Chapter 3

1507 Kata
Di sekolah ketika semua siswa di kumpulkan untuk briving pagi membuat para siswa berkumpul semua dengan kelasnya masing masing. Choi In Ha melihat dari barisannya kearah Lee Kwang So yang sedang bergurau di barisan. In Ha hanya bisa memendam cintanya selama ini,karena iya takut kehilangan sahabat. Dia hanya tersenyum melihat tingkah Kwang So saat itu. “sebelum dibubarkan. Sekolah mendapat juara 1 tournament bola basket antar pelajar SMA. Kami memanggil seluruh anggota tim basket untuk bisa maju kedepan memberikan sepatah dua patah kata untuk semua serta pemberian medali untuk setiap pemain” sahut bapak guru olahraga Semua anggota maju ke tengah lapangan termasuk Eun Bi dan Kwang So. Semua siswa memberikan tepuk tangan serentak kepada mereka semua. In Ha yang masih memerhatikan Kwang so di baris merasa bangga akan Kwang So. Lee Kwang So berubah lebih baik. Kwang So yang dulu lemah menjadi Kwang So yang kuat. Eun Bi meminta Kwang So untuk menemaninya ke mall membeli sesuatu. Eun Bi mengajak Kwang So dan meminta pendapatnya untuk benda yang harus Eun Bi beli buat gadis yang ditaksirnya saat itu . Sebelum Kwang So mengetahui bahwa In Ha adalah gadis yang Eun Bi maksud, ia sangat memberikan masukan yang bagus untuk Eun Bi. “gimana kalau kalung? Biasanya kan cewek suka pakai kalung” Tanya Eun Bi sambil memegang kalung cantik didepannya. “ide bagus” jawab Kwang So datar “Emang siapa sih ceweknya” Tanya Kwang So penasaran “Choi In Ha” sahut Eun Bi Lee Kwang So terkejut mendengar nama tersebut. Setelah mendengar nama itu, Kwang So mengalihkan pada suatu barang yang tidak In Ha suka. Entah kenapa Lee Kwang So merasa terbakar dan tak menerima jika Eun Bi suka Choi In Ha.. “sepertinya kalung uda biasa bro. gimana kalau ini (menunjuk boneka)” sahut Kwang So menyarankan. “boleh juga sih. Kalau kalung susah juga ya kalau di sekolah kan gak bisa pakai kalung. Bisa kena razia” sahut Eun Bi tidak tau apapun. “yes” kata Kwang So dalam hati Lee Kwang So merasa bahagia karena upaya Eun Bi untuk mendekati In Ha akan gagal, Sementara itu Choi In Ha sangat anti dengan boneka beruang. Dia sangat tidak suka boneka beruang dan In Ha akan menolak mentah mentah pemberian Eun Bi saat itu juga. Kwang So merasa gelisah memikirkan Choi In Ha, sehingga memutuskan untuk menelpon In Ha lebih dahulu. “halo” sapa Lee Kwang So lewat telepon. “siapa ni?” sahut In Ha. “parah nomor ku gak di save” kata Kwang So kesal. “eh (sambil berpikir suara familiar) Lee Kwang So? Suruh siapa ganti nomor. Pantas aja aku gak bisa hubungi nomor kamu” sahut In Ha. “kok kamu sih yang nyolot? Harusnya aku yang marah disini.” Kwang So mulai berdebat dengan In Ha. “iya iya. Ada apa malam malam telpon?” Tanya In Ha heran. “mmm( bingung mau ngomong apa) besok senin jangan lupa sekolah”sahut Kwang So langsung menutup telpon. “haaa? aneh. Kalau besok senin anak TK juga tau.” Sahut In Ha ngedumel sendiri setelah telepon terputus. Kwang So tak bisa mengontrol perasaan nya, Membuat dirinya salah bicara. Kwang So mencoba untuk relax setelah menelpon In Ha. “gadis jerawat bisul, masa kamu gak peka sih” sahut Kwang So. Keesokan harinya setelah pulang sekolah Eun Bi menghampiri In Ha di gerbang dan memberikan boneka beruang pilihan Kwang So kepadanya. Respon buruk yang terlihat dari In Ha saat boneka itu di berikankan kepadanya. In Ha membuang spontan boneka beruang itu. Begitu kagetnya saat itu, sampai ia tertunduk lemas setelah kejadian itu. Eun Bi yang saat itu bingung kenapa tiba-tiba di buang mengambil kembali boneka tersebut. Pada saat itu juga Kwang So menarik tangan In Ha mengajak nya berjalan pulang ke kos. “kok di buang sih” sahut Eun Bi sedih. Kwang So dan In Ha pulang bersama. “are you ok In Ha” Kwang So panik melihat In Ha pucat setelah kejadian itu. Semua ini terjadi karena dirinya. Kwang So memberi In Ha air mineral untuk menenangkan nya. “Kwang So, kamu tau kan aku itu sangat takut sama boneka beruang. Reflek aja tadi. Gimana ya kak Eun Bi sekarang? dia kan gak tau aku gak suka boneka itu” sahut In Ha mencemaskan niko. “dia ngerti kok.tenang aja.”jawab Kwang So Kwang So mengantar In Ha sampai pintu kosnya dan merasa senang karena rencana Eun Bi gagal dekati In Ha. Saat malam hari, In Ha mengunjungi kos sebelah untuk bertemu Eun Bi. “Eun Bi, ada yang cari di luar? Cewek mangkuk” sahut teman se kos Eun Bi Lee Kwang So yang mendengarnya pun mulai seperti cacing kepanasan. Kwang So bingung harus berbuat apa lagi. Eun Bi keluar menjumpai In Ha saat itu juga (melihat penampilan di kaca). “kak, mmm maaf soal tadi. Aku kaget kak, aku gak suka boneka beruang” spontan terus terang In Ha terlontar dari mulutnya yang jujur itu “oho itu. Kakak juga salah. kakak kasih yg gak kamu suka. Santai aja lagi. Kamu uda makan?” sahut Park Eun Bi “belum” jawab In Ha “makan bareng diluar mau?”Tanya Eun Bi In Ha saat itu yang merasa bersalah mengiyakan ajakan Eun Bi. Ketika Eun Bi menyuruh In Ha menunggunya sebentar, Kwang So datang dengan motornya. “ayo?” kata Kwang So mengajak In Ha naik dengannya. Choi In Ha bingung, Apa yang harus dia lakukan saat ini?. Haruskah ia bersama Lee Kwang So atau kah menunggu Park Eun Bi yang bersiap untuk mengajaknya keluar. Tetapi kaki In Ha melangkah menghampiri Kwang So dan naik bersama Lee Kwang So pada akhirnya. Lee Kwang So pergi menjauhi kosnys dengan In Ha tepat duduk diboncengkan belakang motornya untuk pertama kalinya yang ia lakukan setelah kepergian Ha Neul. In Ha sangat gugup dan juga semua tubuhnya terasa beku seketika tak mengerti dengan situasi yang ia rasakan saat ini. Merasa ada kesalahan tetapi ia sangat bahagia bisa sedekat ini dengan Lee Kwang So tanpa disengaja. In Ha yang saat itu memegang erat Kwang So, membuat jantung Kwang So berdegup seperti genderang perang. Seketika Kwang So berhenti didepan gerobak tukang sate. “mau sate?” Tanya Kwang so Kwang So mengalihkan kegugupannya yg spontan berhenti karena gak bisa menahan perasaan. Jika di lanjutkan, Choi In Ha akan mengetahui nya. “boleh” jawab In Ha Setelah mereka duduk di sebuah tempat makan sederhana, karin bertanya kepada Kwang So tiba-tiba mengajaknya pergi amat terburu buru. Kwang So sangat jago mengalihkan pembicaraan. “oh itu. Darurat tadi. Aku lapar makanya cepat cepat karena aku liat kamu sekalian aja aku ajak.”jawab Kwang So “oh hahaha aku tadi lagi nunggu Eun Bi sebenarnya. kok aku ikut kamu kesini sih?” sahut In Ha “apa? Eun Bi. eh maaf aku gak tau.aku kira kamu lagi nunggu abang bakso lewat” sahut Kwang So pura-pura gak tau “is berarti kemarin itu dia diantara kelompok mereka” kata In Ha dalam hati. “udah tenang.nanti aku yang bilang Eun Bi” jawab Kwang So menenangkan Lee Kwang So merasa bahagia bisa bersama Choi In Ha, meskipun karena kesalahan. Di situasi itu mereka berdua banyak diam satu sama lain. Kwang So yang biasa berbicara, lebih memilih membungkam. In Ha yang biasa berterus terang juga terlihat biasa tanpa komentar atas sikap Kwang So hari ini. Setelah itu Kwang So kembali ke kos dan memberikan ucapan selamat malam saat Choi In Ha yang hendak masuk ke kos. “good night rin” kata Kwang So salting. In Ha melihat ke arah Kwang So dengan balasan senyuman selamat malam buatnya. Choi In Ha ingin Lee Kwang So tau perasaan nya, tetapi sulit sekali Kwang So peka akan perasaan In Ha. Cinta dalam diam memanglah tidak mudah. Saat itu Kwang So mengatur alasan yang pas untuk di berikan kepada Eun Bi yang tengah kecewa karena gebetannya tengah pergi dengan teman nya sendiri. Park Eun Bi merasa sangat patah hati ditikung teman sendiri. “ehm maaf.aku gak tau. Tapi aku kira In Ha mau cari makan, Makanya sekalian” sahut Kwang So ditengah keheningan Eun Bi “alasan lu. Aku tau,sebaiknya lu jujur sama aku, In Ha itu siapa lu?” Tanya Eun Bi Saat itu raka menjelaskan mengenai In Ha adalah sahabat kecilnya dan sahabatnya Ha Neul sangat suka terhadap In Ha. Kwang So berkata In Ha juga menyukai Ha Neul, Karena saat itu Kwang So mengatakan bahwa In Ha selalu menyebut nama Ha Neul disaat keresahannya. Eun Bi yang kala itu kesal mulai menangis dikarenakan putus sudah harapannya untuk bisa bersama Choi In Ha. “kenapa gak bilang dari awal sih?”sahut Eun Bi “ya, waktunya belum tepat aja bro. lu kan tau saat itu lagi gregetnya sama In Ha. Gak beranilah bilang sebenarnya” terang Kwang So Lee Kwang So menepuk pundak niko yang sedang menangis karena patah hati. Di kala itu juga Kwang So merasa lega Eun Bi tidak akan mendekati In Ha lagi seperti biasanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN