisa tahu?" "Seperti banyak film yang pernah aku lihat. Di lingkungan sekitar, mereka melihatnya si tokoh ini berpenyakit mental. Di mana si tokoh bisa memiliki lebih dari satu kepribadian. Padahal kenyataan, ada sebuah kekuata supranatural yang berada di balik itu semua. Atau kalau kamu pernah melihat Insidius. Sosok jahat yang bersarang di tubuih sang anak.Bisa aja yang kamu alami salah satunya." "Maksud kamu aku dirasuki dia?" "Bisa jadi 'kan?" Sofia terus menggeleng. "Kamu kebanyakan lihat film horor. Ini tuh kada kayak itu lah Eno." "Cuman aku yakin sosok Sofia Hirang ingin merebut raga kamu saat ini." Tiba-tiba, sebuah ketukan di pintu, membuat mereka berdua terhenyak. Tok tok tok! "Sofiaaa!" Suara Aciil Mina terdengar. Keduang langsung bernapas lega. "Iya, Acil. Bentar." Sofia pun turun dari ranjang. Dia membuka pintu dan melihat Acil Mina dan Paman Botek sidah berdiri di depan pintu. Wanita itu mengulurkan sebuah bungkusan dari kantong plastik. "Ini, kamu makan dulu." Sofia pun menerima bungkusan itu. "Ada siapa di dalam itu?" "Eno, Cil!" jawab Eno.  Mina dan suami melongok. Mereka melihat Eno tengah duduk bersandar. "Ohhh, ya udah kalau gitu. Paman mau pergi sebentar lah ke undangan kawinan sama Acil kamu, Sofia. Mungkin sampai sini malam sekitar jam sebelasan lah. Kada apa-apa 'kan?" "Kada, Paman. lagian ada Eno." "Ya, sudah Paman tinggal dulu!" "Iya, Paman." Kembali Sofia menutup rapat pintu kamar dan menguncinya. Dia meletakkan bungkusan nasi di atas meja. Lalu melompat ke atas kasur. "Ayo lihat videonya!" ajak Sofia. "Aku dari tadi udah melihatnya. Ini yang kedua kalinya." "Ulang dari awal!" pinta Sofia. Segera Eno memutar ulang lagi video rekaman. "Perhatikan saat ada bayangn hitam yang berdiri di belakang kamu nanti!" tegas Eno. Sofia hanya diam, dengan tatap mata yang fokus. Dia melihat dirinya baru melangkah lambat, hingga ke depan cermin. Lalu Sofia berdiri dalam diam. Keduanya bisa melihat ada sekelebat bayangan melintas yang terlihat di pantulan cermin. "Nah ... nah! Itu nah Sofia, kamu lihat kada?" (Kada = tidak) "I-iya, aku lihat!" Segera Eno tekan pause. Lalu dia screenshoot. "Kita lanjut lagi!" ujar Eno. Bayangan itu hanya terlihat sekian detik. Setelahnya mereka berdua tidak melihat apa pun juga.  "Setelah ini perhatikan lagi, Sof!" Sofia hanya mengangguk. "Tuh tuh tuh! Dia ada di belakang kamu. Bayangan itu ada di belakang kamu Sofia!" Hampir berteriak Eno0 mengatakannya. Saat berada di dalam kamar. Eno melihatnya bukan hanya sebuah bayangan saja. Namun, sosok itu terlihat nyata. Seorang wanita yang membelakangi dirinya dengan memakai gaun putih. Segera Eno menekan pause lagi, dan video terhenti. Dia kembali screenshoot, untuk nanti dibesarkan.  _00_
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN