My Perfect Mate: Chapter Four

3245 Kata
:: Author POV :: "Hiks.. Kak Rez.. It's Sick.." ringis seorang perempuan yang masih berumur 6 tahun di sela sela tangisannya. Dengan segera, anak yang di panggil 'Kak Rez' itu menghampirinya dan dengan segera menggendong si anak perempuan tadi. "Kamu kenapa??" tanya seorang anak laki laki yang disebut 'kak Rez' dan segera mendudukan si perepuan di kursi taman rumahnya. "Hikss.. Aku jatuh..hiks.." air mata si perempuan jatuh membasahi kaos hitam yang dipakai si anak lelaki berusia 8 tahun. Melihat tangisannya semakin kencang, dia pun berjongkok di hadapan si anak perempuan itu. "Jangan nangis, Glory. Princess gak boleh nangis, nanti Rezdin sedih.. Mau Rezdin obati??" tawar si anak lelaki Ya, mereka berdua adalah Rezdin dan Glory saat mereka berdua masih kecil.. "Mau!" seru Glory kecil sambil tersenyum di sela sela tangisannya Rezdin kecil tersenyum.. "Okay.. But, Don't cry.." sahut Rezdin kecil Rezdin menaikan dress selutut Glory sedikit agar ia bisa melihat luka di lutut Glory kecil. Terlihatlah luka yang merah dan sedikit mengeluarkan darah. Rezdin pun menyentuh lutut Glory dengan lembut. "Sakit.." ringis Glory saat lutut nya disentuh oleh Rezdin "Hanya sebentar.." gumam Rezdin menenangkan Sinar hijau keluar dari telapak tangan Rezdin dan sedikit demi sedikit luka merah yang terdapat di lutut Glory kecil menghilang. "Sembuh.." seru Rezdin sambil tersenyum menatap mata Glory kecil "Thank You.." ujar Glory sambil tersenyum "Your welcome my Princess.." sahut Rezdin "Kak Al dimana??" tanya Glory pada Rezdin "Al?? Hmm, Al ada di dalam rumah bersama Aunt Jennice, dan Uncle Sam" terang Rezdin "Ohh.. Kak Rez, kak Rez itu Werelof??" tanya Glory salah mengucap Rezdin kecil tersenyum dengan matanya yang menyipit. "Werewolf?? Iya.. Kak Rez werewolf.." ujar Rezdin kecil masih dengan senyum "Ohh.. Kak Rez punya mate??" tanya Glory kecil dengan mata yang berbinar polos Rezdin kecil menatap Glory yang usianya berada 3 tahun dibawahnya. Mata cokelat madu milik Glory berbinar cerah, mengingatkan Rezdin kepada madu yang minggu lalu dimakannya nya diam diam bersama Joshua, Dion, Aleandro, dan Glory. "Ya.. Aku akan punya nanti.." jawab Rezdin sambil menatap langit sore "Kapan??" tanya Glory kecil lagi "Nanti.. Disaat umurku 18 tahun, saat itu.. Aku akan bertemu dengan mateku! Itu yang diceritakan oleh ayahku" sahut Rezdin Glory kecil tidak menjawab dan hanya bersenandung kecil sambil mengayun ayunkan kaki kecilnya yang memakai sepatu berwarna merah. Rezdin yang masih berlutut dihadapan Glory kecil berpindah tempat menjadi duduk di samping Glory. "Glory.. Bagaimana jika kamu adalah mateku??" tanya Rezdin polos "Bagaimana?? Glory tidak tau.." jawab Glory sambil menatap Rezdin "Kak Rez akan merasa sangat beruntung.." gumam Rezdin kecil sambil mengangguk anggukan kepalanya dan tersenyum. "Kenapa??" tanya Glory bingung "Hmm.. Glory, kau ingat jika kak Rez sakit?? Bukannya Glory yang selalu membantu ibu Jessie merawatku??" tanya Rezdin balik Itu memang benar, jika Rezdin sedang sakit, maka Glory akan sibuk membantu Luna Jessie merawat Rezdin. "Iya.. Glory ingat!" seru Glory "Aku senang.. Karena, Glory pasti akan merawatku dengan sangaaat baik.." sahut Rezdin dengan senyuman yang membuat matanya menyipit. "Tentu! Glory pasti merawat kak Rez dengan sangat baik!" ujar Glory bangga "Glory.. Jadi Luna untukku ya??" tanya Rezdin dengan raut wajah yang polos "No!" jawab Glory sambil menggeleng gelengkan kepalanya "Why??" tanya Rezdin heran "Nama aku Glory.. Bukan Luna! Kak Rez lupa??" sahut Glory kecil sambil menggembungkan pipinya. "Luna itu.. Pimpinan perempuan di suatu pack. Nantinya Luna akan menikah dengan Alpha." terang Rezdin "Ohh.. Jadi kak Rez, Alpha??" gumam Glory "Hmm, iya. So.. Glory.. Do you want to be My Luna??" tanya Rezdin sekali lagi "Of course!" sahut Glory menganggukan kepalanya dengan semangat. Tak jauh dari sana.. Alpha Nichalas, Luna Jessie, Samuel, dan Jennice memperhatikan Glory kecil dan Rezdin kecil dengan senyuman diwajah mereka.. *** Glory terbangun dari mimpinya. Dengan wajah bingung, dia menatap jam yang terdapat di nakas nya. 12.00 am 'Tengah malam..' pikir Glory "Siapa anak kecil itu?? Yang perempuan.. Itu aku, aku mengingat jika itu aku saat aku masih kecil.. Sedangkan yang laki laki.. Siapa itu??" gumam Glory termenung Ya, sekarang adalah tengah malam. Setelah Aleandro memarkirkan mobilnya di Garasi, mereka berdua segera masuk ke rumah dan berdiam diri. Aleandro yang asik menonton televisi di ruang tamu. Dan Glory yang asik melamun di samping Aleandro. Ayah dan Bundanya, masih berada di luar rumah dan mengerjakan urusannya. Hingga pada malam hari, kedua orangtuanya baru sampai ke rumah. Setelah melakukan Dinner, sedikit berbincang, kedua orangtuanya segera pergi ke dalam kamar untuk beristirahat. "Siapa anak lelaki itu.." gumam Glory bingung. 'Matanya berwarna dark chocolate.. Mengingatkanku kepada...' batin Glory menggantung "Laki laki yang ada di depan ruangan Sir Nichalas!" pekik Glory dengan menahan suaranya "Tidak tidak tidak. Di dunia ini, pasti ada banyak orang yang memiliki mata seperti itu. Ya, mungkin saja. Tapi, wajahnya mirip sekali dengan anak sir Nichalas" gumam Glory sambil termenung "Tapi, Apa itu mungkin?? Apa benar itu anak Sir Nichalas??" ujar Glory dengan suara tertahan Dengan perasaan kesal, Glory beranjak dari tempat tidurnya. ‘Setelah mengalami mimpi aneh, aku pasti tidak akan bisa tidur' pikir Glory :: Glory POV :: Aku menghela nafas kesal. Aku kesal, aku pasti tidak akan bisa melanjutkan tidur. Dengan perasaan kesal, aku membuka pintu balkon kamarku dan berniat untuk berdiam disana. Aku menatap ke belakang dan melihat kamarku dalam keadaan gelap gulita. "Mungkin angin akan membuatku sedikit tenang.." gumamku Aku terdiam dan menumpukan tubuhku pada pagar balkon dan membiarkan wajahku tertiup angin malam. Satu kata yang dapat aku lukiskan untuk keadaan saat ini, Tenang.. Srrk srrk 'Suara apa itu??' pikirku Aku melihat kearah bawah, tepatnya kearah semak semak yang berada di taman belakang rumah, atau lebih tepatnya dibawah balkon kamarku yang berada dilantai 2. Tebaklah, apa yang aku temukan! Kau tau?? Kau tau?? Tidak ada siapapun disana. Yup, tidak ada. No one. "Itu.. Manusia, atau bukan ya??" gumamku mulai aneh Aku bergidik ngeri memikirkan bagaimana jika itu bukanlah manusia. Hei, jangan bilang aku terlalu parno! Biar aku beri penjelasan kenapa begitu.. Pertama, jika itu manusia, itu tidak mungkin.. Karena, jika dia manusia dan masuk ke wilayah rumahku atau rumah keluarga Adreyfan, maka dia harus menghadapi para bodyguard yang berjaga di depan sana, harus memiliki izin, dan terakhir dia harus memiliki kepentingan atau alasan kenapa dia masuk ke rumah keluarga Adreyfan. Dan lagi ini tengah malam, orang waras mana yang akan bertamu saat tengah malam. Jika itu bukan manusia..(atau makhluk astral, ohh god! Aku agak takut menyebut ini) Hmm, dia tidak memerlukan izin, tidak perlu menghadapi Bodyguard, dan tidak memerlukan alasan.. Semua itu bukan karena para bodyguard takut, tapi para bodyguard tidak bisa melihat mereka.. Atau jangan jangan.. Itu adalah Vampire?? Atau malah Werewolf?? Ahh, aku akan sangat bahagia jika salah satu dari 2 makhluk dari Underworld itu aku temukan di halaman belakang rumahku! Engh, tidak. Jangan sampai aku bertemu dua makhluk itu secara bersamaan. Bisa bisa aku menjadi menu santapannya saat kencan dengan pasangannya masing masing. Hmm, Stop! Hentikan pikiran tentang dua makhluk underworld itu, sebelum makhluk itu masuk kedalam otakku lebih dalam lagi. :: BlueMoon Pack:: "Astaga.. Apa tadi di mimpiku itu adalah Glory?? Mate ku??" gumam Rezdin dengan wajah tidak percaya Ya.. Rezdin mengalami mimpi yang sama dengan Glory. Tentang masa kecil mereka berdua.. "Menurutmu itu Glory kita??" tanya Rezdin pada Erick dalam mindlink "Menurutku.. Iya! Itu Glory kita.." jawab Erick "Jadi?? Tuhkan! Benar apa kataku saat kecil! Dia adalah mateku!" seru Rezdin dengan sedikit terkekeh "Ternyata.. Saat kecil, kau sangat so sweet ya! Berbeda dengan sekarang.." ujar Erick menggantung "Apa maksudmu?? Hah?? Hah??" tanya Rezdin setengah menantang "Sekarang kau konyol!" sahut Erick singkat tapi nyelekit "Tapi... Mengapa, Glory tidak mengingatku??" tanya Rezdin dengan lirih dan memilih mengabaikan ucapan nyelekit dari Erick. "Hahaha.. Kasiann.." ejek Erick "Hei kau konyol ya! Orang- tidak! Serigala konyol menyebutku konyol karena kekonyolannya yang sudah sangat konyol!" ujar Rezdin dengan penuh kekonyolan. "Sebenarnya, apa yang ingin kau katakan??" tanya Erick yang bingung terhadap konyol dan kekonyolan. "Jika dia tidak mengingatku, maka aku pastikan dia juga tidak akan mengingatmu!" seru Rezdin Terasa olehnya, Erick sedang berguling guling di pikirannya. "Aku tidak mau Glory tidak mengingatku.. Rezdin! Lakukan sesuatu!" pinta Erick sambil berguling guling "Hmm, bagaimana caranya ya?? Kau punya ide??" tanya Rezdin "Mungkin kau bisa mengajak nya bertemu dan membantunya mengingat mu?? Karena.. Menurutku, dia juga pasti mengalami mimpi yang sama dengan kita" saran Erick "Maksudku, mate bond. Dia juga pasti mengalami mimpi yang sama dengan kita." lanjut Erick "Boleh dicoba! Sekarang??" tanya Rezdin "Ingatlah bahwa ini tengah malam!!" seru Erick pada Rezdin "Oke, oke! Hmm.. Bagaimana jika kita meminta salah seorang warrior pack untuk pergi ke rumah keluarga Adreyfan, dan melihat keadaan Glory??" saran Rezdin "Hmm Nice Idea! Tapi..Itu terlalu berbahaya, bagaimana jika kita saja yang pergi memantau mateku?!" tambah Erick "KITA Erick, Mate KITA!" ujar Rezdin menegaskan kata 'Kita' "Sama sajalah.." gumam Erick Rezdin hanya bisa mengehela nafas lelah. Sifat Erick sama dengan sifat dirinya. Tidak mau disalahkan.. Dengan segera, Rezdin turun dari kamarnya menuju ke lantai satu. "Kuharap dia mengalami mimpi yang sama denganku! Dengan begitu, segalanya akan semakin lebih mudah" gumam Rezdin "Berharaplah pada Moon Goddes.." gumam Erick pada Rezdin Rezdin tersenyum mendengar saran dari Erick. "Alpha Rezdin?? Kau mau kemana??" sebuah suara menginterupsi langkah Rezdin yang sengaja dibuat tidak bersuara "Hhiiyyy! Siapa itu??" tanya Rezdin merinding dan melihat ke sekeliling dengan wajah takut "Alpha, ini aku! Joshua.." ujar suara tadi yang ternyata Joshua "Ohh.. Joshua, apa kau mau membantu ku??" tanya Rezdin "Ada apa Alpha??" sahut Joshua "Dalam tidur.. Aku bermimpi tentang masa lalu ku bersama kau, Dion, Aleandro, dan.." ujar Rezdin menggantung Dan itu membuat Joshua penasaran. "Glory.." lanjut Rezdin "Luna?! Mengapa bisa??" pekik Joshua tidak percaya "Kau ingat anak kecil yang terjatuh dan aku obati?? Itu adalah Glory Anastasya, Luna kalian, dan Mate ku" ujar Rezdin "Jadi.. Bantuan apa yang Alpha inginkan??" tanya Joshua "Menurut Erick, Glory pun mungkin mengalami mimpi yang sama dengan ku, dan.. Anehnya, Glory tidak mengingatku! Maka dari itu, aku dan Erick akan segera mengembalikan ingatan Glory tentangku!" jelas Rezdin "Jika begitu, saya akan membantu. Jadi, hal apa yang akan kita lakukan sekarang??" tanya Joshua "Kita akan pergi ke rumah keluarga Adreyfan, dan melihat keadaan Mate ku" ujar Rezdin "Hanya melihat??" tanya Joshua tidak yakin "Remember, it's midnight" jawab Rezdin sambil memasang wajah seperti pac man "Okay, okay" ujar Joshua Mereka pun segera pergi keluar dari rumah pack. Rezdin segera memerintahkan Warrior untuk berjaga jaga dan Joshua bertukar shift dengan Romi. "Hai Romi.. Kau siap??" sapa Rezdin pada Romi Romi pun menggeram pada Rezdin. Mengetahui jika Joshua dan Romi sudah siap, Rezdin pun tersenyum dan menutup mata. Bertukar shift dengan Erick. "Hai Romi! Miss me??" sapa Erick pada Romi lewat mindlink "Ayolah! Kau tahu aku normal.. Alpha Erick!" balas Romi Rezdin dan Joshua yang berada dalam tubuh wolfnya hanya bisa terkekeh melihat interaksi wolf mereka. Erick dan Romi segera pergi keluar pack untuk menuju kerumah Glory. Tak lama kemudian, mereka sampai di kediaman Glory. "Cantik" gumam Erick dan Rezdin bersamaan saat melihat Glory yang sedang berdiri di balkon kamarnya. Joshua yang mendengar gumaman Alpha nya tersenyum. Srrkk srrkk "Shhtt" ujar Rezdin mendesis pada Joshua saat mendengar suara semak semak yang mungkin tidak sengaja terinjak. Karena suara itu membuat Glory yang sedang diperhatikannya menjadi terlihat takut sekaligus waspada. Joshua menatap Alpha nya bingung. 'Memang siapa yang menginjak rumput??' pikir Joshua bingung Saat Joshua melihat ke bawah, atau lebih tepatnya arah sepatu nya untuk memastikan. 'Siapa tahu memang ada rumput yang terinjak' batin Joshua sambil mengangguk anggukan kepalanya. Saat itu, wajah Joshua langsung berubah menjadi seperti ini -____- "Alpha, sebenarnya.. Anda lah yang menginjak rumput. Bukan saya" bisik Joshua pelan Bisikan Joshua membuat Rezdin yang sedang asik memperhatikan Glory dari jauh, melirik Joshua sebelum akhirnya melihat ke bawah. "Hehe" tawa Rezdin dengan konyolnya Joshua hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Joshua, kau ada dimana??" tanya ayah Joshua yang adalah Beta dari Alpha Nichalas, Derry. Dalam mindlink "Aku berada di rumah keluarga Adreyfan ayah, bersama Alpha Rezdin" jawab Joshua "Sedang apa kau disana?? Pulanglah ini sudah malam" tanya Derry "Mate dari Alpha Rezdin adalah keluarga Adreyfan dan Alpha Rezdin memintaku untuk membantunya mengawasi Calon Luna" ujar Joshua "Ohh, baiklah.." ujar Derry dan memutuskan mindlink Joshua pun kembali terfokus pada Rezdin dan calon Luna BlueMoon Pack. "Joshua.. Kau melihatnya kan??" tanya Rezdin "Luna Glory?? Ya, saya melihatnya dengan jelas." sahut Joshua "Jelas?? Baguslah" ujar Rezdin menyerupai gumaman "Tentu saja jelas Alpha, karena saya melihatnya dengan mata kepala saya, dan bukan dengan mata kaki saya.." gumam Joshua menanggapi gumaman Rezdin Seketika, Rezdin menatapnya dengan pandangan malas. Rezdin pun menghela nafas. "Mata kaki.. Mana bisa liat.." ujarnya berbisik Joshua pun nyengir mengingat ucapannya yang konyol. "Alpha, lebih baik kita pulang.. Sekarang sudah lewat tengah malam, besok anda akan ada rapat Pack" saran Joshua Rezdin melirik Joshua sekilas. "Baiklah.." gumam Rezdin "Tapi, aku ingin menyampaikan kejujuran kepada Mateku. Setelah itu.. Kita pulang" lanjut Rezdin "As your wish Sir" sahut Joshua Mereka berdua pun mengendap endap memasuki rumah keluarga Adreyfan seperti pencuri. Kembali pada Glory yang telah merasa cukup menghirup udara malam yang segar. ‘Aku haus..' batin Glory saat dirinya sedang asik memikirkan siapa yang kira kira menyeludup ke rumahnya. Menyerah pada rasa hausnya, Glory memilih untuk menutup pintu balkon, keluar dari kamarnya di lantai dua, dan turun ke lantai satu untuk mengambil air putih di pantry. Glory memasuki pantry di rumahnya dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara. Setelah masuk, dia segera mengambil gelas kaca dan menuangkan segelas air putih. "Aku tidak akan bisa tidur lagi.." gumam Glory Glory melamun dan memikirkan kembali suara semak semak tadi. Hanya kejadian biasa memang, namun, yang Glory lihat dari semak semak itu ada satu titik cahaya berwarna biru. Mungkinkah itu kunang kunang?? Kunang kunang tidak ada yang berwarna biru.. Glory mendengus saat kesadaran menguasainya dan otak warasnya berteriak. "Jangan jangan itu hanya kucing, atau binatang yang lainnya.." gumam Glory Glory pun menghela nafas, bingung dengan opini nya. Sshht sshhtt sshhtt Terdengar suara angin yang menyerupai bisikan. Tiba tiba, Glory merasakan adanya suara suara yang berbisik dari luar pantry. 'Semua orang disini sudah tidur.. Siapa itu?? Ehh tunggu! Apa kata ku tadi?? Semua orang sudah tidur?? Semua orang?? Berarti aku bukan orang?? Kan aku belum tidur?? Ahh, aku mulai aneh!' pikir Glory "Shh, Joshua! Diamlah!" bisikan itu terdengar kembali, hanya lebih jelas "Joshua??" gumam Glory bingung "Pengawal atau penjaga disini tidak ada yang bernama Joshua.." lanjutnya pelan 'PENCURI!!' opini itu muncul begitu saja dan kali ini tidak ada bantahan dari Dewi Kewarasannya. Dengan membawa Frying Pan, Glory keluar untuk melihat siapa itu Joshua. Glory menyipitkan mata nya untuk menyesuaikannya dengan kegelapan. Karena memang, jika malam hari dan semua penghuni sudah tidur, seluruh lampu yang ada di dalam rumah akan dimatikan. Glory melihat adanya siluet dua orang. Jika dilihat dari siluetnya, sudah pasti laki laki. Yang satu, lebih tinggi dari Glory dan yang satu nya lagi sangat tinggi seperti Tiang Listrik. Glory makin yakin dengan opini 'Pencuri' nya. PRANG!! Glory memukulkan Frying Pan itu kepada salah satu siluet, yaitu ke siluet yang tinggi, bukan yang sangat tinggi. Namun, mungkin hanya sampai di pundaknya, karena orang itu tinggi jika dibandingkan Glory. "Aww!" pekik siluet itu "Anda tidak apa Alpha??" tanya siluet yang sangat tinggi "Alpha??" gumam Glory yang terdengar oleh dua siluet itu "Mate??” "Luna Glory??" Pekik dua siluet itu bersamaan Glory mengernyitkan dahi saat mendengar pekikkan siluet itu yang ternyata mengenalnya. Dengan cepat, Glory menyalakan Flashlight yang ada di Handphone nya "Anak Sir Nichalas?!" pekik Glory saat melihat salah satu dari siluet itu sedang mengusap usap pundaknya yang agaknya memerah gara gara ditimpuk oleh Frying Pan yang dibawa nya. "Haii" sapa Rezdin setengah meringis sambil mengusap pundaknya "Astaga! Ya Tuhan, aku minta maaf.." ujar Glory dengan nada menyesal Tunggu! Dia memang menyesal kok "Tak apa.. Aku memaklumi" sahut Rezdin dengan senyuman Di belakang nya, Joshua meringis melihat Alphanya yang terlihat kikuk saat bertemu dengan Luna nya. Glory mengangguk dengan wajah menyesal hingga dia menyadari sesuatu. "Tunggu, Luna?? Dan sedang apa kalian malam malam, disini??" tanya nya bingung Rezdin dan Joshua tersentak kaget. Iya, kaget! "A.. Anu.." gagap Rezdin "Jangan disini, jelaskan di kamarku.. Jika disini, semua penghuni rumah bisa bisa akan terbangun" pinta Glory dan segera naik ke kamarnya Rezdin dan Joshua mengikuti Glory dari belakang Sesampainya di kamar... "So??" tanya Glory sambil mendudukan dirinya di sofa kamarnya Rezdin menggaruk tengkuknya dengan kikuk dan grogi. Dia hanya tersenyum canggung pada Glory. "Duduklah terlebih dulu.." gumam Glory Seketika, Rezdin dan Joshua duduk di sofa lain yang berada di kamar Glory itu. Namun, Rezdin segera berdiri lagi. Mendekati Glory, berlutut di depan Glory yang sedang duduk, dan meraih tangan Glory yang terbalut piyama. Glory tersentak kaget. Iya, kaget. Lagipula siapa yang tidak akan kaget jika sedang berada di situasu seperti ini?? "You're My Luna.. My Mate. Aku tahu kau mungkin tidak mengenalku, tapi aku yakin hatimu mengenalku. Aku Rezdin, orang yang ada di dalam mimpi mu.. " ujar Rezdin lirih Bertambahlah kekagetan Glory, separuh ingatan telah ada di dalam pikiran Glory. 'Mate?? Werewolf?? Vampire??' tebak Glory langsung Melihat Glory tidak berkutik, Rezdin melanjutkan ucapannya. "Do you want to be My Luna??" tanya Rezdin Joshua takjub dengan keberanian Rezdin yang menurutnya sangat gentle mengalahkan dirinya. ‘Alpha benar benar keren' pikir Joshua wajahnya menunjukan raut terpukau yang tidak di sembunyikan Saat dirinya akan mengungkapkan jatidirinya pada Ellyn, dia sangat takut dan sibuk menghitung 1,2,3, entah kapan selesainya. Sampai akhirnya, dia berani mengungkapkannya pada Ellyn. Hiraukan Joshua yang sedang Flashback sendiri. Kita kembali pada Rezdin dan Glory. Glory menatap Rezdin yang sedang menatapnya dengan pandangan, Rindu?? Rezdin menatap Glory dengan sendu dan rindu.. Mata cokelat terang milik Rezdin, bertemu dengan mata Cokelat madu milik Glory. "I'm sure my eyes speak more than me, Glory" gumam Rezdin sambil menatap dalam mata Glory "Aku..." ujar Glory menggantung membuat Rezdin yang menunduk, mengangkat kepalanya menghadap Glory. "Jika aku menerimamu, apa aku bisa mempercayakan ku padamu??" tanya Glory dengan senyuman. Membuat Rezdin ikut tersenyum dan bangkit dari berlututnya dan diikuti Glory. Rezdin mendekat, dan.. "Tentu, kau bisa mempercayaiku.. I love you" bisik Rezdin di telinga Glory Ya, Rezdin memeluk Glory dengan erat. Menghiraukan Glory yang kaget, sedetik kemudian Glory tersadar dan balas memeluk Rezdin dengan canggung. ‘I'll try my best to love you, Rez' pikir Glory Yah.. Begitulah, mereka menghiraukan Joshua yang masih berada di ruangan itu, bersama dengan mereka, dan menatap mereka dengan canggung. Tapi mulutnya tersenyum tulus menatap kebahagiaan Alpha dan Luna nya. Rezdin melepas pelukannya, menatap Glory dan tersenyum lembut. “Akhirnya, aku menemukan mateku. Aku mungkin tidak mengingat semua masa kecil kita berdua. Tapi aku berjanji padamu, aku akan berusaha membuatmu bahagia.” Rezdin mengusap pucuk kepala Glory dengan lembut. “Rezdin. Kau werewolf??” tanya Glory sambil menatap takjub “Ehh, kau tahu tentang werewolf?? Ya, aku werewolf” jujur Rezdin. Dia merasa déjà vu dengan pertanyaan Glory. Rezdin terdiam sejenak, menatap Glory yang juga sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. “Apa itu masalah?? Kau takut??” tanya Rezdin Glory menggeleng sambil tersenyum “Jujur aku takut. Tapi aku lebih mempercayai mu, aku mate mu kan?? Sudah seharusnya aku mendampingimu. Dan lagi jika aku mate mu, kamu pasti tidak akan melukaiku kan??” jawabnya Rezdin kembali memeluk Glory dan tersenyum lebar. “Moon Goddes tidak salah memilih Glory sebagai mate kita, Rezdin” ujar Erick “Ya, aku bersyukur dia menjadi mate kita” sahut Rezdin “Tidurlah, Glo. Aku akan menemanimu sampai tidur” Rezdin tersenyum melihat Glory yang menutup mulutnya dengan tangan dan menguap Glory tersenyum hingga memamerkan giginya “Maaf ya, aku mengantuk” gumam Glory Rezdin ikut tersenyum hingga matanya menyipit, dalam hatinya dia berusaha menahan Erick agar tidak keluar. “Kenapa mate kita sangat menggemaskan?!” Erick merengek dan berguling guling “Diamlah, Erick. Kau tahu?? Gigi ku sakit karena menahan gemas pada mate ku” sahut Rezdin meringis “Mate KITA Rezdin, KITA” jawab Erick merajuk sebelum akhirnya memutus mindlink
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN