Eleanor
Hembusan angin yang menerpa tubuh seorang perempuan muda berusia dua puluh dua tahun. Di kala senja itu, ia sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Seorang anak laki-laki yang tak lain adalah anak semata wayangnya, sedang sibuk sambil memegang mainan mobil kayunya ia berkata, "ma, hari ini kita akan makan ayam goreng, kan?" Elea--nama perempuan itu, ia mengusap puncak kepala anak kesayangannya sambil berkata, "iya nak, mama hari ini sudah beli ayam untuk dimasak makan malam kita". Anak itu tersenyum lembut kemudian kembali mengalihkan perhatiannya ke mobil kayunya. Ares, nama anak itu, anak satu-satunya yang dimiliki Elea sekaligus menjadi satu-satunya alasan bagi Elea untuk hidup sejak lima tahun yang lalu.
Lima tahun yang lalu, bahkan Elea tidak menyangka hidupnya akan berubah seperti saat ini. Harapannya akan masa depan berkuliah di ibu kota, sirna sejak kejadian mengerikan dalam hidupnya terjadi. Ia telah dinodai oleh seorang lelaki yang tak lain adalah teman sekolahnya sendiri. Yang paling mengoyak batinnya, perbuatan kejam itu justru atas perintah dari seorang lelaki yang ia pikir mencintai ia dengan sepenuh hati. Ia merasa ternodai sekaligus terkhianati. Bagi seorang perempuan muda yang tidak memiliki kekayaan setara Agnes, kembang desa sekaligus teman sekolahnya, Elea tidak bisa berbuat apa-apa. Ia terlahir dari keluarga miskin, ayahnya hanyalah buruh pabrik, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang juga sedang sakit-sakitan. Setengah mati ayahnya menyekolahkan Elea. Beruntungnya Elea adalah anak yang pintar, pada saat itu, ia juga merasa beruntung karena memiliki Erik, seorang lelaki yang ia cintai yang kira juga tulus padanya. Tetapi ternyata justru dari situ, semua bencana dalam kehidupan Elea dimulai...