"Jadi kenapa kak?" lanjut Nessa yang penasaran dengan omongan Tari.
"Jadi ternyata si Imel itu ambil uang kantor dong Nes. Dan dia ambil nya itu gak kira-kira. Dia ambil kurang lebih 120 Jutaan. Gila gak menurut kamu?"
"Ya ampun Kak. Sungguh?"
"Ya dong Nes. Udah di buktiin kok. Dan dia pun udah membenarkan perbuatannya itu"
"Ya ampun. Aku gak pernah nyangka loh Kak. Soalnya dia baik banget Kak"
"Dia memang baik. Tapi mungkin keadaan yang buat dia begitu. Dia kan selalu tampil modis dan mewah. Ya udah Nes, jangan ungkap ke siapa pun ya. Hanya kita-kita aja yang tau. Bye Nes. Makan siang dimana? Info ya" Tari pun pergi meninggalkan Nessa menuju ruangannya.
Tiba-tiba saja saat Nessa masih melamun memikirkan Imelda, David membuka pintu ruangannya.
"Nes, buatkan saya Kopi ya. Americano yang ada di Pantry" ucap David.
"Oh, iya. Baik Pak" Jawab Nessa dengan kaget dan ia pun langsung berdiri.
"Ya ampun, aku kok gak sadar ya Bos buka pintu. Sampai dia manggil begitu. Salah lagi aja kayaknya" Nessa bicara pelan kepada dirinya dan dia pun berjalan ke arah pantry untuk membuatkan kopi.
tok... tok... tok...
"Maaf Pak. Kopinya saya taruh mana ya?" ucap Nessa pada David.
"Oh.. di meja saya aja disini" jawab David dengan melihat Nessa seperti kaget.
Ini adalah pertama kali David melihat Nessa langsung tanpa buru-buru. Ia terus menatap Nessa dari atas hingga bawah. Memang ini adalah kebiasaan David, saat melihat seseorang yang baru ia akan melihat dengan sangat teliti.
Hari ini Nessa mengenakan baju kemeja putih dengan rok mini warna merah muda. Rambutnya di ikat satu dengan sangat rapih. Ia mempunyai kulit yang putih, sehingga pipinya yang hanya menggunakan bush on tipis akan terlihat merah muda yang cantik.
Nessa meletakkan kopi nya di atas meja David. Tangannya bersentuhan dengan David dan ia merasa sangat gugup.
"Maaf Pak" ucap Nessa.
"Ok gak apa. Oia, kamu sudah punya nomor telepon saya?"
"Sudah Pak" Nessa menjawab dengan tersenyum.
"Coba kamu kirim pesan ke saya, saya belum sempat save nomor kamu. Dan tolong kirimkan ringkasan untuk meeting siang ini"
"Baik pak, saya ijin keluar ya pak"
David menganggukkan kepalanya. Dan Nessa pun keluar ruangan dengan hati-hati.
"ya ampun Nes. Ya ampun !!!!! Sekarang sentuhan tangan pula sama bos. Baru aja masuk 2 minggu kerja. Udah banyak tingkah aku. Mana kata orang-orang bos itu orangnya harus bersih, rapih. Ya ampun..... salah lagi aja aku" ucap Nessa dengan pelan dan sambil mengusap-usap kepala ya sendiri dan mengirimkan pesan kepada David.
15 menit kemudian, David keluar dari ruangannya dan menuju meja Nessa.
"Sudah siap?"
"Sudah pak"
Nessa dan David pergi menuju ruang meeting. Mereka meeting kurang lebih 2 jam. Waktu pun menunjukan sudah pukul 12 siang.
"Kamu ikut saya sebentar ya"
"Baik Pak. Oia Pak, untuk makan siang mau saya pesankan apa ya Pak?" tanya Nessa.
"Gampang. Saya masih belum mau makan"
"Baik Pak"
David pun mengajak Nessa ke salah satu toko peralatan Makan. Ia memilih perlengkapan perlengkapan set makan yang sangat indah.
"menurut kamu sebagai wanita, biasanya wanita akan suka yang motif bagaimana?" tanya David.
"Kalau saya pribadi sukanya yang sederhana Pak. Mungkin yang motif ini Pak" Ucap Nessa sambil menunjukan set Gelas kopi berwarna Putih Tulang.
"Ok. Tolong bungkus 1 ini ya" ucap David pada seorang pelayan Toko.
"Baik Tuan" jawab pelayan toko.
"Oh, mungkin ini untuk calon mertua nya Bos. Atau hadiah untuk calon istrinya. Sepertinya dia baik banget sampai mau memilih sendiri" ucap Nessa dalam hati.
Setelah membeli peralatan tersebut, Nessa dan David masuk ke dalam mobil.
"Nes, meeting ke 2 tolong batalkan ya. Kepala saya sedikit sakit. Kita reschedule aja. Pak, antar saya ke rumah y" ucap David.
"Baik Pak"
"Bapak mau saya pesankan obat? Atau makanan untuk ke rumah Bapak?" tanya Nessa.
"Tidak usah. Nanti saja. Oia, kamu lanjutkan kerja di rumah saya aja ya Nes. Disana ada komputer yang bisa kamu pakai"
"Baik Pak"
Nessa hanya bisa mengikuti apa kata David. Dan tibalah mereka di rumah David.
David berjalan sangat cepat. Sedangkan Nessa yang baru pertama kali ke rumah David sangat kebingungan. Karena ia tidak tau ruangan kerja nya dimana.
Nessa perlahan memasuki rumah David dan dia matanya terus melirik sana dan sini.
"Ya ampun, aku harus ke ruang yang mana. Mana kerjaan aku banyak" ucap Nessa dengan sangat pelan.
"Kamu masuk saja kesini, ini ruang kerja saya" ucap David.
Nessa yang sedang kebingungan tiba-tiba seperti disambar petir saat mendengar suara David.
"Eh Bapak. Maaf Pak. Saya belum paham ruangan mana nya. Jadi tadi saya kebingungan"
David hanya terdiam dan berjalan ke arah ruangan kerjanya.
Ruangan kerja David sangatlah rapih dan juga wangi. Nessa mencoba melihat-lihat apakah ada foto pacar sang bos atau tidak. Namun ternyata ada salah satu foto David bersama wanita yang sangat cantik dan juga benar-benar mempesona.
"Oh.. mungkin ini kali ya pacarnya Bos. cocok sih. mereka berdua terlihat serasi dengan wajah yang hampir mirip" ucap Nessa dalam hati.
Sementara itu David mempersilahkan Nessa untuk bekerja di meja kerjanya dan David keluar untuk sekedar berbaring di ruangan TV.
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Nessa pun sudah menyelesaikan semua pekerjaan kantornya. Nessa merasa David sangat jahat. Dia menyuruhnya bekerja di rumah nya, tetapi ia tidak di beri makan ataupun minum.
"Jahat banget ya punya Bos, minum pun bahkan gak ada. Untung aja aku selalu bawa botol minum di tas" ucap Nessa sambil berjalan keluar untuk mengisi botol minum nya.
Tiba-tiba Nessa melihat David sedang tertidur di atas sofa nya. TV nya menyala namun ia tertidur. Wajahnya terlihat pucat. Nessa ingin membangunkan nya, namun ia tidak tega. Dan ia pun pergi ke dapur untuk mengisi botol airnya yang habis.
Ia kembali dari dapur dan menuju ke ruang kerjanya kembali. Namun ia penasaran, apakah sang Bos tidur atau mati.
Tiba-tiba saja Nessa mendekati David. Dan Nessa benar-benar melihat David dengan wajah yang memerah dan juga bibir yang pucat.
Nessa mencoba untuk membangunkan David dengan memanggil pelan namanya.
"Pak... Pak... Bapak baik-baik saja? Pak?"
Namun David sama sekali tidak merespon nya. Ia pun terlihat seperti menggigil.
Nessa memberanikan diri memegang jidat David untuk memastikan keadaannya. Dan benar saja. Ternyata tubuh David sangat panas.
"Ya ampun. Pak.. Tubuh bapak seperti air mendidih. Panas banget Pak" Ucap Nessa dengan panik.
"Pak... Pak... Bapak bisa dengar saya?"
"Pak... Pak David..."
Sementara itu Nessa terus memanggil manggil David yang juga tidak bangun. Ia panik... Namun ia pun terkejut, karena tiba-tiba David memegang erat tubuh Nessa dan menarik tubuhnya ke arah nya.
Bruuukkkkkkkkkk ......
Suara tubuh Nessa