"Ke mana perginya manusia itu, ini sudah malam tapi kenapa dia belum pulang juga, sudah aku cari ke tempat yang selalu dia kunjungi tapi tak nampak juga batang hidungnya" ucap makhluk tinggi tanpa nama yang sudah menunggu di depan rumah Eunbi.
"Apa aku harus mencarinya lagi ? Siapa tahu dia menuju kemari " ucapnya lagi lalu pergi.
Sedangkan di ujung jalan Eunbi sedang berjalan sendirian di jalan yang cukup sunyi apalagi waktu telah larut, dan saat dia berjalan ada beberapa laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengan Eunbi, terlihat seperti sedang terpengaruh alkohol berjalan menghampiri Eunbi.
Sontak Eunbi terkejut dan mencoba menghindar, namun jumlah para lelaki itu cukup untuk menghalangi jalan Eunbi. Mereka tampak semakin terlihat akan berbuat yang tidak-tidak pada Eunbi yang membuat Eunbi akhirnya berteriak.
"Lepaskan aku !! Lepaskan aku mohon !" jeritnya memberontak namun hanya diabaikan oleh para lelaki itu.
Namun dengan sekuat tenaga Eunbi masih berusaha memberontak dan ...
BUGHH!!
Satu persatu pukulan melayang pada para lelaki itu, namun yang membuat mereka bertanya-tanya, berasal dari mana pukulan yang mereka dapat ?
Sedangkan Eunbi pun tak melakukan apa-apa yang bisa menyakiti mereka, dan tak ada satu orang pun yang mereka lihat di sana, namun pukulan itu terus mendarat pada wajah dan tubuh mereka sampai satu persatu dari mereka lari terbirit-b***t. Eunbi yang melihat itu hanya terdiam dengan wajah yang masih terlihat shock.
"Apa itu kau ??" tanya Eunbi.
"Yak !! Apa itu kau hantu m***m ??” tanya Eunbi kembali karena tidak juga mendapat jawaban.
"Aku bukan hantu !!" tiba-tiba suara yang sudah tak asing lagi untuk Eunbi muncul.
"Kau ini dari mana saja ? Tak biasanya kau pulang selarut ini, apa karena kau takut kepadaku ? Sudah kubilang aku tak berbahaya. Lihat tadi, kalau aku tak melihat dan menolongmu, kau sudah jadi apa sekarang ? Lain kali janganlah pulang selarut ini, sekarang cepat kembalilah ke rumahmu" kembali suara itu berbicara kepada Eunbi.
"Te- Terimakasih .. sudah menolongku" ucap Eunbi lalu berjalan kembali menuju rumahnya.
"Sebenarnya kau itu kenapa bisa pulang selarut ini" tanya makhluk itu sambil ikut berjalan.
"Karena tadi siang, karena kau sudah merenggut ciuman pertamaku !!” jawab Eunbi.
"Yak !! Bagaimana aku bisa dikatakan sudah merenggut ciuman pertamamu sedangkan aku pun tidak tahu apa itu ciuman, lagipula itu hanya hal yang tidak disengaja kan ?" balas makhluk itu.
"Yang jelas kau sudah merenggutnya !!!!" teriak Eunbi dengan menghadap dan menunjuk ke sembarang arah.
"Heh manusia aneh, aku di sini di samping kananmu bukan di sana" ucap makhluk itu memberitahu keberadaannya.
Eunbi pun sedikit merasa malu dan hanya kembali berjalan dengan menghentakkan kakinya kesal.
"Oh iya kau bilang aku merenggut ciuman pertamamu ? Memangnya selama ini kau belum pernah berciuman ? Padahal kau sudah besar" tanya makhluk itu.
"Apa kau tidak pernah mempunyai pacar ? Apa tidak ada yang mau denganmu ?” oceh makhluk itu terus menerus.
"Enak saja kau bicara. Banyak yang menginginkanku, namun aku sedang menunggu seseorang. Aku mencintainya namun aku pun tak tahu apa dia mempunyai rasa yang sama kepadaku atau tidak, dan tentang ciuman itu, aku bukan seseorang yang dengan mudah menerima ciuman dari seseorang, aku ingin ciuman pertamaku dilakukan dengan orang yang aku sayangi, DAN KAU MENCURINYA !!!!!!” ucap Eunbi.
"Dasar keras kepala, masih saja kau berbicara seperti itu" ucap makhluk itu.
Mereka pun terus berjalan dan akhirnya sampai di depan rumah Eunbi. Eunbi langsung masuk ke rumahnya begitu pula makhluk itu yang masih saja terus mengikuti Eunbi, dan seperti biasa Eunbi selalu langsung masuk ke kamarnya lalu berbaring di tempat tidurnya. Kamar Eunbi pun hening tak ada suara apapun sampai satu suara yang berasal dari perut Eunbi terdengar.
"Kau lapar ??" tanya makhluk itu.
"Aish kau masih mengikuti ?? Tidak, aku tidak lapar, pergi sana !!" ketus Eunbi.
Lalu pintu kamar Eunbi pun terbuka lalu tertutup kembali.
"Apa dia pergi ? Syukurlah" ucap Eunbi sambil melihat pintu kamarnya.
Eunbi hanya membaringkan dirinya dengan posisi menyamping dengan suara dari perutnya yang masih berbunyi, dan beberapa menit kemudian pintu kamarnya terbuka kembali.
"Hah !! Kenapa kau kembali lagi ?" ucap Eunbi mengetahui bila makhluk itu datang kembali.
"Makanlah, aku memasakkanmu mie ini karena hanya ada ini di dapurmu, dan hanya ini yang bisa aku buat setelah melihatmu memasak mie ini kemarin" ucap makhluk itu yang kembali dengan membawa semangkuk mie.
Eunbi tidak menjawab, namun semakin lama aroma pada mie itu semakin membuat Eunbi lapar, dan pada akhirnya dia bangun melihat satu mangkuk mie yang sudah berada di meja kamarnya. Dia terdiam sejenak lalu segera melahap habis mie yang telah dibuatkan oleh makhluk yang bahkan tak bisa dia lihat.
"Huahhh enaknya" ucap Eunbi setelah menghabiskan mienya.
"Terima kasih" singkat Eunbi lalu kembali ke tempat tidurnya.
Namun kali ini dia hanya duduk di ujung tempat tidurnya.
"Sebenarnya kau ini makhluk apa ? Mengapa aku harus diikuti olehmu ? Apa untungnya aku untuk dirimu ?" tanya Eunbi.
"Sudah kubilang aku tidak tahu aku ini apa, dan kenapa aku mengikutimu karena aku tertarik kepadamu, tapi kau jangan salah paham. Aku memang tertarik padamu, tapi aku tidak akan macam-macam kepadamu, aku cukup tahu diri. Aku hanya ingin melihatmu setiap hari, itu saja" jawab makhluk itu.
"Kau tidak mempunyai nama ?" tanya Eunbi.
"Tidak" jawab makhluk itu.
"Hmmm bagaimana kalau aku memberikanmu nama ? Karena aku bingung harus memanggilmu apa" ucap Eunbi.
"Memberikan nama ? Sungguh ?" ucap makhluk itu terdengar senang.
"Sebentar aku berpikir dulu, hmmmm ... " Eunbi berpikir dengan meletakkan jari telunjuk pada kepalanya.
"Hmmm ... Bagaimana kalauuu namamu .. Hyun- ummm Hyun Su !!” ucap Eunbi.
"Hyun Su ?? Benarkah ?? Ah terdengarnya bagus, hahaha aku menjadi makhluk aneh yang mempunyai nama sekarang, ngomong-ngomong apa artinya namaku ?" tanya makhluk itu yang kini telah mempunyai nama.
"Hyun Su itu artinya seseorang yang berumur panjang" jawab Eunbi.
"Hahaha kau berharap aku memiliki umur panjang ? Bahkan mungkin makhluk sepertiku tidak pernah tau apa itu kematian" ucap Hyun Su.
"Ais tidak begitu. Saat aku berpikir tadi memang ada sesuatu yang sedang aku pikirkan, dan muncullah nama itu di otakku, jadi agar tidak lama berpikir hanya untuk namamu saja, aku pakai nama itu yang memang sudah muncul di otakku" jawab Eunbi.
"Baiklaaahh baiklaaahh terserahmu saja" ucap Hyun.
"Oke intinya mulai sekarang aku akan memanggilmu Hyun Su atau Hyun saja, namun kau harus berjanji kau tak akan macam-macam kepadaku, terlebih karena aku tak bisa melihatmu, dan .. tunggu .. mengapa aku bisa mendengar suaramu, dan mengapa kita bisa saling menyentuh ??” ucap Eunbi.
"Aku pun tak tahu. Itulah salah satu alasan kenapa aku mengikutimu, karena ini suatu hal yang aneh bila seorang manusia bisa mendengar dan menyentuhku" ucap Hyun.
"Ah baiklah, mungkin nanti kita akan tahu jawabannya, dan semoga saja ini bukan suatu pertanda yang buruk untukku" ucap Eunbi sedikit khawatir.
"Tidak .. jangan sampai, aku akan melindungimu " ucap Hyun.
"Melindungiku ? Mengapa kau yakin sekali kau bisa melindungiku" ucap Eunbi.
"Anggap saja aku malaikat pelindungmu, aku akan menjadi berguna untukmu mulai sekarang" ucap Hyun.
Eunbi hanya tersenyum lalu kembali berbaring.
"Sial .. dia tersenyum kepadaku ?? Manis sekali !!! Hatikuuuu, hah memangnya aku mempunyai hati ??" batin Hyun yang merasa melayang karena senyuman yang diberikan oleh Eunbi.
"Kau boleh tidur di sampingku, ya .. walau kemarin-kemarin pun kau selalu tidur di sini tanpa izin dariku, namun sekarang aku izinkan" ucap Eunbi yang berbaring menyamping ke arah kiri.
Hyun tersenyum tanpa kata lalu dia ikut berbaring di samping Eunbi dengan menyamping ke arah kanan, tak lama kemudian Eunbi pun terlelap.
“Kenapa kau tega kepadaku !! Apa kau tidak tahu betapa aku menyayangimu hah ?? Atau memang kau tak pernah mencintaiku ?? Tapi kenapa kau selalu memberi perhatian kepadaku ?? Kau lembut kepadaku. Lalu apa artinya itu ? Tolong jangan gantung perasaanku ini !!”
“Kau tahu ?? Aku masih menunggumu .. aku mencintaimu ..”
Tiba-tiba saja Eunbi mengigau dengan kerasnya sambil menangis, itu membuat Hyun panik dan terkejut mendengarnya.
"Yak Eunbi !! Kau kenapa ? Apa kau bermimpi buruk ?? Yak Eunbi !! Bangunlah" Hyun berusaha membangunkan Eunbi.
"Aku mencintaimu !!!!!" tiba-tiba Eunbi Kembali berteriak lalu memeluk sosok yang bahkan tak dia lihat.
Hyun pun terkejut saat Eunbi memeluknya walau Eunbi tak bisa melihat dirinya, namun pelukan Eunbi tepat pada dekapan Hyun. Eunbi menangis di pelukannya, perlahan Hyun membalas pelukan Eunbi, namun saat Eunbi tersadar, dia merasakan pelukan hangat namun hanya bayangan dirinya saja yang terlihat. Eunbi melepaskan pelukannya.
"Hyun ?? Apa aku memelukmu ?? Atau kau tadi diam-diam memelukku ??" tanya Eunbi.
"Tadi kau bermimpi buruk dan menangis, aku membangunkanmu, lalu tiba-tiba kau memelukku" ucap Hyun.
Eunbi mengelus pipinya sendiri yang memang basah oleh air matanya, dan tiba-tiba Eunbi merasakan ada tangan halus yang menghapus air matanya.
"Sebaiknya kau tidur lagi, jangan pikirkan mimpimu tadi, apapun itu" ucap Hyun lalu Eunbi pun kembali berbaring dan menutup matanya lagi.
"Sebenarnya apa yang kau impikan ? Apa ada hubungannya dengan seseorang yang kau ceritakan saat kita berjalan tadi ? Siapa orang itu ? Begitu cintanya kah kau kepadanya ? Sungguh beruntungnya orang itu dicintai olehmu Eunbi. Andai saja aku manusia, andai saja aku bisa menggapaimu, andai saja kita berada di dimensi yang sama, akan kumiliki kau dengan sepenuhnya aku, tak akan pernah kusia-siakan kau. Namun apa daya, kita berbeda dimensi, kita tak sama, ada benteng yang tak mungkin aku lewati. Aku tak bisa menggapaimu, bahkan untuk memiliki rasa ini saja, rasanya sudah tak layak untukku" batin Hyun sambil melihat Eunbi yang membelakanginya.
"Pelukanmu .. mengapa aku merasa tenang saat memelukmu ? Walau bahkan melihatmu saja aku tak bisa, mengapa aku merasa nyaman ? Sungguh ini hal yang tidak wajar. Sudah seharusnya aku takut kepadamu, sudah seharusnya kau tak di sini bersamaku, namun mengapa rasanya itu semua tak berlaku ? Aku sudah tak merasakan takut lagi kepadamu. Kau bahkan sudah dua kali membantuku hari ini, tidak .. bahkan tiga kali, tiga kali kau melindungiku hari ini. Ya Tuhan apa ini ? Apa yang kau rencanakan ? Mengapa kau memberikan sesuatu hal yang tak masuk akal seperti ini ke dalam hidupku ?" batin Eunbi yang ternyata masih terbangun.
Dan entah berapa lama keduanya hanya bergelut pada lamunannya masing-masing, tanpa saling mengetahui bahwa saat itu mereka sama-sama sedang memikirkan satu sama lain.