Lee Kwang So tak meninggalkan In Ha seperti itu lagi. Apapun yang terjadi Kwang So ingin Choi In Ha bisa selalu merasa bahwa dia memiliki sahabat kecilnya disini.
Sahabat kecil yang ada melebihi ibu nya yg telah tiada. Lee Kwang So berharap In Ha selalu mengingat Kwang So dan Ha Neul sebagai memori indah dalam hidupnya melupakan sebuah memori kesedihannya dahulu.
Ujian kelulusan Kwang So semakin dekat. Dari hubungan yang membaik itu Lee Kwang So memiliki semangat dan juga penyemangatnya kembali, meski masih sebatas sahabat.
“Kwang So, kalau soalnya sulit banyak banyak istigfar” sahut In Ha
Lee Kwang So hanya tertawa mendengarnya
“kok tertawa. Kan kalau kita istigfar insyaallah dipermudah”. Sahut Choi In Ha lagi.
“polos banget sih( sambil menepuk jidat karin)” sahut Lee Kwang So dengan lembut.
Choi In Ha yang merasakan refleks yang tak biasa, membeku seperti saat ia pergi bersama Lee Kwang So naik motor.
“oy woy bengong” kata Kwang So.
“hee” jawab In Ha kehabisan kata
Lee Kwang So mengerjakan ujian nya begitu sangat baik dengan bantuan In Ha bersamanya.
Day by day ,semua berjalan dengan lancar sampai pengumuman kelulusan serta ujian kenaikan kelas usai begitu cepat.
Libur panjang telah tiba,libur kenaikan kelas 3 buat Choi In Ha dan hari kelulusan untuk Kwang So. Mereka kembali ke rumah mereka masing masing.
In Ha yang pada saat itu liburan, kembali kerumah dan mengunjungi rumah mama kang Ha Neul sekian lama tak berjumpa. Choi In Ha melihat ada yang berubah sepeninggalan ia . Rumah minimalis itu terlihat terawat dan sudah tertata seperti ada seseorang yang telah merawat rumah tersebut.
“mama (sambil mengetuk rumah)” sahut In Ha dari luar rumah
Terlihat seorang lelaki familiar buat Choi In Ha. Lelaki yang memiliki wajah yang relatif penyabar dengan kulit dan wajah yang terurus perawatan. Tinggi badan yang melebihi In Ha keluar membukakan pintu.
“kamu siapa?” sahut Choi In Ha
“halo gadis jerawat bisul ku” sahut Kang Ha Neul yang mengenali In Ha dahulu.
“kak Ha Neul” In Ha berteriak sambil memeluk lelaki itu dengan erat dengan perasaan (jangan tinggalkan aku lagi).
Lee Kwang So baru saja sampai di rumah dan akan masuk rumahnya, melihat Ha Neul untuk menghampirinya. Dengan penuh rasa kangen sahabat kecilnya itu, Kwang So memeluk Ha Neul.
“kemana aja. emang disana gak ada handphone ya? Gak ada kabar 3 tahun. Gila lu” sahut Kang Ha Neul
In Ha merasa terharu mereka bisa berkumpul seperti dulu sekian lama berpisah dan mempunyai jalan hidup masing masing.
“gak enak sob (panggilan akrab cowok) diluar ceritanya. Masuk. Ceritanya di dalam”. Jawab Kang Ha Neul.
Mama Ha Neul menyediakan tempat yang special. Temu kangen dengan beberapa cemilan serta sirup strawberry menemani obrolan mereka.
“apa kabar nih gadis jerawat bisul kami?” gurauan Kang Ha Neul kepada In Ha sekian lama tak ada yang berubah.
“aku kira lu uda lupa si gadis jerawat bisul kita ini. haaahaa” sambung Kwang So.Tambahan bumbu ledekan Kwang So menemani temu kangen mereka bertiga
“kok itu sih yang di ingat?( In Ha tersipu malu)” kata Choi In Ha.
“eh tau gak sekarang Kwang So banyak fansnya di sekolah.dia kan pemain basket kak sekarang” sahut In Ha menyudutkan Lee Kwang So.
“mantan pemain.Teman aku pada ceritain In Ha setiap hari. Aku dengernya aja bosan.hehe” Candaan Lee Kwang So tentang In Ha.
“oh jadi aku ngebosenin ya” jawab In Ha ngambek.
“oh kalian satu SMA ternyata. Bagus lah” kata Ha Neul lega mengetahui mereka satu sekolah.
“entah ni anak, ngikut masuk sekolah yang sama.banyak yang mau aku ceritain sama lu. masih lamakan lu disini?” sahut Lee Kwang So
“is” In Ha terdiam karena semua perkataan Kwang So benar
“lama lah sob. Mungkin sampai pendaftaran universitas”. Jawab Kang Ha Neul. Mereka bercerita sampai larut malam.
“kalian tidur di rumahku aja hari ini. Jarang jarang juga kan. Ayolah” pinta Kang Ha Neul kepada In Ha dan Kwang So.
“gak mau tidur bareng kalian” jawab In Ha nimbrung dengan polosnya
“idih, ngarep tidur sama.” sambung Lee Kwang So nyeletuk In Ha.
“In Ha tidur di kamar mama aja. Papa Ha Neul lagi diluar kota.” Sahut mama Ha Neul dari kejauhan.
“dengar gadis jerawat bisulku” sahut Ha Neul mengacak rambut Choi In Ha.
Lee Kwang So yang melihat aksi kang Ha Neul semakin merasa dia gak bisa bersama In Ha.
In Ha mendengar suara tawa dari kamar kak Ha Neul.
“bicara apaan sih mereka sampai tertawa lepas gitu. Jangan jangan (menertawakannya)” sahut In Ha dalam hati.
“gimana lu sekarang, ada pacar gak?"Tanya Ha Neul.
“gak respek aku liat cewek di sekolah. Semuanya dekatin karena kepopuleran aja. Yah gitulah, yang dekat banyak dan yang cocok gak ada”jawab Kwang So
“masa sih gak ada?”. Ha Neul kembali bertanya.
“Ada karin(dalam hati)” Lee Kwang So menggumam dalam hati.
“lu sendiri gimana? “ Tanya Kang Ha Neul.
“ada sih aku, sekarang uda putus semua. Jomblo.”jawab Kang Ha Neul yang membuat Kwang So sedikit tidak percaya.
“loh bukannya lu bilang suka karin"jawab Kwang So.
“mmm aku butuh seseorang aja disana sob. Setidaknya ada yang suka ingetin aku disana” sahut Ha Neul.
“ it’s not fair bro. I love In Ha so much. But you are liar” sahut Kwang So kesal dalam hati
Perbincangan demi perbincangan berlalu, mereka memutuskan untuk liburan ke suatu tempat .Bali adalah destinasi yang mereka pilih saat itu. Yang ikut bergabung hanyalah mereka bertiga.
Mama Ha Neul tidak dapat pergi dikarenakan ayahnya akan pulang. Choi In Ha merasa canggung tanpa mama Ha Neul, hal itu di karenakan persahabatan itu akankah seindah dahulu.
In Ha mulai ragu sendirian disana hanya ditemani oleh 2 sahabatnya. Semua keraguan itu sirna setelah melihat Ha Neul ikut bergabung menghabiskan waktu dengan nya meski tidak berdua.
Persahabatan In Ha dan Kwang So amat renggang di sekolah, dikarenakan banyak perselisihan antara mereka. Seperti sahabat Kwang So yaitu Eun Bi yang naksir berat dengan Choi In Ha. Serta senior yang suka memberi ancaman buat In Ha jika suka mengambil perhatian Kwang So di sekolah.
Sesampainya dibandara mereka bertiga di jemput oleh seorang gadis bali yang kata nya adalah sepupu Kang Ha Neul. Namanya kadek dewi.
Kadek Dewi adalah cewek remaja yang Cantik, putih dan sangat ramah. In Ha yang berpikiran tak akan betah di bali. Setelah melihat kadek dia merasa tenang ada teman untuk ngobrol.
“mama bilang kita tinggal di rumah om aku, papa kadek. Oh ya mama juga bilang supaya In Ha ada teman ngobrolnya kalau disini” sahut kak Ha Neul
In Ha merasa lega mama Ha Neul sangat peka terhadap apa yang di inginkan In Ha.
Setelah mereka semua sampai di tempat tujuan.kadek menunjukkan tempat mereka beristirahat dan segala keperluan bisa mereka temukan sendiri disini.
Kang Ha Neul pergi mengajak In Ha bermain disekitar pantai setelah sampai.
“lu ikut gak bro?” kata Ha Neul mengajak
Kwang So yang kala itu cemburu memilih untuk tetap di rumah.
“ogah.capek aku”jawaban ketus bukan karena lelah keluar dari mulut Kwang So.
“yakin gak ikut?”sahut In Ha.
Setelah menolak ajakan, Mereka berdua pun pergi tanpa Kwang So.
Saat kang Ha Neul bersama In Ha di pantai, In Ha menceritakan perasaan suka nya kepada Lee Kwang So terhadap Ha Neul. Rasa suka yang telah ia pendam sampai sekarang.
Tetapi sepertinya mustahil bagi Choi In Ha untuk mengungkapkan nya dahulu.
“kak sebenarnya aku itu suka dengan Kwang So, tapi aku gak bisa berbuat apapun sekarang. Aku takut jika dia dengar pengakuanku.aku akan kehilangan sahabat kecilku. Sebenarnya ketika SMA aku merasa Kwang So menjauhiku kak,tetapi aku gak tau alasan dia jauh. Sampai suatu ketika dia merasa aku ini adalah pengganggunya disekolah itu” terang Choi In Ha pada Ha Neul.
Kang Ha Neul kaget mendengar pengakuan adiknya terhadap rasa sukanya kepada Kwang So sahabatnya sendiri. Ha Neul bingung memberi solusi yang jelas. Perasaan kang Ha Neul saat dia SMP tak lagi sama seperti saat ini.
Ha Neul hanya menganggap Choi In Ha tidak lebih sebagai adiknya. Untuk membantu adiknya itu, kang Ha Neul sepakat untuk mengetahui apakah Lee Kwang So memiliki perasaan yang sama terhadap In Ha dengan beberapa tes yang dapat mengetahui isi hati.
Trik pertama yang diberikan Kang Ha Neul adalah jika dia tidak marah akan semua tingkah laku menyebalkan Choi In Ha, maka itu ada kemungkinan dia menyukainya In Ha. Menumpahkan pomade di atas kasurnya, Kwang So kala itu mengetahui bahwa In Ha yang melakukannya sebelum dirinya masuk. Sebelumnya In Ha masuk ke dalam kamar Kwang So yang sedang mencari sisir di kamar nya.
“In Ha” teriak Kwang So kesal
“hee Maaf.kesenggol” jawab In Ha mengelak
Kwang So menghela nafas atas apa yang dilakukan In Ha dan setelah berlalu langkah kedua terus berlanjut. Apakah Lee Kwang So akan perhatian dengan In Ha jika terjadi bahaya padanya.
kala itu Choi In Ha berjalan bersama Kwang So ditepi pantai dan Tiba-tiba In Ha merasa dehidrasi ringan.
“Kwang So, aku haus (sambil memegang tenggorokan) ehmm ehm haus” kata In Ha berulah.
“mm iya bentar tunggu disini” Kwang So mencari minum dan setelah membeli minuman Kwang So melihat In Ha jatuh terduduk dan dengan perasaan cemas Kwang So melihat keadaan In Ha
“kaki aku terkena sengatan ubur ubur" kata In Ha mengelabuhi Kwang So.
Kwang So mencoba melihat kaki In Ha yang terkena sengatan ubur-ubur dengan rasa panik.
“ehehe Just kidding.”sahut Choi In Ha membohongi Lee Kwang So
Kwang So yang saat itu benar-benar panik merasa kesal melihat tingkah Choi In Ha dan berjalan meninggalkannya.
“kwang so tunggu. Lee Kwang So tunggu aku.” Sahut In Ha memanggil tanpa di respon oleh Kwang So.
Lalu hal yang tidak seharusnya terjadi, In Ha terkena sengatan ubur-ubur sungguhan di kakinya. Kwang So mengabaikan nya dan terus melangkahkan kakinya menjauhi In Ha, karena dia masih berpikir semua itu hanyalah pura-pura. Tubuh In Ha benar benar lemah dan jatuh pingsan akibat sengatan itu, hingga seseorang berteriak dari kejauhan. Kwang So pulang dahulu ke penginapan meninggalkan Choi In Ha yang tak ia ketahui sedang berada dalam keadaan bahaya.