Semakin hari semakin jenuh dengan hubungan jarak jauh. Lee Kwang So harus memberi kabar setiap saat kepada Choi In Ha di tengah kesibukannya menjadi seorang mahasiswa baru. Bahkan waktu makan siang Kwang So di habiskan hanya untuk memberi kabar ke In Ha. Choi In Ha juga berubah sejak Lee Kwang So berstatus pacarnya, di tambah lagi In Ha sedikit cemburu pada Kang Mi Re yang sering di ceritakan oleh Kwang So sebagai teman barunya itu. Bagi In Ha seorang cewek dan cowok berteman salah satu diantaranya lama kelamaan akan merasakan jatuh cinta. Seperti apa yang dialami In Ha dahulu. Akibat itu semua, In Ha menjadi cewek posessive terhadap Lee Kwang So. Choi In Ha meminta agar Kwang So meluangkan waktu ketika Jam kosong.
Lee Kwang So merasa In Ha berubah tak seperti In Ha dahulu yang dia kenal sejak mereka sebelum pacaran. Ada saja tingkah In Ha yang membuat Kwang So jengkel. Apalagi mengenai jadwal kasih kabar. Seolah olah Kwang So itu cowok yang mudah suka sama orang, padahal Choi In Ha dahulu tau jika Kwang So sangat di gandrungi banyak cewek ketika SMA. Tak ada satu pun yang Kwang So lirik kecuali In Ha. Lee Kwang So ingin mengatakan hal sejujurnya, takut In Ha marah dan kecewa.
"kamu kemana aja sih. Di telpon gak di angkat" sahut In Ha marah lewat telpon.
"iya maaf sayang. Aku ketiduran" Jawab Kwang So mengangkat dengan nada suara lemas karena habis bangun tidur.
"ih kok gitu sih. Kan aku cemas, eh kamu nya malah tidur. bete" kata In Ha merajuk.
"iya terus aku harus apa? namanya juga ketiduran". jawab Lee Kwang So kembali.
"ya udah. tidur aja lagi sana" Kata In Ha singkat dan mematikan telpon.
"ini anak maunya apa sih? Orang tidur beneran juga. entahlah masih ngantuk" Lee Kwang So melampiaskan kekesalannya setelah Choi In Ha menutup telpon.
In Ha menunggu Kwang So, berharap Kwang So membujuknya yang sedang emosi. Ponsel Karin pun tidak kunjung berdering juga, membuat In Ha semakin bete dan kesal dengan pacarnya itu. Sedangkan Kwang So, masih berada di dalam mimpi. Kwang So kelelahan setelah satu harian ada jadwal kuliah yang mendadak di full kan pada hari Senin hingga begitu letih harus belajar dari jam 7 hingga sore hari.
"kok gini sih. gak peka banget. bukankah aku tadi pakai nada emosi. Kok gak di telpon balik. kesel" sahut In Ha kesal
Keesokan paginya Lee Kwang So bangun dan ada waktu sebentar sebelum pergi ke kampus. Dia teringat ketika itu hanya sebentar berbincang dengan pacarnya memilih untuk menelpon In Ha dahulu sebelum bergegas mandi. Panggilan pertama tak kunjung ada jawaban. Panggilan kedua juga tidak ada jawaban. hingga detik terakhir panggilan ketika barulah In Ha mengangkat panggilan Kwang So.
"halo" jawab Choi In Ha.
"kok lama benar ngangkat telpon dari aku?" Kwang So bertanya.
"oh enggak. aku kira bukan kamu yg nelpon tadi. soalnya aku kira kamu udah gak suka kasih kabar" jawab In Ha datar.
"kok gitu sih sayang. kamu masih kesal karena aku ketiduran kemarin?" sahut Lee Kwang So kembali menerka.
"menurut kamu?" kata In Ha kembali bertanya.
"Ya ampun In Ha, please deh jangan kayak anak kecil begini. Masa kamu merajuk karena aku ketiduran" jawab Kwang So tak habis pikir dengan tingkah pacarnya.
"kamu seharusnya bilang. In Ha sepertinya aku gak bisa telpon kamu malam ini, karena aku ngantuk banget. ini gak, kamu malah bikin aku cemas tanpa kabar. terus kamu bilang aku kayak anak anak? tega kamu" jelas In Ha pada Kwang So.
"udah marahnya? lagian itu hal sepele jangan di gede gedein bisa kan?" Kwang So kembali mengingatkan.
"oh justru karena hal sepele lah yang bisa merubah sikap orang. termasuk kamu yang gak kabarin aku. kan alasan kamu sepele" terang In Ha semakin memancing emosi.
Mood Kwang So selepas bangun tidur berantakan karena Choi In Ha. Ingin rasanya menelpon In Ha setelah pulang dari kampus saja. Bahkan saat mau pergi ke kampus pikiran Kwang So kalut dalam emosi In Ha yang seperti anak kecil. Haruskah Kwang So seperti ini terus setiap hari. Bertengkar karena hal sepele, padahal selama ini jarang terjadi. Semakin menjalin hubungan yang serius, maka semakin menjadi beban pikiran bagi Lee Kwang So dan Choi In Ha.
LDR memang tidak mudah. Bahkan untuk hubungan percintaan yang masih terbilang sebentar. Sebagian orang memilih untuk berpisah dikarenakan hubungan jarak jauh. Inilah yang saat ini terjadi dengan hubungan In Ha dan Kwang So. Melalui ujian LDR ini cinta mereka berdua di uji. Sanggupkah mereka melaluinya.
"tin tin" suara klakson mobil Kang Mi Re
"Hey Lee Kwang So cepatlah" sahut Mi Re yang jadwal masuk kuliahnya bebarengan.
Kwang So terlihat terburu buru, hingga rambutnya lupa di sisir. Ini karena mood Kwang So yang mendadak berantakan di pagi hari. Jadi serba salah semua yang dilakukannya. Sampai lupa rambut belum disisir.
"kamu belum sisir rambut?" tanya Kang Mi Re setelah melihat rambut Kwang So yang berantakan.
"ada sisir gak? pinjam dong" Kwang So melihat kearah spion gantung mobil dan merapikan rambutnya dengan sisir yang diberikan Kang Mi Re.
"jujur deh. kamu kenapa? masih pagi Lo ini udah bad mood aja kelihatannya" kata Kang Mi Re yang begitu penasaran dengan sikap Lee Kwang So.
"biasalah In Ha ngambek.dia ngambek karena aku gak kasih kabar. Udah aku jelasin juga aku ketiduran, tapi masih aja di besar-besarin" jelas Lee Kwang So tentang kronologi nya.
"kamu sepertinya harus mengerti In Ha. cewek ini sulit ditebak jalan pikirannya" jawab Kang Mi Re memberi masukan.
"bahkan aku yang telah lama mengenal In Ha, sampai saat ini masih tidak mengerti jalan pikirannya. Dia bisa menjadi orang se emosi itu gara-gara ketiduran lupa ngasih kabar" kata Lee Kwang So kembali mengeluh.
"iya dia khawatir. Secara cewek mana yg gak khawatir gak ada kabar dari orang yang dia sayang. makanya jadi baper gak bisa terima alasanmu tadi" Kang Mi Re kembali menjelaskan kemungkinan terbesar yang di rasakan Choi In Ha.
"bisa jadi sih. Sepertinya aku yang harus mengalah kali ini" sahut Kwang So.
"Yee lupa ya. UUD cewek gak pernah salah. pasal 1, cewek gak pernah salah. pasal 2, jika cewek salah kembali ke pasal 1" kata Kang Mi Re mengingatkan sambil tertawa.
Lee Kwang So mencoba menghubungi kembali In Ha yang masih ngambek karenanya. Menunggu pulang sekolah dahulu, karena disekolah tidak diperbolehkan membawa hp. Tepat jam istirahat Kwang So sama waktunya dengan jadwal pulang sekolah In Ha. Kwang So menelpon In Ha dan mencoba meminta maaf jika dia membuat In Ha cemas.
"maaf ya. Iya aku ngaku gak peka tentang perasaan kamu kemarin. jangan marah lagi ya" Lee Kwang So mencoba membujuk Choi In Ha melalui telepon.
"iya aku maafin. Tumben sih kamu telpon dan menyadari kesalahan. Abis ke sambet setan apa?" jawab In Ha sambil tertawa.
"habis konsultasi dengan Kang Mi Re tadi" kata Kwang So dengan segala kepolosannya membawa nama perempuan lain di dalam obrolannya bersama In Ha.
"sayang, kamu masih sering bareng dia?" tanya In Ha cemburu.
"iya. karena dia kan kita baikan" jawab Lee Kwang So.
Choi In Ha tidak suka jika Kwang So dekat dengan perempuan mana pun. Saat ini status mereka berjauhan. Bahkan nelpon juga memiliki waktu terbatas mengingat kesibukan masing masing.
"aku kan bilang ke kamu kemarin, jangan dekat cewek manapun" kata In Ha mengingatkan dengan sedikit emosi.
"jangan gitu dong. masa iya aku jauhi orang yang sudah baik ke pacar kamu ini. lagian kan dia itu baik. aku janji gak akan berpaling" jawab Kwang So mencoba meminta hak privasinya.
"baiklah. tapi jangan sampai aku tau kalau Mi Re itu ternyata cewek gak benar, ganjen dan lainnya. walaupun kita LDR, aku punya Indra keenam" kata In Ha yang memancing tawa Raka keluar setelahnya.
"Indra Herlambang maksud kamu? ada ada aja sih pacarku. gemes deh" sahut Kwang So semakin gemes melihat tingkah Choi In Ha pacarnya.