:: Rezdin POV ::
Ahh, aku tidak sabar mendapatkan informasi tentang Mate ku~
Ya.. Tadi, saat sudah selesai membicarakan macan betina -Ellyn- di ruangan ayahku, aku langsung meminta Joshua untuk mencaritahu tentang mateku.
Jadi, aku memerintahkan Dion, dan Joshua ke Dorm -yang entah kenapa dua macan betina itu ikut- bukan semata mata hanya berkumpul.
Aku ingin membahas keamanan pack bersama Dion, lalu mendengarkan keterangan tentang Mate ku dari Joshua.
"Joshua.. Apa saja yang kamu peroleh tentang mate ku??" tanyaku to the point setelah mendapatkan informasi tentang keadaan pack dan setelah berhasil meredakan tawaku
"Ohh, baik Alpha! Jadi, nama Luna adalah Glory Anastasya Adreyfan. Beliau adalah anak dari Samuel Johnson Adreyfan dan Jennice Meyriska Adreyfan, memiliki seorang kakak yang yang bernama Aleandro Smith Adreyfan.."
"Tunggu!" informasi dari Joshua ku potong begitu saja..
"Aleandro Smith Adreyfan?? Dia adalah temanku, bersama kau dan Dion saat aku masih kecil!!" pekikku
"Ya Alpha, Aleandro adalah teman saya, Alpha, dan Dion saat kecil. Boleh saya lanjutkan informasi nya??" tanya Joshua
"Silahkan!" sahutku dengan serius
Terdengar Ellyn dan Helen yang berdecak kagum melihat aura kepemimpinanku.
'Jangan salah.. Biarpun begini, aku punya jiwa pemimpin!' batinku
"Menurut informasi yang saya terima, Luna Glory adalah orang yang dingin dan terkenal tegas di sekolah nya. Luna Glory merupakan siswa baru di Green Gate International School, dan merupakan murid yang pintar. Semua guru disekolah itu sangat menyukainya karena kepintaran yang dimilikinya, itu tidak aneh, mengingat Sir Samuel dan Miss Jennice sama sama memiliki IQ diatas rata rata" lapor Joshua.
"Sudah kuduga.." gumamku bahagia
"Tapi.. Ada yang janggal, Alpha!" seru Joshua
"Ada apa??" tanyaku serius
"Dan menurut informasi yang saya dapatkan.. Luna Glory sangat dibenci oleh siswi di Green Gate International School karena kepintarannya yang di atas rata rata. Luna Glory sangat mudah menarik perhatian guru guru di minggu pertama sekolahnya, bahkan mengalahkan orang yang sudah mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya. Dan sekarang, Luna Glory lah yang menduduki peringkat pertama di sekolah tersebut. Luna juga memiliki kelebihan yaitu, bisa mengetahui kebohongan manusia, mengetahui informasi tentang seseorang dengan cepat, dan beberapa hal lagi belum bisa saya ketahui, Alpha. Kemampuan otaknya dan kelebihannya lah yang membuat Luna Glory dibenci oleh siswi di sekolahnya." Joshua menutup laporan tentang Mate ku.
"Hah?!" pekik ku, Dion, Ellyn, dan Helen bersamaan
“Wah luar biasa. Sudah kuduga calon Luna pack ini bukan manusia biasa” gumam Ellyn
::Author POV::
"Manusia benar benar unik ya" ujar Dev dalam Mindlink Dion
Dev, adalah wolf dari Dion
"Kau benar.." jawab Dion
Ruangan Dorm itu sepi akibat ketidakpercayaan mereka semua atas informasi yang didengar oleh telinga mereka sendiri.
"Hale.. Apa aku mulai tuli?? Luna kita, dibenci oleh orang orang karena kelebihannya!" pekik Helen kepada Wolfnya, Hale
"Kau tidak percaya?? Aku juga!" ujar Hale kepada Helen
“Kalian tahu?? Manusia terkadang tidak ragu untuk mengeluarkan emosi yang mereka punya. Tapi terkadang mereka mengeluarkan nya ke arah yang salah” jelas Ellyn
‘Well, jujur saja. Sebagai manusia, aku malu dengan makhluk satu spesies ku' pikir Ellyn
"Ngg.. Apakah informasi ini benar Romi??" tanya Joshua pada Romi
"Bukankah, informasi ini kau dapat dari Informan terpercaya mu??" Romi balik bertanya
"Grrr.. Habisi manusia manusia itu Rezdin. Aku tidak mau Lunaku bersedih jika mereka terus menerus membencinya. Apalagi jika mereka melontarkan kalimat jahat pada Lunaku!" perintah Erick sambil menggeram pada Rezdin
"Mereka.. Menjijikan!" ujar Rezdin geram
Akibat Emosi, kini, sebagian kontrol tubuh Rezdin sudah di ambil alih oleh Erick.
"Aku.. TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKAN ORANG YANG TELAH BERBUAT MACAM MACAM KEPADA MATE KU!!"
Suara Rezdin terdengar berbayang dengan suara Erick dan terdengar tegas, arogant, juga posesif di waktu yang bersamaan.
Setelah mendengar pernyataan posesif milik Erick, sontak semua orang yang berada di ruangan itu terdiam kaget bercampur takut.
Joshua menatap Alphanya yang kini iris mata nya sudah berbeda warna.
Warna iris kanan berwarna biru milik Erick, menandakan element air. Dan warna iris kiri berwarna Cokelat terang, mata milik Alpha nya.. Alpha Rezdin.
"Alpha.. Ada satu hal yang harus anda tahu.." gumam Joshua menggantung sambil menatap Alpha nya dengan pandangan yakin.
'Baru kali ini aku menghadapi Erick' pikir Helen dan Ellyn
"Apa itu??" dan kini.. Hanya suara Erick lah yang terdengar
"Seseorang.. Terlebih lagi manusia.. Memiliki tingkat kesabaran masing masing. Ada kala nya orang yang selama ini diam dan tidak menggubris orang orang yang menghina nya, akan mengeluarkan sifat aslinya di suatu waktu.." pepatah Joshua
Semua terdiam.. Membenarkan perkataan Joshua.
"Dan.. Ada sedikit rekam jejak Luna yang kudapat. Dan aku tidak meragukannya sama sekali. Saat di Jepang, Luna membuat beberapa orang yang menghina nya dalam kondisi kritis. Kasusnya ditutup karena itu merupakan timbal balik dari apa yang mereka lakukan pada Luna. Perusahaan milik orang tua siswa yang menindas Luna juga pailit. Luna, jauh lebih kuat. Dan aku yakin, orang orang pasti akan berfikir ulang sebelum bertindak. Kecuali jika mereka berniat mati dengan perasaan malu" jelas Joshua
Lagi lagi.. Ruangan itu hening..
Memikirkan perkataan Joshua yang serius dan sangat benar.
'Beta yang bijak!' pikir Erick
'Kyaa~ kereenn!!' batin Ellyn
"Wiihh! Joshua memberikan pencerahan!" seru seseorang dari arah pintu Dorm
"Joshua teguh!" sahut Helen
"Mantaab!" ujar Rezdin sambil memperlihatkan ibu jarinya
"Syukurlah.. Warna matanya sudah kembali normal!' batin Joshua
"Mama bangga sama kamu!" ujar Ellyn sambil memasang wajah dramatisnya
Sementara itu, Dion hanya bisa spechless mendapati ruangan yang tadinya ber aura serius, berubah menjadi suasana yang jahil..
Mereka menyadari sesuatu..
Siapa yang tadi berbicara dari arah pintu??
Seketika mereka semua berubah jadi power ranger(?)
Ehh, bukan bukan.
Mereka mengalihkan perhatiannya kearah pintu.
"Raven?!" pekik Rezdin, Joshua, Ellyn, Dion, dan Helen
"Hii! Miss me??" tanya orang yang di panggil Raven dengan wajah jahil.
"No!" ujar Rezdin, Joshua dan Dion bersamaan dengan wajah datar.
Seketika Raven mengubah ekspersi wajah nya menjadi wajah malas dan datar.
Helen dan Ellyn hanya terkekeh pelan menatap wajah Raven.
Raven adalah sepupu dari Rezdin, dan merupakan teman dekat dari Joshua dan Dion. Raven berumur 17 tahun, lebih muda dari Rezdin, dan yang lainnya.
"Ayolah Rezdin, Joshua, Dion, Ellyn, Helen. Pasti diantara kalian ada yang merindukanku!" paksa Raven kepada kakak kakaknya
"Raven, sopanlah kepada orang yang lebih tua! Panggil aku dan yang lainnya dengan sebutan 'Kakak'!" tegur Rezdin kepada Raven
Asal kalian tahu, Rezdin dan Raven merupakan partner debat.
"Astaga Moon Goddes.. Terimakasih aku ucapkan padamu!" gumam Raven yang didengar oleh Rezdin dan yang lainnya
"Kenapa??" tanya Helen dan Ellyn
"Aku bersyukur kepada Moon Goddes karena telah menyadarkan Rezdin bahwa dia sudah tua!" ujar Raven dengan polosnya
"What the.. Sini kauu!!" teriak Rezdin sambil berlari mengejar Raven yang berlari larian dengan semangat.
Helen, Ellyn, Joshua dan Dion hanya bisa tertawa melihat Raven yang menampilkan wajah takut yang bermain main, sedangkan Rezdin mengejar Raven dengan semangat dan dipenuhi aura kegelapan.
"Ayolah Rezdin.. Diumur yang sudah tua kau belum memiliki mate?! Kalah olehku~" seru Raven menggoda
"Aku sudah bertemu dengan Mate ku ya!" sahut Rezdin sambil mengerucutkan bibirnya dan mempercepat kejarannya.
"Ahh Joshua, Dion! Tolong aku dari kejaran pamanku ini!!" teriak Raven saat dirinya hampir tertangkap oleh Rezdin
"Astaga.." gumam Joshua dan Dion bersamaan, tidak menyangka jika adik mereka akan bertambah, Rezdin dan Raven. Duo usil, jahil, dan pecicilan.
“Sebenarnya, apa tujuanmu kemari??” tanya Rezdin setelah suasana mulai tenang
“Packku, p*********n black witch membuat beberapa warga packku mati. Dan aku sedang mencari dalangnya” jelas Raven dengan wajah serius
“Beberapa waktu lalu, packku diserang oleh beberapa rogue. Di pergelangan tangannya terdapat simbol bulan purnama hitam yang dikelilingi oleh sulur tanaman” sahut Rezdin pada Raven
“Apa tanda itu, ada pada black witch yang menyerang pack mu?? Jika iya, mereka pasti bekerja sama” lanjut Rezdin
“Alpha, kau memerintahkanku mencari simbol perjanjian itu kan?? Dan ya, itu adalah simbol pengikat nyawa. Biasanya digunakan untuk perjanjian yang mengikat sehidup semati.” Joshua terdiam sejenak
“Agak menyeramkan memang, berani sekali mereka mempertaruhkan nyawa pada simbol seperti itu” lanjut Joshua
Penjelasan Joshua tentu saja menarik perhatian Rezdin dan Raven.
“Sebenarnya apa yang mereka cari?? Sudah tentu ada yang mereka cari, kan??” tanya Dion
Rezdin tersenyum puas
“Tentu saja menghancurkan kerajaan Pack keluargaku kan?? Raven, apa Black Witch menawan seorang anggota Pack mu??” tanya Rezdin
“Ya, mateku. Karena itu aku lengah dan mereka berhasil masuk” jawab Raven dengan kepala tertunduk
“Tak apa, ini pelajaran untukmu. Supaya kedepannya kau tidak mengutamakan emosimu. Jadikan ini pembelajaran” nasihan Ellyn pada Raven sambil sedikit mengusap rambut Raven
Ya, sepertinya Ellyn menganggap Raven sebagai anaknya.
“Nah, mungkin mereka juga mengincar mateku. Ada kemungkinan, mereka bisa menemukan Glory, jika aku tidak cepat cepat mengklaimnya sebagai mateku.” Ujar Rezdin
Raven terlihat beberapa kali melirik Rezdin dan menghela nafas.
“Kurasa.. Mereka bukan hanya mengincar mate. Kurasa, mereka mencari sesuatu yang lebih” Raven beberapa kali menghela nafas dan tampak berhati hati dalam memilih kata kata yang akan di keluarkan
“Keluarga kita, memerintah beberapa Pack besar. Kau tahu kan?? Sepupu sepupu yang lain, memimpin Pack yang besar walaupun tidak sebesar BlueMoon Pack. Tetapi pack nya masih terhitung besar dibandingkan pack lain.” Raven memotong penjelasan Rezdin
“Pack yang besar, membutuhkan kekuatan yang besar. Mereka mengincar itu. Ketika sang Raja tumbang, maka Raja yang lain akan bersinar. Kemungkinan besar, jika musuh kita justru adalah keluarga kita sendiri” Dugaan Raven membuat Dorm seketika hening